Luhut: Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar Mau Bangun LRT

19 September 2017 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
LRT Jabodebek (Foto: Dok. PT Adhi Karya (Persero) Tbk)
zoom-in-whitePerbesar
LRT Jabodebek (Foto: Dok. PT Adhi Karya (Persero) Tbk)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi terus dikebut pengerjaannya. Proyek ini ditargetkan rampung tahun 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Saat ini progres pembangunan konstruksi fisik sudah mencapai 18-19% dan sudah menelan anggaran sebesar Rp 4 triliun. Proyek LRT Jabodebek memiliki tiga lintasan dengan total jarak sepanjang 43,6 km.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebut pembangunan LRT Jabodebek masih terus berjalan dan tidak mengalami hambatan apapun.
"Enggak ada masalah sih, karena ini kan barang baru jadi ada beberapa aturan yang kurang. itu saja. Kalau lain-lain enggak ada," sebut Luhut saat ditemui di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/9).
Light Rail Transit (LRT) (Foto: Dok. PT INKA)
zoom-in-whitePerbesar
Light Rail Transit (LRT) (Foto: Dok. PT INKA)
Menurut Luhut, proyek LRT Jabodebek juga menjadi indikator keberhasilan pemerintah menyediakan sarana transportasi yang nyaman dan aman. Setelah Jakarta, proyek LRT juga akan dibangun di Bandung dan Surabaya dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
"Malah kita minggu-minggu depan mau mengundang Pemda Bandung dan Surabaya, mau bikin LRT supaya belajar atau lesson and learn dari yang sudah kita kerjakan. Jangan mengulangi kesalahan yang pernah dibuat di sini," katanya.
Luhut mencatat, selain Bandung dan Surabaya ada beberapa provinsi lain yang ingin membangun LRT. Misalnya Medan dan Makassar.
"Yang ingin invest itu Bandung, saya dengar juga Surabaya, Makassar dan Medan," ucapnya.
Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Luhut juga menyatakan agar tidak memberatkan APBN atau APBD, proyek LRT bisa dikerjakan oleh swasta dengan skema Public Private Partnership (PPP). Cara ini dianggap Luhut sangat menguntungkan.
"Ya memang harus begitu dong yang benar," jelasnya.