Produktivitas Sawit di RI Rendah karena Banyak yang Berusia Tua

20 Juni 2017 13:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelapa sawit di kebun Sawindo Kencana. (Foto: Marcia Audita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kelapa sawit di kebun Sawindo Kencana. (Foto: Marcia Audita/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal sebagai negara dengan produksi kelapa sawit terbesar di dunia. Di tahun 2016 lalu, Indonesia mampu memproduksi 31,5 juta ton CPO dan 3 juta ton PKO. Total secara keseluruhan produksi sawit di Indonesia mencapai 34,5 juta ton.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, produktivitas sawit di Indonesia dianggap masih cukup rendah bila dibandingkan dengan Malaysia. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas sawit Indonesia karena banyaknya tanaman sawit berusia tua. Sehingga butuh peremajaan agar produktivitas bisa ditingkatkan.
"Melalui dana BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit), mulai tahun 2017 ini kami targetkan ada 20.750 hektare untuk replanting. Target ini sebenarnya masih kecil tetapi setidaknya di tahun 2017 ini kami tunjukkan. Harapan kami tahun 2018 target untuk replanting itu bisa lebih besar dari yang tahun 2017," ungkap Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang saat jumpa media di kantor Kementan, kawasan Ragunan, Jakarta, Selasa (20/6).
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Kelapa Sawit (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kelapa Sawit (Foto: Pixabay)
Menurut catatan Bambang, rata-rata angka produktivitas kebun sawit milik rakyat saat ini hanya sekitar 2 hingga 3 ton per hektare. Sedangkan perusahaan swasta perkebunan sawit besar bisa mencapai 4 ton per hektare.
Bambang mengatakan, potensi produksi kebun sawit rakyat maupun swasta masih bisa ditingkatkan hingga mencapai 8,45 ton per hektare. Tentunya bila dikelola secara baik.
"Potensi komoditas kelapa sawit manakala dikelola dengan baik itu bisa meningkat hingga 8,45 ton per hektarenya. Bahkan di Malaysia yang menanam sawitnya belajar dari Indonesia sudah berhasil dengan capaian produktivitas lebih dari 10 ton per hektarenya. Saat ini memang tingkat produktivitasnya masih di bawah standar optimum, sedang kami perjuangkan untuk bisa kembali meningkat," jelasnya.
ADVERTISEMENT