Jokowi Bakal Pasang Panel Surya di 2.500 Desa

11 April 2017 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Menteri Jonan dalam konferensi energi Indonesia. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
Presiden Joko Widodo telah meneken Peraturan Presiden (Perpres) tentang pemasangan panel surya (solar panel) untuk daerah terpencil.
ADVERTISEMENT
Dalam Perpres itu disebutkan, pemerintah akan mengaliri listrik berteknologi panel surya untuk 2.500 desa terpencil di Indonesia. Dengan peraturan baru ini, paling tidak sekitar 450.000 keluarga bisa mendapatkan akses listrik.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan, pemasangan panel surya ini merupakan tindak lanjut pemerintah atas pencabutan subsidi listrik untuk pelanggan golongan 900 volt ampere (VA). Anggaran subsidi tersebut telah dialihkan untuk pemasangan panel surya di tempat terpencil yang belum terjangkau listrik.
"Presiden telah menandatangani Perpres untuk memasang solar panel setidaknya untuk 2.500 desa yang tidak terjangkau listrik saat ini," kata Jonan saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (11/4).
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Foto: Pixabay)
Jonan memaparkan, hingga saat ini masih ada 10.000 desa atau 15 juta masyarakat di Tanah Air yang belum menikmati listrik dengan layak. Oleh karena itu, mantan Menteri Perhubungan ini ingin agar program mengaliri listrik untuk desa-desa tersebut harus terealisasi.
ADVERTISEMENT
"Setidaknya, pada 2019 atau 2020 sebanyak 2.500 desa sudah harus terang," tuturnya.
Dengan kebijakan ini, setiap dua rumah tangga akan mendapatkan satu panel surya yang bisa digunakan bersama-sama. Pemasangan panel surya ini diharapkan akan membantu target tambahan daya listrik sebesar 20.000 megawatt (MW) pada 2019.
Penggunaan tenaga surya untuk listrik ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan bauran energi 2025 di mana energi baru terbarukan (EBT) ditargetkan mencapai 22,6 persen atau naik dari target sebelumnya 19,6 persen. Sementara batu bara ditargetkan 50,4 persen, gas 26,6 persen, dan BBM sebanyak 0,4 persen.