BUMD Ini Bangun TOD Rp 3 T di Kawasan Terminal MRT Lebak Bulus

22 November 2017 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apartemen Kiki Hasibuan yang digeledah polisi.  (Foto: Dok. kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Apartemen Kiki Hasibuan yang digeledah polisi. (Foto: Dok. kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov DKI Jakarta, PD Pembangunan Sarana Jaya, akan membangun kawasan Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Terminal MRT Lebak Bulus. Untuk itu, PD Pembangunan Sarana Jaya berkolaborasi dengan salah satu perusahaan konstruksi, PT Totalindo Eka Persada Tbk.
ADVERTISEMENT
Pembangunan kawasan TOD ini terdiri atas 3 unit tower apartemen, perkantoran, dan area komersial seperti ritel. Proyek ini berdiri di atas lahan seluas 1,8 hektare dengan total nilai proyek mencapai Rp 3 triliun. Adapun rencana pembangunan proyek ini akan dimulai di akhir tahun 2018 atau paling cepat mulai pertengahan tahun depan.
"Pembangunan kami targetkan bisa selesai dalam 3 tahun dan pemasaran akan langsung dimulai saat pembangunan," ungkap Direktur Utama PD Sarana Jaya Yoory Pinontoan saat jumpa pers di Gedung BEI, kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta, Rabu (22/11).
Flat/apartemen di penjuru kota (Foto: Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Flat/apartemen di penjuru kota (Foto: Dok. Pribadi)
Nantinya, PD Pembangunan Sarana Jaya akan memegang kendali di proyek ini sebesar 51%, sedangkan 49% lainnya dipegang oleh PT Totalindo Eka Persada Tbk. Untuk unit apartemen akan dijual dengan harga kisaran Rp 38 juta/meter persegi.
ADVERTISEMENT
Yoory menyatakan proyek ini memang membidik kalangan menengah ke atas. Dia menargetkan penjualan seluruh segmen bisa mencapai Rp 3,3 triliun. "Kami memang didorong untuk bisa mengembangkan kawasan TOD,” sebutnya.
Dengan konsep TOD, ke depannya masyarakat akan dimanjakan dengan beragam fasilitas antara lain zona komersial yang terdiri dari tempat usaha seperti restoran, kafe dan toko ritel modern serta tradisional. Untuk transportasi, mereka akan dihubungkan dengan Mass Rapid Transit (MRT).
"Karena orang kan tidak mungkin lagi macet-macetan. Ada office, apartemen, dan ritel menjadi satu di situ. Masyarakat bisa lebih produktif,” timpal Direktur Utama PT Totalindo Eka Persada Tbk Donald Sihombing di tempat yang sama.