Bawang Putih Impor Mahal, Pembeli Mulai Beralih ke Produk Lokal

3 Juli 2017 15:00 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bawang Putih Impor China (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bawang Putih Impor China (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
ADVERTISEMENT
Harga bawang putih impor asal China belum juga turun pasca Lebaran. Misalnya para pedagang di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang masih menjualnya dengan harga rata-rata Rp 70.000/kg.
ADVERTISEMENT
Para pedagang menyebut tingginya harga bawang putih impor disebabkan karena stok yang terbatas. Mereka sendiri mendapatkan bawang putih impor dari pedagang besar di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.
Mahalnya harga bawang putih impor ternyata membuat berkah bagi bawang putih lokal. Karena harganya lebih murah, bawang putih lokal asal Temanggung, Jawa Tengah diburu oleh para pembeli. Bawang putih asal Temanggung hanya dibanderol Rp 30.000-40.000/kg.
"Pembeli lebih suka yang bawang putih ini kan harganya relatif murah. Kalau yang putih bersih itu yang dari China itu biasanya yang beli menengah ke atas dan rumah makan, mungkin ibu rumah tangga lebih suka yang biasa, soalnya rasanya juga sama, fungsinya kan juga buat bumbu penyedap," ungkap salah satu pedagang bawang putih di Pasar Minggu, Ratna kepada kumparan (kumparan.com), Senin (3/7).
Bawang Putih Lokal asal Jawa Tengah (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bawang Putih Lokal asal Jawa Tengah (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sayangnya menurut Ratna, bawang putih lokal memiliki penampilan lebih kusam dibandingkan bawang putih impor. Namun dari segi rasa hampir sama.
"Yang membedakannya itu warna bawangnya kalau bawang putih impor itu lebih bersih putih, kalau yang kualitas biasa itu lebih kusam warnanya, untuk ukuran sama saja, biasanya pedagang dan pembeli cara bedainnya seperti itu, untuk rasa juga masih sama," paparnya.
Ratna menyatakan seluruh bawang putih lokal ini didatangkan dari Temanggung, Jawa Tengah. Mereka membelinya dari Pasar Induk Kramat Jati.
"Saya juga nyetoknya dari Kramat Jati," sebut Ratna.