news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Koperasi Hibrida, Langkah Cerdas Anak Muda

Wildanshah
Komisaris Perkumpulan Warga Muda. Direktur Utama PT Gerakan Masa Depan. CEO Gorengin. Deputi Riset dan Manajemen Pengetahuan Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation. Anggota Asosiasi Ilmu Politik Indonesia.
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2021 13:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wildanshah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warcoop tempat nongkrong produktif bagi kawula muda untuk berkolaborasi.
zoom-in-whitePerbesar
Warcoop tempat nongkrong produktif bagi kawula muda untuk berkolaborasi.
ADVERTISEMENT
Ada ratusan start up yang tumbuh dan tumbang di Indonesia. Banyak yang berambisi menguasai persaingan dan mengubah permainan.
ADVERTISEMENT
Para investor mulai berburu potensi, dan menyuntikan bisnis-bisnis rintisan ini dengan mesin cangih juga tumpukan modal.
Bagi yang lihai, para founder start up ini bisa mendapatkan kesuksesan dengan cepat denga skala besar.
Mahir meramu teknologi dengan model bisnis yang tepat adalah seni yang sangat diperlukan oleh para manajer top dunia, termasuk di tanah air.
Kita harus bisa melarikan diri dari “perang harga” seiring perkembangan media sosial yang menelajangi “harga & produk” di mata konsumen.
Kita perlu berkompetisi atau berkolaborasi dengan cara lain, melalui “perang ide & kecepatan” untuk melayani harapan konsumen.
Warcoop mengambil filosofi semangi berdaun empat yang melambangkan keberuntungan yang biasa disebut Shamrock.
Lalu bagaimana dengan koperasi? Tentu pergolakan ini bukan hal enteng, kita perlu mengejar ketertinggalan agar tidak jadi barang rongsokan.
ADVERTISEMENT
Koperasi sekarang masih lelet, terlalu boros dan sangat ribet. Koperasi ambruk karena badan mereka yang begitu lemah di suhu kompetisi digital yang makin panas. Ini terjadi karena kita malas melatih otot-otot kelembagaan koperasi dengan gigih.
Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai anak muda untuk koperasi di masa depan? Mungkin kita sudah sering hadir diberbagai rapat yang menjelma jadi debat.
Dimana ujung-ujungnya, ada seorang yang sok bijak mengatakan, “Saya rasa koperasi kita belum siap bertranformasi secara digital, internet belum ada di seluruh daerah, model start up tidak cocok diadopsi koperasi, mari kita kembali fokus pada hal-hal baik yang pernah kita buat”.
Ini tanda bahaya, di koperasi, orang bijak seringkali anti perubahan. Sekarang yang perlu kita lakukan, membongkar habis “perangkap” dari orang-orang bijak.
ADVERTISEMENT
Anak muda harus membingkai isu teknologi dengan koperasi agar lebih presisi. Percakapan kita selalu terjebak pada paradigma oposisi biner “koperasi digital” versus “koperasi konvensional”.
Warcoop bergerak di bidang F&B yang fokus menyediakan bisnis kebahagiaan untuk masyarakat kelas bawah.
Padahal, koperasi yang baik sebenarnya adalah koperasi hibrida, koperasi yang beroperasi secara 50 persen fisik dan 50 persen digital. Karena pada beberapa sektor bisa jadi terlihat sama, sedangkan yang lain akan terdigitalisasikan.
Menurut, Suwandi, dalam penelitiannya, Koperasi hibdrida, merupakan salah satu siasat yang kini ditempuh koperasi guna menciptakan performa efektivitas dan efisiensi kelembagaan dan manajemen usaha ialah dengan cara mencampur dan atau mencangkok hal yang baik serta lazim pada praktik badan usaha lain ke dalam koperasi.
Disini pengurus koperasi harus pintar-pintar mengerjakannya. Apa yang tetap dipertahankan dalam bentuk fisik dan apa yang perlu didigitalisasikan dan apa yang perlu ditiru dari model-model bisnis yang paling canggih.
ADVERTISEMENT
Kita memang membutuhkan waktu untuk memikirkan ulang model koperasi dengan lebih radikal, misalnya ide start up coop yang digalang teman-teman InnoCircle dari Purwokerto.
Siap tidak siap, koperasi yang tidak memanfaatkan potensi digital akan sangat mengalami kerugian di masa depan. Karena digitalisasi adalah sebuah sarana, bukan sebuah tujuan akhir.
Membuat koperasi kita menjadi hibrida bisa jadi sebuah resiko. Berinvestasi pada model koperasi hibrida yang salah, bisa menghancurkan semua rencana kita. Namun, menunggu sektor lain melakukan ide serupa dan berhasil, bisa membuat koperasi kita menyesal seumur hidup.
Sebelum menginkubasi ide dan teknologi cangih di dalam koperasi, makanya ingat paradigma Steve Wozniak, masa depan bisa jadi hebat jika kita membuat keputusan yang pintar dan praktis.
ADVERTISEMENT