Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Masyarakat Indonesia

Winnie Widisya Sing
Mahasiswi Akuntansi di Universitas Katolik Parahyangan
Konten dari Pengguna
6 November 2021 21:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Winnie Widisya Sing tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pancasila adalah ideologi negara Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “Panca” yang berarti lima dan “Sila” yang berarti prinsip atas asas. Pancasila pertama kali dikemukakan oleh Ir. Soekarno saat sidang BPUPKI pertama pada tanggal 1 Juni 1945 sebagai sebuah dasar negara. Namun, Pancasila kemudian dijadikan sebagai ideologi Bangsa Indonesia kerena nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila sesuai dengan keadaaan dan kondisi masyarakat Indonesia yang beragam dan multikultur. Secara garis besar, Pancasila berfungsi sebagai pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak masyarakat Indonesia yang telah melupakan nilai-nilai pada Pancasila sebagai suatu ideologi bangsa.
ADVERTISEMENT
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki nilai fleksibilitas dan keterbukaan (tidak kaku dan tidak tertutup), tanpa paksaan dari luar yang berdasarkan moral dan kebudayaan masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka bersifat aktual, dinamis, dan antisipatif. Nilai dari setiap sila yang ada di dalam Pancasila mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan perubahan zaman tanpa merubah nilai aslinya, tanggap dengan keadaan terutama di dinamika perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini. Menurut Kaelan (2013) tiga nilai dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka bangsa Indonesia, yaitu sebagai nilai dasar yang mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai ini adalah pedoman fundamental yang sifatnya universal, sesuai dengan cita-cita negara, dan tujuan kearah yang lebih baik dan benar. Sebagai nilai instrumental, Pancasila menjadi arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan lembaga pelaksananya. Nilai ini didapatkan dari nilai dasar yang dapat mendukung penyelesaian masalah yang ada. Terakhir, nilai praksis yang merupakan realisasi dari nilai instrumental yang sifatnya nyata sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya nilai praksis, Pancasila akan mampu melakukan penyesuaian dengan keadaan masyarakat Indonesia sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Pancasila juga memiliki syarat sebagai Ideologi terbuka, ditinjau dari tiga dimensi, yaitu dimensi idealistis, dimensi normatif dan dimensi realistis. Dimensi idealis berarti sesuai dengan nilai dasar dalam Pancasila yang mampu memberikan harapan, mendukung, mendorong, dan memotivasi masyarakat untuk mencapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Sedangkan dari dimensi normatif, dibuat sebuah sistem norma yang dapat mengatur pelaksanaan kehidupan masyarakat Indonesia agar lebih baik kedepannya. Dan Pancasila harus bisa hidup dalam keadaan realita masyarakat Indonesia jika dilihat dari dimensi realistis. Dari ketiga dimensi tersebut syarat Pancasila harus dapat berjalan sesuai keadan aktual bangsa Indonesia.
Setiap sila yang termuat dalam Pancasila memiliki nilai kehidupan yang positif dan fleksibel dalam implementasi kehidupan. Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” berarti adanya nilai Ketuhanan dalam kehidupan masyarakat Indonesia dimana negara mengakui semua ajaran agama, tetapi yang diresmikan secara sah dalam Undang Undang Dasar adalah agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Meskipun hanya enam agama yang diresmikan, bukan berarti negara melarang adanya ajaran agama lain yang percaya kepada Tuhan di Indonesia. Nilai sebenarnya dalam sila pertama ini adalah adanya rasa kepercayaan dan kepatuhan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tanpa memandang perbedaan ajaran agama yang di anut. Sering kali sekelompok masyarakat menganggap bahwa agamanya lah yang paling benar dan negara hanya memiliki satu agama hanya karena kedudukannya yang mayoritas. Padahal sudah jelas bahwa setiap orang bebas dan berhak menjalankan ajaran agamanya masing-masing selama ajarannya mengajarkan kebenaran dan bukan hal-hal sesat.
ADVERTISEMENT
Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradap” menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Artinya masyarakat Indonesia saling menghormati, tidak membeda-bedakan derajat karena pada dasarnya setiap manusia sama dan berhak menjalankan kehidupannya masing-masing sebagai makhluk ciptaan Tuhan, berani membela kebenaran dan bersikap adil, dan menerapkan norma kesopanan dan kesusilaan dalam kehidupan. Sekarang ini banyak orang yang melupakan persamaan derajat dengan melakukan diskriminasi kepada orang lain yang seharusnya tidak dilakukan.
Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia” bermakna persatuan. Meskipun negara Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang berbeda di setiap daerahnya dari Sabang hingga Merauke semua adalah sama-sama masyarakat Indonesia, dimana semua harus bergotong royong bersama dalam menjaga persatuan Indonesia. Kemajuan teknologi dalam komunikasi dapat membawa dampak positif maupun negatif bagi persatuan Indonesia. Masyarakat Indonesia mudah terpancing jika diberikan isu hoaks (berita bohong) sehingga terjadi konflik antar masyarakat yang menyebabkan perpecahan. Bila masyarakat Indonesia menyadari nilai yang terkandung dalam sila ketiga maka konflik dan perpecahan antar masyarakat tidak mudah terjadi.
ADVERTISEMENT
Sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan” bermakna kerakyatan. Dalam berkehidupan, kepentingan bersama seluruh masyarakat Indonesia adalah hal utama. Sila keempat berarti dalam setiap pengambilan keputusan dilaksanakan bersama dengan musyawarah yang bebas tanpa memaksakan orang lain. Penerapan sila keempat dapat terlihat dalam pemilihan kepala daerah (Pemilu/ Pilkada) yang dilakukan secara Luber Jurdil (langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil). Meski dilakukan pemilu, masih banyak calon pemimpin yang berlaku curang agar memenangkan Pemilu. Hal ini merupakan bentuk penyimpangan dari nilai sila keempat. Seharusnya pemilu dilakukan secara jujur tanpa adanya kecurangan.
Sila kelima yang berbunyi “Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” bermakna keadilan. Adil dalam segala bidang kehidupan ekonomi, politik, hukum, kebudayaan dan sosial. Hal terpenting dalam sila kelima adalah keadilan dalam kehidupan serta pemberian hak dan kewajiban seseorang. Contoh bentuk ketidakadilan ekonomi adalah buruh yang diberi upah kurang dari seharusnya dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pancasila sebagai Ideologi terbuka adalah kunci jati diri masyarakat Indonesia dalam menyikapi perubahan zaman. Oleh karena itu penerapan setiap nilai sila yang terdapat dalam Pancasila bagi segala aspek kehidupan adalah penting untuk membantu menyikapi perubahan dan perkembangan zaman. Serta untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Jadi, mulailah penerapan Pancasila dari diri sendiri.