Survei BI: Kegiatan Dunia Usaha Melambat pada Kuartal III-2017

11 Oktober 2017 9:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Reuters / Fatima El-Kareem)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Reuters / Fatima El-Kareem)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kegiatan usaha kuartal ketiga tahun ini melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Bank Indonesia (BI) menilai, hal ini sesuai dengan pola historisnya.
ADVERTISEMENT
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh BI, nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada periode Juli-September 2017 sebesar 14,32%, lebih rendah dari kuartal kedua 2017 yang sebesar 17,36%.
Secara rinci, semua sektor ekonomi terindikasi mengalami peningkatan usaha. Peningkatan tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa yang SBT-nya naik menjadi 3,78%, dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 3,38%. Diikuti oleh sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan yang naik menjadi 3,18% dari kuartal sebelumnya 3,11%.
"Sektor pertambangan yang pada kuartal sebelumnya mencatat kontraksi (SBT -1,63%), pada kuartal laporan ini mengalami ekspansi (SBT 1,6%)," demikian isi laporan tersebut seperti dikutip kumparan (kumparan.com), Rabu (11/10).
Sementara penyebab melambatnya kegiatan usaha Juli-September 2017 karena adanya perlambatan pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengolahan, serta sektor pengangkutan dan komunikasi dibanding kuartal sebelumnya.
Ilustrasi bisnis online (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bisnis online (Foto: Thinkstock)
"Ini sejalan dengan berakhirnya faktor musiman ramadan, Idul Fitri, dan liburan tahun ajaran baru yang mendorong peningkatan permintaan pada kuartal kedua 2017," tulis laporan tersebut.
ADVERTISEMENT
Perlambatan pada sektor pengolahan juga tercermin pada Purchasing Manufacturing Index SKDU (PMI-SKDU) sebesar 50,51%, lebih rendah tiga bulan sebelumnya yang sebesar 51,68%. Perlambatan ini utamanya terjadi karena kontraksi pada indeks jumlah tenaga kerja, volume persediaan barang jadi.
Sejalan dengan perlembatan kegiatan dunia usaha, kapasitas produksi terpakai rata-rata pada kuartal ketiga menurun menjadi 75,99%. Padahal pada kuartal dua mencapai 77,06%.
Tingkat penggunaan kapasitas produksi tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas, dan air bersih. Namun penggunaan kapasitas produksi paling rendah terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian.
Meski demikian, kegiatan investasi dunia usaha terindikasi meningkat. Hal itu tercermin dari SBT realisasi investasi pada kuartal ketiga 2017 sebesar 10,66%, yang lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya sebesar 10,58%. Peningkatan kegiatan investasi ini, utamanya terjadi pada sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.
ADVERTISEMENT