Jalan Panjang yang Mematangkan (Pengalaman dan Kapasitas) Puan Maharani

Konten dari Pengguna
18 Oktober 2017 9:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wirang Galeng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jalan Panjang yang Mematangkan (Pengalaman dan Kapasitas) Puan Maharani
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kelanjutan dari beberapa hari yang lalu “Melihat Puan dari Sisi yang Lebih Bijaksana”, tulisan ini menghadirkan beberapa fakta-fakta penting Puan Maharani. Ini tidak sekedar menghadirkan selera suka atau tidak suka. Perihal selera menjadi tidak penting di hadapan bukti-bukti yang objektif tentang perihal seseorang. Ini menjadi bukti bahwa seseorang yang terlihat diam dan tak banyak menjadi sorotan media tak berarti tak punya jejak rekam yang baik. Tulisan ini memberikan data-data penting perihal itu.
ADVERTISEMENT
***
Pada pemilu legislatif periode 2009-2014 merupakan ajang penting bagi Puan Maharani. Barangkali ia memiliki garis tangan yang baik. Tapi sebenarnya ini perihal prestasi yang di dalamnya bukan sekedar keberuntungan tapi ada usaha untuk meraihnya. Pada pemilu itu, Puan Maharani terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah V, meliputi Surakarta, Sukoharjo, Klaten dan Boyolali. Dia mengantongi suara terbanyak kedua di tingkat nasional yaitu sebanyak 242.504 suara. (Metrotvnews, 27/10/2014).
Tetapi di tahun-tahun itu pula, ia benar-benar mengalami proses penting yang kian mematangkan dirinya, sesuatu yang menunjukkan betapa dia benar-benar meyakinkan bila orang berkata tentang dirinya: ia benar-benar memiliki kemampuan. Jejak rekam aktifitas dan cara ia membagi waktu. Tahun-tahun antara 2009-2014, Puan menduduki beberapa jabatan penting: sebagai ketua Fraksi PDIP RI 2009-2014, sebagai anggota panja komisi VI bidang investasi dan UKM tahun 2009, sebagai ketua DPP PDIP bidang politik dan juga hubungan antar lembaga dan sebagai anggota Badan Kerjasama antar parlemen tahun 2009.
ADVERTISEMENT
Rekam jejak ini adalah serangkaian kiprah yang penting, yang menggugah dan benar-benar menunjukkan kematangan diri. Cara memandang kiprah ini adalah keliru bila terus-menerus menegaskannya dengan ungkapan “wajar Puan Maharani adalah anak dari Megawati”. Prestasi tidak harus selalu dikaitkan dengan nama besar orang tuanya. Berilah ruang sang anak untuk berkiprah sendiri, menunjukkan dan membuktikan sendiri bagaimana dia mampu berusaha dan memaksimalkan kemampuan dirinya. Dengan demikian proses itu, yang dilakukan oleh Puan Maharani, sepatutnya dibaca sebagai kemampuan dirinya. Jabatan penting tidak mungkin diberikan kepada orang-orang yang terus-menerus tidak menunjukkan kapasitas dirinya.
***
Masih dalam proses membuktikan betapa hal-hal ini penting dipertimbangkan. Pada tahun 2013, Puan Maharani menjadi panglima tempur pada pilkada Jawa Tengah. PDIP saat itu mengusung kadernya, Ganjar Pranowo. Kepercayaan yang diberikan kepada Puan sebagai panglima tempur tentulah merupakan uji kapasitas diri. Satu sisi ini kebahagiaan sebab ia memperoleh kepercayaan. Tapi di sisi lain ini beban bagi dirinya. Perihal panik adalah perihal manusiawi: ia khawatir tidak mampu berusaha sesuai harapan.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi sang ibu, Megawati, seolah sengaja memberi penegasan: “Puan ini satu-satunya anak perempuan saya, tentu saya menyayanginya. Jika pertempuran ini kalah, maka dia akan kusembelih”. Ungkapan ini tentu saja tidak bisa dibaca sebagai apa adanya: hendak disembelih dalam arti yang sesungguhnya. Tetapi jelas ini menyiratkan sebuah harapan. Ada daya lecut, dorongan dan hentakan yang kuat dari sang ibu. Bagaimana Puan meresponnya? Respon yang terbaik adalah mendengar dan mewujudkannya.
Dia pun mendengarkannya dan menerjemahkan daya lecut itu sebagai perjuangan. Tidak sia-sia, perjuangannya memberikan hasil yang menyenangkan: Puan dan pasukannya mampu menaikkan tingkat elektabilitas pasangan Ganjar-Heru dari angka 8,4% hingga mencapai 33,2% dalam tempo tiga bulan pada tahun 2013. Dan Puan Maharani tetap bersikap seperti apa adanya: ia diam dan sesekali tersenyum. Tak ada yang meledak-ledak memberitakannya. Keberhasilan memang tidak perlu selalu dikabarkan.
ADVERTISEMENT