4 Mitos Seputar Gerhana Bulan

6 Agustus 2017 16:22 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerhana bulan (Foto: REUTERS/Jumana El Heloueh )
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana bulan (Foto: REUTERS/Jumana El Heloueh )
ADVERTISEMENT
Gerhana Bulan Sebagian bisa disaksikan di semua wilayah Indonesia pada Senin malam hingga Selasa (7-8/8) dini hari. Tak cuma soal fenomena alam yang bisa dijelaskan ilmiah, sekelumit mitos juga menyertai peristiwa alam ini.
ADVERTISEMENT
BMKG melansir, fase gerhana mulai hingga gerhana berakhir memakan waktu 5 jam 4,9 menit, yaitu dimulai pukul 22.48 WIB dan berakhir 03.52 WIB. Sedangkan fase puncaknya, yaitu terjadinya gerhana sebagian hingga berakhir, berlangsung selama 1 jam 56,6 menit.
Penjelasan ilmiah nyaris seimbang dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat, misalnya gerhana Bulan terjadi akibat Bulan dimakan raksasa, dan larangan orang-orang hamil keluar rumah.
Berikut kumparan (kumparan.com) rangkum mitos-mitos gerhana bulan yang dilansir dari berbagai sumber:
1. Bulan Dimakan Makhluk Seram
Di banyak kebudayaan di dunia, ada cerita gerhana terjadi karena bulan atau matahari dimakan atau dicuri oleh sesuatu. Misalnya saja pada mitologi kuno yang mengatakan matahari hilang karana dicuri atau dimakan oleh serigala.
ADVERTISEMENT
Agar serigala ketakutan dan memuntahkan kembali sang bulan, orang-orang harus membuat suara berisik dengan memukul benda-benda yang ada di dalam rumah.
Mitos ini juga tumbuh di China. Masyarakat China percaya gerhana bulan terjadi lantaran ada seekor naga yang marah dan memakan bulan. Biasanya, masyarakat China akan membunyikan petasan. Ini untuk membuat naga tersebut ketakutan
Ada juga kebudayaan di Indonesia, tepatnya di Bali, yang menyebut pada saat gerhana, matahari atau bulan tengah dimakan raksasa yang tengah marah.
2. Orang Hamil Tak Boleh Keluar Rumah
Mitos ini sungguh popular dan masih dipercaya di sejumlah kebudayaan dunia, termasuk Indonesia. Gerhana, baik matahari maupun bulan, berbahaya bagi wanita hamil.
Wanita yang tengah hamil diharuskan berada di dalam rumah selama gerhana berlangsung. Jika wanita hamil keluar rumah saat gerhana maka saat lahir anaknya akan buta dan memiliki bibir sumbing.
ADVERTISEMENT
3. Makanan Terpapar Racun
Di beberapa daerah di India, beberapa orang menolak makan selama gerhana matahari. Mereka menjauhi makanan yang belum dimasak.
Hal ini dilakukan karena ada kepercayaan bahwa makanan yang dimasak saat gerhana matahari sudah terpapar racun dan kotor.
Mitos ini juga tumbuh di Jepang. Masyarakat Jepang meyakini bulan purnama merupakan pertanda penyebaran racun. Racun tersebut akan menyebar melalui air sumur.
Sehingga saat gerhana bulan terjadi, masyarakat Jepang lantas menutup sumur-sumur mereka. Ini untuk mencegah air tanah terkontaminasi racun.
4. Pertanda Kemarahan Tuhan
Bangsa di masa Yunani Kuno percaya gerhana matahari merupakan tanda dari kemarahan Tuhan dan merupakan tanda akan terjadinya bencana dan keburukan di muka bumi.
Kata gerhana (eclipse) sebenarnya berasal dari bahasa Yunani Kuno 'ekleipsis' yang artinya 'ditinggalkan'.
Gerhana Bulan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana Bulan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT