BBM Pulau Obi Tak Lagi Mahal

Jimmy Wijaya
Sales Area Manager Retail Karawang PT. Pertamina Patra Niaga
Konten dari Pengguna
21 Desember 2020 14:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jimmy Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fuel Terminal Labuha menjadi supply point distribusi kedua SPBU 3T di Obi (Sumber : Yahoo)
zoom-in-whitePerbesar
Fuel Terminal Labuha menjadi supply point distribusi kedua SPBU 3T di Obi (Sumber : Yahoo)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu batu akik yang mencari incaran para kolektor adalah jenis akik obi. Akik ini menyimpan keunikan tersendiri dibanding batu akik pada umumnya. Pancaran kilau yang tampak elegan membuat obi cukup bersaing di pasar batu akik.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan namanya, mineral mulia yang menjadi buruan para pehobi batu itu berasal dari Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Pulau yang memiliki sejuta Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah.
Di sektor pertanian, Pulau Obi sebagai penghasil rempah dengan kualitas baik berupa cengkih, pala, juga lada. Sektor pertambangan juga tak kalah hebat. Ada nikel, emas, batubara, semen termasuk minyak bumi. Ini menunjukkan, bagaimana Tuhan menganugerahkan kekayaan alam yang tak ternilai untuk negeri kita tercinta.
Meski sebagai wilayah dengan kekayaan SDA, namun sayang, masyarakat yang mendiami pulau Obi keterbatasan dalam menikmati akses energi yang memadai. Khususnya energi BBM, selain sulit diperoleh, harga premium dan solar juga relatif mahal.
Harga premium di tingkat pengecer berkisar antara Rp 11 – 12 ribu rupiah. Kelangkaan dan tingginya harga jual di tingkat pengecer berimbas pada harga kebutuhan pokok yang serba mahal. Sumber Katadata menyebutkan, mahalnya BBM membuat tarif angkutan untuk rute Jikotamo ke Anggai mencapai Rp 50 ribu rupiah. Padahal jarak tempuh untuk kedua wilayah tersebut hanya 8 kilometer.
ADVERTISEMENT
Bahkan, di waktu tertentu harga BBM bisa lebih tinggi lagi hingga Rp 20 ribu per liter karena pasokan terkendala cuaca buruk. Jika musim gelombang laut tinggi, baik nelayan, kapal penumpang termasuk pengangkut BBM tidak melakukan pelayaran melintasi perairan Halmahera Selatan. Pertanyaannya, jika masyarakat sudah membeli premium atau solar dengan harga tinggi, bagaimana dengan kebutuhan rumah tangga lainnya? Tentu situasi ini cukup memprihatinkan.
Kendati pasokan BBM telah dioptimalkan Pertamina, namun faktor infrastruktur yang menjadi kendala. Seperti wilayah yang belum tersentuh akses BBM murah, pulau Obi juga belum memiliki infrastruktur penyalur untuk mengakomodir kebutuhan energi masyarakat setempat. Karena tidak alternatif pilihan lain, masyarakat terpaksa membeli BBM dengan harga berlipat kali di penjual eceran yang menggunakan botol atau jeriken.
ADVERTISEMENT
Menurut tokoh masyarakat pulau Obi, walaupun di pulau itu sudah memiliki SPBU namun kebutuhan energi tetap saja defisit. SPBU yang ada sebelumnya berjarak jauh sehingga masyarakat sulit mencapai BBM di SPBU.
***
Energi Berkeadilan Obi
Masyarakat Obi telah melewati masa-masa tersulit memperoleh akses BBM murah dan mudah diperoleh. Kini, pulau yang dikenal sebagai salah satu penghasil rempah itu menikmati pasokan premium dan solar untuk kebutuhan sehari-hari. Tanpa perlu antrian panjang dan yang paling penting tidak lagi mahal.
Guna memaksimalkan distribusi energi BBM untuk masyarakat Indonesia timur termasuk Obi, Pertamina melalui Kementerian ESDM bersama BPH Migas membangun dua lembaga penyalur di wilayah tersebut. Melalui program BBM Satu Harga, SPBU 3T itu masing-masing dipusatkan di Desa Waringin Kecamatan Obi Utara dan Desa Wayaloar Kecamatan Obi Selatan.
ADVERTISEMENT
Lembaga penyalur satu harga di Obi diresmikan 12 Desember lalu, bersama 44 SPBU lainnya yang dipusatkan di Pertamina Fuel Terminal Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ini sekaligus menjadi evidence bahwa sepanjang tahun 2020, Pertamina telah merealisasikan 83 lokasi yang tersebar di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) di seluruh Indonesia.
Dengan kehadiran SPBU program satu harga yang merupakan instruksi langsung dari Presiden Republik Indonesia, Pulau Obi perlahan menuju kemandirian energi. Kebutuhan BBM untuk masyarakat umum dan transportasi massal tidak perlu lagi merogoh kocek lebih dalam.
Sama seperti di kota besar dan pulau jawa, harga premium di Obi dapat ditebus dengan harga Rp 6.450 dan solar Rp 5.150. Inilah harga wajar yang sekian lama dinantikan masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Meski konstruksi bangunan SPBU tampak sederhana yang ditunjang satu unit fuel dispenser, namun pasokan BBM subsidi dan penugasan, stoknya akan selalu terjaga. Tak hanya untuk kebutuhan transportasi yang terbantu, hadirnya BBM murah ikut mendorong penetrasi industri pertanian, kelautan dan industri rumahan skala kecil lainnya di daerah itu.
Fuel Terminal Labuha menjadi supply point distribusi kedua SPBU. Dari SPBU yang berada di Obi Selatan jarak tempuh dari supply point mencari 230 kilometer. Sementara Obi utara jaraknya 113 kilometer. Kedua SPBU disuplai menggunakan moda transportasi laut.
BBM Satu Harga dan Pertumbuhan Ekonomi
Untuk menyamakan persepsi, tujuan dari eksekusi program BBM Satu Harga adalah untuk menyeragamkan harga BBM yang disubsidi melaui APBN yaitu solar dan harga BBM penugasan yaitu premium Research Octane Number (RON) 88. Sementara, jenis lain seperti pertamax, pertalite, dexlite dan sejenisnya harganya diatur berdasarkan skema keekonomian.
ADVERTISEMENT
Kembali ke persoalan BBM Satu Harga, dimana sebarannya terbanyak di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua. Melalui program tersebut, Pemerintah RI fokus utamanya adalah mewujudkan energi berkeadilan guna menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Artinya, bahwa wilayah-wilayah yang selama ini sulit menggerakkan perekonomian dengan baik, bertahap memasuki fase ekonomi baru. Karena ketersediaan BBM semakin mudah diakses dengan harga yang wajar. Itu sekaligus menciptakan rasa optimis bagi pelaku usaha, khususnya bagi Pelaku Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) menciptakan revenue yang lebih baik.
Catatan pentingnya adalah, wilayah pelosok dan terpencil yang menjadi fokus utama pemerintah dapat maju dalam upaya pembenahan kesejahteraan masyarakat. Output program BBM Satu Harga akan mendorong wilayah 3T yang sebelumnya agak mengalami ketertinggalan menjadi wilayah-wilayah baru produktif mandiri yang memberikan kontribusi peningkatan taraf perekonomian.
ADVERTISEMENT