news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Petani Tebu: Harga Gula yang Realistis Rp 14.000/Kg Bukan Rp 12.500/Kg

18 Januari 2017 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Gula, musuh utama penderita diabetes. (Foto: Thinkstock)
Petani tebu menilai Harga Eceran Tertinggi (HET) gula konsumsi yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebesar Rp 12.500/kg belum pas. Dari perhitungan antara Biaya Pokok Produksi (BPP) dan Harga Pokok Penjualan (HPP) angka yang realistis adalah Rp 14.000/kg.
ADVERTISEMENT
"Yang realistis ya pada angka Rp 14.000/kg," ungkap Sekjen Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) M Nur Khabsyin kepada kumparan, Rabu (18/1).
Perhitungan harga HET saat ini mengacu pada besaran HPP ditambah margin distribusi. Sedangkan dasar penentuan HPP adalah dari BPP ditambah margin untuk petani.
Ilustrasi gula (Foto: Pixabay)
Menurut Nur Khabsyin, untuk BPP tahun 2017 ada kenaikan pada komponen biaya tenaga kerja di kebun dan transportasi akibat kenaikan BBM dan kenaikan harga barang. BPP saat ini ada di angka Rp 10.000 sedangkan HPP Rp 11.500.
"Kami sampaikan bahwa dasar perhitungannya tidak realistis karena terlalu rendah," tambahnya.
Bila harga gula konsumsi ada di kisaran Rp 14.000/kg, Nur Khabsyin menegaskan masyarakat tidak keberatan. Hal ini karena gula termasuk kebutuhan pokok tapi tidak yang paling utama. Banyak alternatif pemanis selain gula dan sebagian masyarakat juga tidak menkonsumsi gula. Lain halnya bila dibanding beras dan daging sebagai kebutuhan pokok yang utama.
ADVERTISEMENT
"Penetapan HET hendaknya tidak berdasarkan harga gula luar negeri tapi berdasarkan BPP dan HPP gula dalam negeri," sebutnya.