Tekan Defisit Perdagangan dengan China, RI Perlu Lakukan Hal Ini

18 Juli 2017 22:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Bilateral Indonesia dan China. (Foto: Antara/Bayu Prasetyo)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Bilateral Indonesia dan China. (Foto: Antara/Bayu Prasetyo)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik mengumumkan neraca perdagangan Indonesia-China mengalami defisit. Pada semester pertama 2017, defisit neraca perdagangan mencapai 6,628 miliar dolar AS atau sekitar Rp 88,1 triliun (kurs Rp 13.300).
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan neraca perdagangan Indonesia dengan China bisa saja seimbang. Caranya adalah dengan menggenjot nilai investasi China di Indonesia serta mengundang lebih banyak turis China ke Indonesia.
"Hubungan ekonomi kedua negara itu bukan hanya perdagangan, tapi juga pariwisata dan investasi. Kalau uang yang mengalir dari China ke Indonesia kembali dari wisatawan, atau kembali dalam bentuk investasi, itu kan menyeimbangkan hubungan walaupun defisit perdagangan kan bisa surplus di investasi," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (18/7).
Mata uang China Yuan (Foto: Reuters/Thomas White)
zoom-in-whitePerbesar
Mata uang China Yuan (Foto: Reuters/Thomas White)
Menurut Lembong, saat ini pemerintah sedang berupaya keras mengundang lebih banyak investor dan turis asal China ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Yang sekarang lagi diupayakan adalah investasi dan pariwisata karena genjot mereka lebih cepat dari pada lewat ekspor, menyeimbangkan balancing hubungan kedua negara," tuturnya.
Lembong menyatakan China sudah banyak melirik industri di dalam negeri. Misalnya di sektor pertambangan dan otomotif.
"Memang China sudah bangun smelter, pabrik, kan bagus, kemarin kan Pak Presiden dan China meresmikan pabrik motor Wuling. Jadi ini semua butuh waktu. Maka sektor pariwisata yang akan lebih cepat," jelasnya.