Program Rekayasa Produksi Garam BPPT Akan Diuji Coba di NTT

8 Agustus 2017 17:46 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garam dapur (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Garam dapur (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah kini tengah berupaya untuk menggenjot jumlah produksi garam dalam negeri agar dapat memenuhi kebutuhan nasional. Cara yang dilakukan pemerintah adalah melalui ekstensifikasi (perluasan wilayah) produksi garam dalam negeri, yang kini difokuskan di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT).
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama sejumlah kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), dan Kementerian Perdagangan, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Selasa (8/8), membahas tentang persiapan lokasi lahan di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk dialihfungsikan menjadi lahan pengolahan garam dalam negeri melalui teknologi produksi garam.
Hal ini disampaikan langsung Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Brahmantya Satyamurti.
"Membahas tentang lokasi-lokasi tanah yang di NTT, di Nage Keos, seperti apa. Kalau yang terlantar segera diproses untuk menjadi korporasi di PT Garam, dari BPPT nanti teknologinya seperti apa," ujar Brahmantya saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (8/8).
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, lanjut Brahmantya PT Garam selaku Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) yang memproduksi garam nasional, baru memiliki lahan pengolahan garam di NTT seluas 400 hektare, dan akan diperluas. Total ada sekitar 5.000 hektare lahan di Teluk Kupang NTT yang berpotensi sebagai tempat pengolahan garam. Selain itu ada di daerah Nagekeo.
Ilustrasi penyegelan produk PT Garam. (Foto: Zabur Karuru/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penyegelan produk PT Garam. (Foto: Zabur Karuru/Antara)
"Kan PT Garam punya 400 hektare mau dikembangkan berapa lagi, tadi kan ATR datang mau mengkonfirmasi juga berapa sih lahan tidur yang bisa dibebaskan. Potensi ya di Teluk Kupang NTT ada 5.000-an hektare, di Nagekep yang dimiliki data ATR itu 700-an hektare, kami (KKP) ada 1700 hektare potensi lahannya segitu," jelas Brahmantya.
Ke depan, setelah tanggal 17 Agustus 2017, tim gabungan dari berbagai kementerian, bentukan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, menurut Brahmantya akan meninjau lebih lanjut lahan potensial di NTT yang bisa dimanfaatkam sebagai lahan pengolahan garam.
ADVERTISEMENT
"Saya nanti kroscek jadi tim ini yang dibentuk oleh Pak Menko Maritim (Luhut Binsar Pandjaitan) akan datang ke NTT untuk mengkroscek berapa si jumlah lahan yang bisa dimanfaatkan. Setelah 17 Agustus kita akan ke NTT akan melihat potensi lahan tersebut," imbuh Brahmantya
Di kawasan NTT tersebut nantinya akan ditempatkan teknologi pengolahan garam, seperti teknologi pencucian garam. Di mana teknologinya difasilitasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
"Macam-macam teknologinya itu, termasuk dengan pencucian garam. Di BPPT lebih detailnya seperti apa," pungkas Brahmantya.