Usia Produktif di RI Banyak yang Bergaji Rendah Bikin Daya Beli Turun

17 Juli 2017 21:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belanja Barang yang Tidak Dibutuhkan (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Belanja Barang yang Tidak Dibutuhkan (Foto: Thinkstocks)
ADVERTISEMENT
Tingkat daya beli masyarakat Indonesia sepanjang paruh pertama 2017 terjadi penurunan. Konsumsi masyarakat hanya tumbuh sekitar 4,93 persen pada kuartal I-2017.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ritel pada kuartal I-2017 juga hanya tumbuh sekitar 3,8 persen. Padahal perekonomian Indonesia pada kuartal I-2017 tumbuh sekitar 5,01 persen.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey, turunnya daya beli masyarakat disebabkan karena kurangnya penyerapan usia produktif bagi lapangan pekerjaan di Indonesia. Padahal menurut Roy, usia produktif di Indonesia sangat tinggi, totalnya hampir 70 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
"Analisanya begini karena usia produktif kita kan lebih besar 70 persen daripada usia matang dan usia yang mapan, atau orang tua. Usia produktivitas kita tinggi tapi lapangan pekerjaan kita belum banyak menyerap tenaga kerja produktif yang tinggi tersebut," ujar Roy saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Senin (17/7).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Roy menjelaskan bila sebagian besar masyarakat berusia produktif juga belum mampu mendapatkan penghasilan yang cukup besar. Sehingga mereka hanya memiliki daya beli yang cukup kecil.
Pengunjung Mal di Kota Kasablanka (Foto: Indra Subagja/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung Mal di Kota Kasablanka (Foto: Indra Subagja/kumparan)
"Nah usia produktif itu yang belum punya gaji ya beli itu hanya sesuai kebutuhan saja seperlunya. Ini daya beli yang rendah. Sarjana lulus juga tinggi, bahkan yang sudah mendapatkan pekerjaan juga hanya mendapatkan gaji rendah sehingga hanya beli dengan base size yang juga kecil," terang Roy.
Menurut Roy, pemerintah perlu membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi di berbagai sektor. Selain itu diimbangin dengan sistem pengupahan yang layak. Sehingga dengan cara ini diharapkan daya beli masyarakat akan kembali meningkat.
"Pemerintah perlu membuka lapangan pekerjaan kan iklim investasi di Indonesia sedang bagus sehingga lapangan pekerajaan bisa ditambah dan usia produktivitas bisa tersalurkan sehingga pada akhirnya bisa mendapatkan penghasilan yang mampu meningkatkan daya beli," pungkas Roy.
ADVERTISEMENT