Jonan dan Dirut PLN Belum Terima Surat dari Sri Mulyani

27 September 2017 20:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Surat dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal keuangan PLN yang sudah dikirim sejak 19 September 2017 dan bocor ke publik kemarin ternyata belum sampai ke tangan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
ADVERTISEMENT
"Saya belum terima suratnya," kata Jonan dalam diskusi di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (27/9).
Sementara itu di tempat yang sama, Direktur Utama PLN, Sofyan Basir yang namanya tertulis dalam tembusan surat juga mengaku belum menerimanya secara langsung. Surat tersebut sudah sampai di sekretariat PLN, tapi belum sampai ke Sofyan.
"Saya terima suratnya kemarin sore tapi belum baca," ujarnya.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir  (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PLN Sofyan Basir (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Surat tersebut berisi peringatan dari Sri Mulyani kepada Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno terkait risiko keuangan yang dihadapi PLN. Sri Mulyani khawatir PLN gagal bayar utang karena pertumbuhan penjualan listrik yang rendah, tarif listrik yang tidak boleh naik, subsidi listrik turun. Sementara di sisi lain PLN harus menggenjot program 35.000 MW yang membutuhkan biaya investasi besar.
ADVERTISEMENT
Terkait surat ini, Jonan dan Sofyan Basir sama-sama menegaskan bahwa keuangan PLN sehat walafiat. PLN tak pernah gagal membayar utang, plafon untuk mengambil utang juga masih besar.
"Kewajiban kita enggak pernah default, cash kita kuat. Kita punya plafon stand by loan di perbankan Rp 30 triliun, cukup sekali, enggak pernah full dipakai. Kita bisa pinjam sampai Rp 2.000 triliun sekarang ini," tegas Sofyan.
Ia menyebutkan, sekarang aset PLN Rp 1.300 triliun, equity Rp 900 triliun, total utang Rp 300 triliun, cash di tangan Rp 63 triliun, serta stand by loan Rp 30 triliun. Sofyan mengaku heran dengan kekhawatiran terhadap kondisi keuangan PLN. Sebab, tidak ada kreditur yang mempermasalahkan kondisi keuangan PLN.
ADVERTISEMENT
"Enggak ada risiko terhadap keuangan negara, enggak ada kreditur yang mempersoalkan, rating kita terbaik," tandasnya.