Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Toko Online Berjaya, Pengelola Mal Merana
ADVERTISEMENT
Masyarakat kini lebih banyak menggunakan layanan toko online untuk berbelanja ketimbang harus pergi ke mal. Alasannya cukup sederhana, berbelanja lewat toko online lebih mudah, praktis dan cepat.
ADVERTISEMENT
Secara perlahan, peran mal mulai tergerus dengan keberadaan toko online. Mal bukan lagi sebagai surga belanja tetapi kini diganti sebagai tempat nongkrong atau alternatif liburan yang asyik.
Fenomena semakin tergerusnya peran mal sudah terjadi di Singapura dan Amerika Serikat (AS). Kios-kios yang berada di dalam mal banyak yang tutup akibat pengunjung sepi dan biaya sewa yang terus naik.
"Di AS itu mereka sudah 20 tahun enggak bangun mal baru, karena krisis ekonomi negaranya. Mereka gabung ke online," ungkap Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (20/4).
ADVERTISEMENT
Fenomena serupa juga terjadi di Indonesia. Namun apa yang terjadi pada mal yang ada di Indonesia khususnya di Jakarta tidak seekstrem yang terjadi di Singapura dan AS.
"Online shop pengaruh juga ke mal kami, tapi enggak sampai 1 persen, tapi kalau dibiarin lama-lama besar juga. Makanya diminta gabung ke online, sudah banyak kan sekarang contohnya. Jadi orang bisa belanja di mal 24 jam dengan online shop," paparnya.
Baca juga: Strategi Mal-mal Orchard Road Bertahan Hidup
Di kawasan Asia, kinerja mal yang masih stabil dan tidak mengalami perlambatan adalah Dubai. Di sana, pengunjung mal masih cukup stabil dan belum terganggu dengan adanya toko online.
ADVERTISEMENT
"Makanya sekarang kalau dilihat negara Asia ini lebih baik, kalau di Asia, mal terbesar kan Dubai aja, uangnya kenceng di sana," sebutnya.