news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Benarkah Mal di Jakarta Sepi Pengunjung dan Banyak Kios yang Tutup?

20 April 2017 14:35 WIB
ADVERTISEMENT
Situasi mall Senayan City (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Destinasi belanja di Singapura kini berada di situasi yang tidak menyenangkan. Beberapa kios di mal-mal besar Singapura tutup. Penyebabnya, selain jumlah pengunjung yang turun, harga sewa kios juga cukup mahal. Kini mal-mal di Singapura bahkan terancam bangkrut.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan kondisi mal di Jakarta? Benarkah sepi pengunjung dan banyak kios yang juga tutup?
Kumparan (kumparan.com) mencoba mendatangi sebuah mal di kawasan Jakarta Pusat, yakni Senayan City. Tepat pukul 10.00 WIB, jumlah pengunjung memang relatif sepi. Bahkan, beberapa gerai belum semuanya buka. Namun saat jam makan siang, sekitar pukul 12.00 WIB, banyak pengunjung memadati sejumlah restoran di Senayan City.
Memasuki area Lower Ground (LG), terlihat sejumlah kios makanan dan minuman berjajar rapi. Naik satu lantai ke Ground, beberapa kios fashion ternama dunia juga hadir mengisi lantai tersebut, bahkan hingga ke lantai paling atas mal. Pihak pengelola sepertinya memang memikirkan konsep tersebut secara matang.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, sejumlah kios sedang diperbaiki. Ada juga beberapa kios baru yang segera buka di awal bulan depan.
Kondisi mall Senayan City (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Assistan Manager Public Relation and Customer Relations Senayan City Elsi Adianti mengatakan, jumlah pengunjung Senayan City tahun ini relatif stabil dengan tahun lalu, degan kata lain stagnan. Meski ia tak menyebutkan angka pastinya, namun menurutnya hal tersebut bisa dilihat dari jumlah kios yang terus bertambah.
"Jumlah pengunjung kami relatif stabil, karena kalau dilihat dari jumlah tenant pun kami terus bertambah, antrean tenant sampai akhir tahun ini full," ujar Elsi kepada kumparan (kumparan.com) di Management Office Senayan City, Jakarta, Kamis (20/4).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut ia mengatakan, apa yang dialami mal di Singapura juga terjadi di Senayan City. Namun dengan berbagai strategi yang dilakukan pengelola, hal tersebut dapat diminimalisir.
"Tak bisa dipungkiri memang mempengaruhi, tapi itu kan dari segi fashion ya. Sekarang orang kalau beli barang, enggak usah deh di Singapura, di Jakarta saja. Kami juga melakukan berbagai strategi, misalnya kami remapping tenant di sini, bisa dilihat, kalau LG itu kami khususkan untuk food and beverages, Ground untuk fashion luxury, dan sebagainya," jelasnya.
Beberapa Gerai yang Segera Buka di Senayan City. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Selain itu, pihaknya juga menyeleksi beberapa tenant yang akan mengisi kios Senayan City. Salah satunya dengan melihat pasar dan trend yang ada saat ini.
ADVERTISEMENT
"Karena sebelum masuk di Sency, biasanya kami seleksi dulu, bagaimana marketnya, sudah banyak kah buka di mal lain di Jakarta, trennya di luar negeri seperti apa tenant tersebut, dan masih banyak lainnya," katanya.
Elsi yakin, pengunjung mal di Jakarta tak akan sepi. Sebab, budaya masyarakat Indonesia, Jakarta khususnya, masih gemar nongkrong.
"Sekarang orang kalau libur sehari, larinya ke mal, cari makan di mal, untuk sekadar ngobrol, itu udah jadi budaya, kayaknya susah ya kalau hilang," pungkasnya.