news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Induk 7-Eleven Banting Setir Garap Bisnis Percetakan dan Kesehatan

14 Juli 2017 14:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sevel di Mangga Besar (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sevel di Mangga Besar (Foto: Nadia Riso/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Modern Internasional Tbk (MDRN) memutuskan untuk menutup seluruh gerai 7-Eleven pada 30 Juni lalu. Perseroan beralasan, pemberhentian operasi Sevel adalah untuk menyelamatkan unit bisnis lainnya.
ADVERTISEMENT
Komisaris MDRN, Donny Sutanto mengatakan, sebelum diputuskan merugi memang perseroan memfokuskan sebagian besar bisnisnya di bidang convenience store.
"Ini juga proses bisnis. Ibaratnya kami punya lima jari, satu sakit. Tapi satu kita harus potong, supaya empatnya bisa hidup," jelas Donny saat konferensi pers di Kantor Perseroan, Jalan Matraman Raya No. 12, Jakarta, Jumat (14/7).
Menurut laporan keuangan konsolidasian MDRN kuartal I-2017 (tidak diaudit), perusahaan ini masih mengalami kerugian sebesar Rp 447,9 miliar. Angka tersebut berbanding terbalik dengan kondisi perseroan di kuartal I-2016 yang masih mampu membukukan laba sebesar Rp 21,3 miliar.
Adapun total liabilitas (kewajiban) MDRN di kuartal I-2017 mencapai Rp 1,38 triliun sedangkan total asetnya mencapai Rp 1,57 triliun. Jika dibagi rasio solvabilitas MDRN adalah 0,88 kali. Kewajiban itu sebagian besar dari Sevel.
ADVERTISEMENT
"Yang paling memberatkan kami pembayaran bunga dan pokok bunga ini yang membuat modal kerja kita tergerus. Sehingga tidak bisa melanjutkan operasional. Bunga kita juga kontribusi terbesar pinjaman dari bisnis Sevel," jelas Donny.
Setelah penutupan Sevel, perseroan akan fokus mengembangkan dua lini bisnis lain yang sudah dijalankan sebelum mengelola waralaba 7-Eleven. Perseroan membawahi distributor peralatan kesehatan medis di bawah merek Shimadzu dan Sirona Dental Imaging. Adapun lini usaha distribusi document management solution merek Ricoh dan Fujifilm dijalankan oleh entitas anak MDRN PT Modern Data Solusi.
"Bisnis kesehatan dan percetakan cukup baik potensinya. Mereka bukan jelek tapi tidak punya kesempatan untuk berkembang lebih lanjut karena semua fokus di Sevel. Rencana pengembangan ini sedang kami susun," ujar Donny.
ADVERTISEMENT
Seven Eleven ditutup. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seven Eleven ditutup. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Direktur MDRN, Julius Williyadi menambahkan, untuk bisnis kesehatan ini akan fokus pada digital imaging yang akan didistribusikan ke rumah sakit, seperti CT-scan dan radiologi. Perseroan sudah bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit, seperti Klinik Prodia dan Siloam.
"Dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan taraf hidup tentu orang akan lebih peduli dengan kesehatan. Selama ini memang sudah ada beberapa penawaran untuk medical imaging, tapi tidak sempat kita kembangkan lebih lanjut," papar Julius.
Sementara untuk bisnis percetakan atau document solution, perseroan juga melihat potensi besar. Perusahaan akan menyasar kebutuhan kantor seperti fotokopi dan solusi untuk document management.
Sayang, ia tidak menyebutkan jumlah investasi yang disiapkan untuk mengembangkan dua lini bisnis ini karena masih dalam perencanaan.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, dalam dua tahun terakhir, MDRN mengantongi penjualan sebesar Rp 1,23 triliun pada 2015 dan Rp 891,42 miliar pada 2016. Tanpa memperhitungkan penjualan barang dagangan dan jasa produk 7-Eleven, pendapatan MDRN menjadi sebesar Rp 341,88 miliar pada 2015 dan Rp 189,6 miliar pada 2016.
Dari total penjualan tersebut, kontribusi penjualan alat kesehatan mencapai 13,14 persen atau senilai Rp 117,18 miliar pada 2016. Kontribusi penjualan alat kesehatan itu meningkat dibandingkan dengan capaian 2015 yang tercatat sebesar 10,27 persen atau senilai Rp 126,22 miliar.