Kembangkan Aplikasi dan Peremajaan Armada, Blue Bird Siapkan Rp 1 T

4 April 2017 11:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Luhut Pandjaitan dan Budi Karya naik Go Blue Bird. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
Perusahaan taksi terbesar di Indonesia, PT Blue Bird Tbk (BIRD) siap melanjutkan ekspansi bisnis. Sebelumnya, Blue Bird telah meresmikan kerja sama dengan Go-Jek, untuk pemesanan taksi melalui layanan perusahaan transportasi online tersebut, melalui layanan Go-Car.
ADVERTISEMENT
Meskipun bisnis taksi reguler sempat tertekan karena maraknya penyedia transportasi online, yaitu Go-Jek, Grab dan Uber, Blue Bird masih optimistis bisa mengembangkan bisnisnya. Salah satunya mengambil peluang dalam pengembangan aplikasi online, yaitu My Blue Bird.
"Tentunya untuk aplikasi Go-Car dan My Blue Bird memiliki keunggulan masing-masing. Kalau Go-Car kan tidak punya regular taksi, lalu Blue Bird juga menyediakan layanan penyewaan (rental) car yang bisa di atur waktunya dihitung per jam. Blue Bird sendiri juga jangkauannya luas, memberikan kemudahan, ada pangkalan Blue Bird di tempat-tempat strategis, seperti mal," ungkap Kepala Hubungan Masyarakat Blue Bird Group Teguh Wijayanto kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (4/4).
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata Teguh, perusahaan juga akan mengadakan promosi-promosi untuk pengguna aplikasi My Blue Bird, seperti diskon dalam periode tertentu.
Sedangkan menurut Investor Relation Blue Bird Michael Tene, perseroan tahun ini menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1 triliun. Adapun tahun ini perseroan fokus untuk mengembangkan diversifikasi saluran-saluran pemesanan terhadap taksi regular Blue Bird, antara lain yang sudah dilakukan adalah kerja sama dengan Go-Jek.
Untuk aplikasi MyBlueBird, perseroan berencana mengembangkan fitur Easy Ride yang memungkinkan pelanggan membayar secara non tunai meskipun memesan Blue Bird melalui pemberhentian di pinggir jalan, tanpa memesan di aplikasi.
Kerja sama Gojek dan Blue Bird. (Foto: David Pratama/kumparan)
Selama ini, pembayaran non tunai hanya dimungkinkan bila memesan Blue Bird melalui aplikasi. Fitur tersebut akan diluncurkan pada kuartal kedua tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, perseroan juga akan membuka pemesanan semua layanan Blue Bird melalui aplikasi My Blue Bird, termasuk bus, Limousine dan mobil sewa Golden Bird," kata Michael.
Selain itu, belanja modal tahun ini juga akan dialokasikan untuk peremajaan armada. Akan ada sekitar 4.000-an armada Blue Bird yang akan diremajakan tahun ini dengan anggaran antara Rp 150 juta hingga Rp 180 juta per unit, atau berkisar antara Rp 600 miliar hingga Rp 720 miliar.
Blue Bird juga belum akan meningkatkan jumlah armada taksi yang saat ini sekitar 26.000 unit. Begitu juga dengan armada bus yang sekitar 600 unit, Silver Bird sekitar 1.000 unit, dan mobil rental sekitar 5.000 unit.
ADVERTISEMENT
Namun Michael belum bisa membeberkan potensi kenaikan keuntungan dari pengembangan aplikasi tersebut. Ia hanya berharap tingkat utilisasi tahun ini tentu bisa meningkat sedikit dari posisi tahun lalu yang sekitar 70 persen. Namun, hal tersebut mungkin baru bisa berdampak pada pendapatan beberapa tahun ke depan.
Bisnis Blue Bird memang cukup tertekan dengan kehadiran transportasi online. Laba bersih perseroan sepanjang Januari-September tahun lalu tercatat Rp 360,8 miliar, atau turun 42,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pendapatan juga turun 10 persen menjadi Rp 3,6 triliun, padahal pada 2015 perseroan bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan secara year-on-year (yoy) hingga 17,6 persen.