Amarah Wali Kota Bogor terkait Duel Gladiator yang Menewaskan Hilarius

22 September 2017 14:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bima Arya di Rakernas PAN (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bima Arya di Rakernas PAN (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wali Kota Bogor Bima Arya angkat bicara soal duel gladiator yang menewaskan Hilarius Christian Event Raharjo, siswa SMA Budi Mulia, pada Januari 2016. Apa kata Bima?
ADVERTISEMENT
"Itu ada sebuah tragedi dan tradisi biadab," kata Bima melalui pesan singkat kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (22/9).
Bima menegaskan, kasus ini harus diusut tuntas. Ia menyebut tradisi duel gladiator harus segera dihilangkan dari sekolah-sekolah.
"Peristiwa ini harus diusut tuntas. Saya evaluasi total pembinaan dan pengawasan di sekolah-sekolah," beber dia.
Kasus kematian Hilarius yang dicurhatkan sang ibunda, Maria Agnes, di Facebook, mendapat respons dan simpati setelah viral di dunia maya. Betapa tidak, anak tertuanya yang saat itu duduk di kelas X SMA Budi Mulya di Bogor, Jawa Barat, tiba-tiba dikabarkan meninggal dunia pada 29 Januari 2016 silam.
Hilarius meninggal setelah dipaksa melakukan perkelahian satu lawan satu dengan murid SMA Mardi Yuana, yang disebut sebagai tradisi 'bom-boman', padahal remaja tersebut tak bisa berkelahi, apalagi berduel satu lawan satu.
ADVERTISEMENT
Kronologi Kasus Hilarius
* 29 Januari 2016
- Pukul 15.00 WIB
Terjadi perkelahian satu lawan satu antara korban Hilarius siswa SMA Budi Mulia dengan BV (tersangka) siswa SMA Mardi Yuana. Perkelahian di Taman Paluhu, Bogor.
- Pukul 16.30 WIB
Korban Hilarius tidak sadarkan diri. Rekan korban lalu membawanya ke RS Azra. Namun saat dokter melakukan pemeriksaan, korban Hilarius sudah tidak bernyawa.
- Pukul 17.00 WIB
Pihak RS Azra lalu mengontak orangtua korban. Pihak rumah sakit memberi kabar korban meninggal.
* 25 Februari 2016
Muncul di berita di media cetak di Bogor, korban Hilarius tewas akibat adu gladiator. Pihak Polsek Bogor Utara kemudian turun melakukan penyelidikan. Bahkan ke rumah orangtua korban. Tapi sayangnya, orangtua korban tidak mau makam anaknya dibongkar.
ADVERTISEMENT
Kasus ini kemudian tak terdengar lagi.
* 12 September 2017
Maria Agnes mengunggah di akun facebooknya kisah tewasnya Hilarius. Anaknya yang tidak bisa berkelahi dan tak mau berkelahi dipaksa bertarung ala gladiator oleh seniornya. Anaknya diadu dengan siswa sekolah lain.
Maria mempertanyakan pengusutan kasus anaknya. Tidak ada tersangka yang ditetapkan. Maria mengadu ke Jokowi lewat media sosial.
* 14 September 2017
Pemberitaan media massa nasional ramai soal kasus Hilarius. Polres Bogor Kota juga mendapat laporan, dan kembali membuka penyelidikan. Pihak keluarga diberi penjelasan untuk mengusut kasus ini jenazah korban harus diautopsi. Pihak keluarga akhirnya setuju.
* 19 September
Polres Bogor Kota melakukan autopsi atas izin keluarga di TPU Cipaku. Kondisi jenazah masih utuh karena dipakai formalin. Tim forensik kemudian melakukan pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil autopsi, ada luka robek 4 cm di ulu hatinya," kata Kombes Ulung.
* 20 September 2017
Empat tersangka ditangkap penyidik. Mereka yakni:
1. HK berperan menyuruh melakukan kekerasan terhadap anak. Diamankan di Cijeruk, Bogor pada Rabu (20/9) pukul 16.45 WIB.
2. BV berperan melakukan kekerasan terhadap anak. Diamankan di Sleman DIY, pada Rabu (20/9).
3. MS berperan menjadi wasit dalam pertandingan, membiarkan, menempatkan, dan ikut serta melakukan kekerasan terhadap anak. Diamankan di Bandung 20 September malam.
4. TB berperan sebagai menyuruh, melakukan, dan menempatkan. Diamankan di Kebon Pedes, Bogor.
"Dahulu sudah ada kesepakatan damai, namun keluarga menyampaikan itu bukan damai. Hanya permintaan maaf. Tapi proses hukum tetap berjalan," beber Ulung.
ADVERTISEMENT
* 21 September 2017
Para pelaku ditahan di Balai Pemasyarakatan Bogor. Para pelaku mendapat perlakuan khusus karena masih anak-anak. Mereka saat ini ada yang masih SMA dan kuliah.