Perempuan Menempuh Pendidikan Tinggi, untuk Siapa?

Windi Amanda Rizal
Hai, saya Windi Amanda Rizal. Mahasiswi paruh waktu yang berkuliah di jurusan Ilmu Komunikasi, Univeristas Muhammadiyah Tangerang
Konten dari Pengguna
2 Desember 2021 14:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Windi Amanda Rizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Masih banyak stereotipe tentang perempuan di Indonesia. Salah satunya, “Buat apa perempuan sekolah tinggi-tinggi? toh ujung-ujungnya ngurusin urusan dapur sama melayani suami dan anak juga,” dan “Perempuan nggak usah sekolah tinggi-tinggi, nanti laki-laki segan dan minder duluan untuk mendekat.”
ADVERTISEMENT
Kartini mungkin akan menangis jika mendengar perkataan tersebut, terlebih yang mengatakannya sesama perempuan.
Bagaimana tidak, beliau sudah mengumandangkan emansipasi wanita serta memperjuangkannya agar perempuan mendapatkan hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki. Pendidikan salah satunya.
Urusan rumah tangga dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak ada kaitannya. Membereskan rumah, memasak, mengurus anak serta suami memang merupakan kewajiban seorang perempuan jika sudah berkeluarga nanti. Lalu apakah hal tersebut dapat menghambat seorang perempuan untuk menempuh pendidikan tinggi? Tentu tidak.
Perlu digaris bawahi bahwa semua orang berhak mengecap bangku pendidikan tinggi tanpa terkecuali, termasuk perempuan. Lagi pula laki-laki cerdas pasti akan memilih perempuan yang sama cerdasnya untuk dijadikan pasangan dan ibu dari anak-anak nya kelak.
ADVERTISEMENT

Perlunya Perempuan Mendapatkan Pendidikan yang Layak, untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Perempuan menempuh pendidikan tinggi, untuk siapa? Tentu saja untuk dirinya sendiri, dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Kelak seorang perempuan akan menjadi ibu rumah tangga, dan memiliki seorang anak. Tanggung jawab perempuan sangat besar terhadap perjalanan rumah tangganya serta dalam hal membesarkan dan mendidik anak, justru karena hal ini lah yang menjadi alasan kalau seorang perempuan harus menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Mungkin laki-laki sebagai kepala rumah tangga bertanggung jawab dalam memimpin dan menjadi tulang punggung untuk menafkahi istri serta anaknya, tetapi selain itu bisa dikatakan bahwa perempuan lah yang memiliki andil besar dalam perjalanan rumah tangga itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Mengurus dan menata masa depan anak adalah salah satunya, di mana seorang perempuan akan lebih banyak mengambil peran ini daripada laki-laki. Anak-anak akan tumbuh di tangan seorang perempuan, sehingga penting bagi perempuan yang memiliki anak untuk memiliki pengetahuan yang luas dalam mengasuh anak. Dan hal ini tidak akan sulit jika seorang perempuan memiliki pendidikan yang layak sebelum menikah.
Selain itu perempuan yang telah menempuh pendidikan tinggi pun akan memiliki karier yang lebih cemerlang. Saat seorang perempuan bekerja dan menempati jabatan, seringkali dijumpai berbagai kendala dalam mengembangkan kariernya. Salah satunya merupakan terbatasnya bekal pendidikan yang dimiliki.
Dalam dunia kerja pendidikan tinggi dapat menjadi menentukan jenjang karier ke depannya, dengan bekal pendidikan yang memadai maka perempuan akan lebih siap untuk bersaing dengan para laki-laki.
ADVERTISEMENT
Bekal pendidikan yang cukup akan membuat seorang perempuan lebih siap dan mampu untuk menghadapi berbagai tantangan, yang pastinya akan membuat kehidupan di kemudian hari lebih baik untuk dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.