Buddha Indonesia: Myanmar Tak Pantas Mengklaim sebagai Negara Buddhis

3 September 2017 10:26 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Rohingya menumpang perahu ke Bangladesh (Foto: AP Photo/Suvra Kanti Das))
zoom-in-whitePerbesar
Warga Rohingya menumpang perahu ke Bangladesh (Foto: AP Photo/Suvra Kanti Das))
ADVERTISEMENT
Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) dan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) mengutuk pembantaian terhadap etnis Muslim Rohingya yang terjadi di Rakhine, Myanmar. Mereka menganggap, tindakan yang dilakukan oleh para tentara Myanmar itu perilaku biadab dan pengecut.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana mungkin pasukan bersenjata lengkap beraninya hanya dengan wanita, anak–anak, bahkan bayi. Myanmar tidak pantas lagi mengklaim sebagai negara Buddhis," demikian pernyataan dari KBI dan MBI dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/9).
"Perbuatan biadab dan pengecut itu akan memetik karma yang sangat berat (Garukha) sehingga mereka akan terlahir di neraka yang paling jahanam (Avicci)."
KBI dan MBI menyampaikan sikapnya tersebut usai melakukan pertemuan Majelis-majelis Agama Buddha pada tanggal 30 Agustus 2017 di Jakarta Selatan Pertemuan tersebut dilakukan untuk merespon dan mengkutuk kekerasan dan krisis kemanusiaan yang melampaui batas kemanusiaan, di Rakhine Myanmar yang telah terjadi berulang kali.
Terakhir, KBI memberikan 5 imbauan kepada umat Buddha di Indonesia.
1. Agar semua umat Buddha di Indonesia untuk turut bahu membahu dengan segenap komponen masyarakat dan komunitas lintas agama di tiap daerah untuk mengumpulkan bantuan kemanusiaan guna membantu saudara- saudara kita Rohingya yang kini mengalami penderitaan luar biasa.
ADVERTISEMENT
2. Mendorong pemerintah agar turut aktif memfasilitasi perdamaian di Myanmar melalui forum ASEAN dan PBB sehingga kekerasan dapat segera dihentikan sehingga tercapai keamanan, perdamaian dan stabilitas berkelanjutan di Myanmar demi kepentingan umat manusia.
3. Kekerasan dan Kejahatan kemanusiaan adalah musuh bersama semua agama. KBI tidak mendukung segala tindak kekerasan atas nama agama apapun dan dimanapun.
4. KBI mengajak semua komponen masyarakat untuk bersama-sama memikirkan langkah lanjutan untuk membantu krisis kemanusiaan ini antara lain dengan turut meringankan beban para pengungsi korban-korban kekerasan tersebut dengan bekerjasama dengann komunitas lintas agama dan pemerintah.
5. KBI sebagai komponen Agama Buddha Indonesia sejak dahulu hingga sekarang telah mempraktikkan hidup bersama dalam keanekaragaman sebagaimana yang dijadikan semboyan persatuan bangsa: Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa. Karya leluhur yang diwariskan oleh leluhur bangsa Indonesia lewat karya Mpu Tantular ini menjadi panutan umat Buddha yang hidup dengan penuh harmonis dengan agama agama lain serta semua komponen bangsa lainnya di Indonesia. Konflik di Myanmar
ADVERTISEMENT