Komponen Mesin Pesawat R80 Masih Impor, Pilihannya Kanada dan Inggris

28 September 2017 20:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat R80. (Foto: regio-aviasi.co.id)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat R80. (Foto: regio-aviasi.co.id)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pesawat R80 rancangan Mantan Presiden BJ Habibie direncanakan akan diproduksi massal pada tahun 2024. Saat ini, PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan produsen pesawat R80 telah rampung melakukan tahap desain awal pesawat R80 dan tengah melakukan pendanaan pengembangan prototype pesawat.
ADVERTISEMENT
Dalam melakukan desain awal, PT RAI telah merencanakan penggunaan mesin pesawat R80 buatan Kanada dan Inggris. Direktur Utama PT RAI, Agung Nugroho mengatakan ada dua kandidat mesin yang akan digunakan, yakni mesin Pratt & Whitney buatan Kanada dan mesin buatan Rolls Royce buatan Inggris.
"Ada dua kandidat, satu dari Amerika, Kanada tepatnya Pratt & Whitney dan juga Rolls Royce, Inggris. Itu jelas yang dibutuhkan oleh R80, harus disesuaikan dengan kebutuhan energi yang menopang R80," ujar Agung saat ditemui di kediaman BJ Habibie, Jalan Patra Kuningan XIII, Setiabudi, Jakarta, Kamis (28/9).
Kendati demikian, Agung berkeinginan untuk melakukan alih teknologi dalam pengembangan prototype pesawat R80 ke dalam negeri. Menurutnya komponen pesawat lainnya dapat diproduksi di Indonesia.
Penggalangan Dana Prototype Pesawat R80 (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penggalangan Dana Prototype Pesawat R80 (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
"Kita sangat mendorong ahli teknologi Indonesia karena kita membangun bukan hanya R80 tetapi juga ekosistemnya. Terbentang dari pembuatan pesawatnya kemudian suppliernya dan regulatornya. Kita mendorong industri supply pesawat untuk ikut mendorong supplier asing dengan industri lokal,” imbuh Agung.
ADVERTISEMENT
Untuk tahap awal produksi, Agung mengatakan PT Dirgantara Indonesia (DI) akan membantu memberikan fasilitas produksi pesawat R80. Kemudian, produksi akan dilakukan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, jika bandara tersebut telah rampung.
"Prototype dibuat sampai assembly di PTDI. Kalau Kertajati siap ya produksinya sudah bisa di Kertajati. Kalau belum siap di PTDI sampai flight test selesai," terang Agung.
Sebagai informasi, hingga saat ini beberapa maskapai dalam negeri telah tertarik membeli pesawat R80, seperti Kalstar, Nam Air, Trigana Air, dan Aviastar. Total permintaan telah mencapai 155 unit.
Rencananya prototype Pesawat R80 akan diujiterbangkan pada tahun 2020. Setelah melewati proses sertifikasi, R80 baru akan diproduksi secara massal pada tahun 2024 dalam melayani penerbangan jarak pendek-menengah.
ADVERTISEMENT