BI: Masyarakat RI Belum Banyak Mengerti Tentang Ekonomi Syariah

7 November 2017 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembukaan Acara ISEF ke-4 di Surabaya (Foto: Dok. Humas Bank Indonesia (BI))
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan Acara ISEF ke-4 di Surabaya (Foto: Dok. Humas Bank Indonesia (BI))
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri halal dan keuangan syariah di dunia memiliki prospek yang cukup besar. Bank Indonesia memperkirakan volume industri halal dan keuangan syariah global di tahun 2021 mencapai 6,38 triliun dolar AS.
ADVERTISEMENT
Potensi ini harusnya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia mengingat mayoritas penduduknya beragama Islam. Sayangnya sampai saat ini, masyarakat Indonesia belum banyak mengerti tentang ekonomi syariah.
"Pengetahuan dalam memahami konsep ekonomi syariah itu masih sangat minim, ditambah keterbatasan modal usaha yang masih sangat kurang,” ujar Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi saat saat membuka acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-4, di Grand City, Kota Surabaya, Selasa (7/11).
Rosmaya menilai, pemerintah kini tengah meningkatkan peran ekonomi syariah dalam membangun perekonomian nasional. Misalnya dengan membentuk Lembaga Mikro Keuangan (LMK) Syariah. Hanya saja LKM Syariah juga dihadapkan oleh sejumlah persoalan misalnya prosedur pelaporan keuangan yang terlalu ketat. Tantangan lainnya adalah manajemen LKM Syariah yang masih menggunakan cara-cara tradisional.
Pembukaan Acara ISEF ke-4 di Surabaya (Foto: Dok. Humas Bank Indonesia (BI))
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan Acara ISEF ke-4 di Surabaya (Foto: Dok. Humas Bank Indonesia (BI))
"Manajemen tradisional itu artinya belum memiliki business plan yang matang serta masih rentan akan intervensi pengurus," imbuh Rosmaya.
ADVERTISEMENT
Mengenai pembiayaan pinjaman, Rosmaya mengatakan, LKM Syariah belum memiliki lembaga sejenis Lembaga Penjamin Syariah (LPS). "Ini tak memungkiri persaingan semakin ketat dengan perbankan terutama dalam hal pembiayaan,” ucapnya.
Kendati memiliki banyak tantangan, Rosmaya optimistis LKM Syariah di Indonesia bisa tumbuh dan berkembang. Menurut catatannya, LKM Syariah di Indonesia sempat mengalami pertumbuhan yang pesat pada periode 2003 hingga 2013. LKM Syariah seperti Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) bahkan sempat tumbuh di kisaran 40% hingga 50%, namun kemudian mengalami penurunan 5 tahun belakangan.
"Dalam 5 tahun terakhir ini, lembaga keuangan mikro khususnya nonbank yang berbasis syariah menghadapi tantangan baik dari sisi pendanaan maupun penyaluran pembiayaan," jelasnya.