Fenomena Susutnya Gerai 7-Eleven Dimulai Tahun 2015

28 Februari 2017 14:31 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
7 Eleven di dekat Kampus UNAS ditutup. (Foto: Mustaqim Amna/kumparan)
Toko kelontong (convenience store) 7-Eleven telah hadir di Jakarta sejak tahun 2009 lalu. Waralaba yang berbasis di Dallas, Texas, Amerika Serikat itu dikelola oleh PT Modern Putra Indonesia (MPRI).
ADVERTISEMENT
MPRI memperoleh hak dan lisensi dari 7-Eleven, Inc untuk mengembangkan dan mengoperasikan gerai 7-Eleven di Pulau Jawa, Indonesia untuk masa 20 tahun dan masa perpanjangan kontrak 10 tahun. Sejak pertama kali hadir, gerai 7-Eleven tumbuh dan berkembang.
Mengutip data perusahaan, di tahun 2009, 7-Eleven baru memiliki gerai 1 unit. Kemudian bertambah cukup signifikan di tahun 2010 menjadi 21 unit. Di tahun 2011, jumlah gerai kembali bertambah menjadi 57 unit dan naik lagi di tahun 2012 menjadi 117 unit.
Di tahun 2013, gerai 7-Eleven kembali bertambah menjadi 150 unit. Puncaknya terjadi di tahun 2014 di mana 7-Eleven memiliki 190 unit.
7 eleven dekat kampus UNAS ditutup. (Foto: Mustaqim Amna/kumparan)
Namun, keadaan terbalik terjadi di tahun 2015. Jumlah gerai yang dimiliki 7-Eleven susut 2 unit menjadi 188 unit. Hal tersebut berlanjut di tahun 2016 lalu, jumlah gerai 7-Eleven kembali susut menjadi 175 unit.
ADVERTISEMENT
Susutnya jumlah gerai 7-Eleven mempengaruhi kinerja induk perusahaan 7-Eleven, PT Modern International Tbk (MDRN). Di kuartal III tahun 2016, penjualan MDRN anjlok 31 persen dari Rp 962,80 miliar menjadi Rp 660,67 miliar.
Sementara itu di tahun lalu, perseroan juga mengalami kerugian Rp 162,02 miliar. Padahal di tahun 2015, MDRN memperoleh laba Rp 11,77 miliar. Nilai ekuitas perusahaan juga turun dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,1 triliun. Begitu juga nilai aset turun dari Rp 2,4 triliun menjadi Rp 2,3 triliun.