Gugus Tugas COVID-19 Khusus di Lanjutan Kompetisi Liga Indonesia

Wis Widadi
Suporter Bola Biasa
Konten dari Pengguna
11 Juni 2020 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wis Widadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi PSSI Foto: ADEK BERRY / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PSSI Foto: ADEK BERRY / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PSSI mulai mengedarkan protokol kesehatan ke klub klub. Protokol kesehatan dari PSSI ada dua jenis. Pertama bertajuk “Paduan Pencegahan dan Pengendalian Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Pertandingan Sepakbola Liga Indonesia Baru (LIB)”. Dan yang kedua “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19”. Namun, siapa yang akan menegakkan protokol kesehatan tersebut?
ADVERTISEMENT
Protokol kesehatan tersebut disusun oleh intenal PSSI dengan banyak mengadopsi dari FIFA, WHO, AFF, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Liga Jerman (Bundesliga) sebagai rujukan yang telah berjalan.
Detailnya, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 tersebut terdiri dari lima subjek. Pertama Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid 19, Pedoman untuk Akomodasi Hotel Saat Tim Melakukan Perjalanan Tandang, Rekomendasi Prosedur untuk Dugaan atau Positif Covid 19, Pedoman untuk Higienis dan Sanitasi Lingkungan dan Kebutuhan Tambahan.
Secara keseluruhan memang protokol kesehatan sudah dibuat sesuai dengan standar yang sudah berjalan di Bundesliga. Bundesliga adalah satu satunya liga di eropa yang pertama mulai kelanjutan kompetisi. Sudah beberapa liga dan cukup berhasil, sehingga protokol kesehatannya bagus dijadikan rujukan.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini tanggapan dokter klub cukup positif, salah satunya Dokter Klub Persebaya Surabaya Pratama Wicaksana menyatakan siap melaksanakan protokol kesehatan tersebut untuk kelancaran kelanjutan kompetisi, (8/6/2020). Dimana, pemain dan official nantinya akan di tes seminggu sebelum pertandingan, setelah pertandingan dan dokter akan selalu memantau kondisi pemain dari covid 19.
Namun, ada beberapa yang mungkin perlu dilengkapi. Pertama, bagaimana nantinya protokol kesehatan dalam kompetisi ini akan berjalan. Kedua, bagaimana mekanisme kontrolnya dan siapa yang mengontrol. Ketiga, apa konsekuensi atau hukuman jika protokol kesehatan dilanggar.
Untuk melaksanakan beberapa point di atas, maka, menurut hemat saya, mencermati dari yang Bundesliga lakukan, perlu membentuk Task Force. Gugus Tugas Khusus penanganan Covid-19 di PSSI. Di Bundesliga, ini berjalan untuk mengawasi, mengontrol dan memberi sanksi jika ada yang melanggar. Tugas ini tentu harus dibedakan dengan perangkat pertandingan biasa. Gugus Tugas khusus ini dirasa perlu untuk mengontrol penegakkan dan pelaksanaan protokol kesehatan. Tentu ini perlu dilakukan, karena tidak mungkin PSSi yang turun langsung memantau klub dan setiap pertandingan kan.
ADVERTISEMENT
Lebih detail lagi, khususnya untuk subjek Rekomendasi Prosedur untuk Dugaan atau Positif Covid-19. Dalam aturan tersebut, jika ada pemain atau official yang tertular, maka akan direkomendasikan karantina mandiri dan dirujuk ke RS rujukan pemerintah. Sesuai prosedur memang seperti itu. Namun, perlu diketahui bahwa atlet, pemain sepakbola khususnya, -tanpa saya bermaksud membedakan dengan manusia lainya-, pemain bola perlu dijaga dari sisi mental dan psikologisnya. Agar ketika sembuh fisik, metal dan psikologisnya mampu dan siap untuk bermain lagi.
Pengalaman berdasarkan pengamatan saya, saat pemain cidera atau sakit, khususnya di Indonesia. Jika tidak didampingi oleh klub, atau bahkan diterlantarkan oleh klub. Akan sangat berdampak pada mental dan psikologisnya. Banyak pemain sepakbola yang karirnya turun drastis setelah tidak mampu melewati fase cidera atau sakit ini. Nah, covid 19 menurut saya dapat mengancam keadaan pemain bahkan masa depan pemain jika tidak ditangani dengan baik.
ADVERTISEMENT
Sehingga, menurut saya walaupun di RS rujukan pemerintah, perlu ada penanganan khusus atau perlunya ruang khusus untuk atlet. Tanpa bermaksud membedakan, ini penting agar tidak semata disembuhkan, namun juga siap lagi untuk berlatih dan bermain.
Dan untuk pemain jangan takut, bintang Juventus, Paulo Dybala bahkan terjangkit Covid 19 lebih dari satu kali. Kabarnya bahkan sampai 4 kali. Selama 40 hari masih positif. Namun dapat berhasil bangkit menang melawan covid dan sembuh. Bahkan saat ini sudah berlatih bersama rekan rekannya jelang kelanjutan liga Seri A. Satu keberhasilan Dybala dan kembalinya metalnya karena adanya penanganan khusus dari klub Juventus tanpa dicampurkan dengan pasien umum.
Selanjutnya, dalam protokol kesehatan, ada aturan tambahan terkait staf tambahan. Protokol kesehatan tersebut hanya merekomendasikan petugas kebersihan dan keamanan tambahan. Padahal, yang utama yaitu, perlunya Dokter dan tenaga kesehatan tambahan di klub. Kita ketahui, dokter di Klub Indonesia, sesuai regulasi biasanya hanya satu orang. Saat pertandingan baru ada tambahan dokter dari panitia pelaksana (Panpel).
ADVERTISEMENT
Perlunya tambahan tenaga medis khususnya dokter di Klub ini karena beban kerja pengawasan covid yang cukup berat dan setiap saat. Jika harus mengamati 25 pemain ditambah minimal 10 staf official maka satu dokter akan berbanding 35 orang. Lebih bagus jika satu dokter mengawasi sekitar 20 orang saja. Ini perlu dipertimbangkan untuk ketenangan tim dan efektifitas pemantauan di lapangan.
Lebih jauh, saya belum melihat aturan jika sebuah klub atau pemain melanggar protokol kesehatan. Misalnya tidak melakukan tes, ruang khusus atau alat transportasi yang lebih banyak karena harus ada jarak didalamnya. Maka perlu adanya petugas dan aturan yang ditegakkan. Agar disiplin maka perlu petugas dan perlu adanya sanksi. Seperti di Bundesliga, ada sanksi ke pemain jika dalam selebrasi berkerumun, berpelukan dan bergerombol. Jadi, jelang lanjutan kompetisi, perlu dibentuknya gugus tugas covid 19 khusus PSSI.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, semoga masih ada waktu bagi PSSI untuk menambahkan beberapa kelengkapan seperti gugus tugas, penambahan dokter tim dan penanganan khusus untuk pemain. Selain itu perlunya ada sosialisasi dan komitmen bersama klub untuk melaksanakan protokol kesehatan. Agar kompetisi lancar tanpa ada pemain dan official yang terjangkit covid 19. Bahkan jangan sampai menjadi klaster baru dari sepakbola.