Melawan Eksploitasi dan Kekerasan Seksual terhadap Anak

1 Agustus 2017 11:21 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seminar Down to Zero  (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seminar Down to Zero (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
Anak-anak dianggap menjadi pihak yang rentan menjadi korban dari usaha kekerasan serta eksploitasi seksual dari pihak tak bertanggung jawab. Hal tersebut didasarkan dari banyaknya sejumlah tempat hiburan malam yang menyertakan anak di bawah umur menjadi pekerja mereka serta masih adanya sejumlah aturan adat yang justru tak ramah akan anak.
ADVERTISEMENT
Menanggapi fenomena tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) bekerja sama dengan sejumlah pihak seperti Plan International, Terre de Homes Netherland, dan pihak lainnya membentuk program Down to Zero guna menekan angka Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA).
Myrna Remata Evora selaku Country Director Plan International mengatakan, melalui program tersebut sejumlah pihak ingin membentuk sebuah mekanisme perlindungan anak yang dapat digunakan baik di lingkungan masyarakat adat maupun masyarakat perkotaan.
"Melalui program Down to Zero ini secara spesifik kami mengembangkan mekanisme perlindungan anak. Kami juga yakin mekanisme ini nantinya dapat dimanfaatkan baik di kota besar maupun di pedesaan," ujar Myrna di sela acara seminar Pembelajaran Upaya Pencegahan Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) di Gedung KPPPA, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (1/8).
ADVERTISEMENT
Melalui program tersebut, menurut Myrna, dapat menekan atau bahkan menurunkan angka korban anak terhadap tindak kekerasan dan eskploitasi terhadap anak. Oleh karena itu Myrna mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah mendukung berjalannya program tersebut pada masyarakat kota dan desa.
"Program tersebut kita harapkan dapat menurunkan angka korban ESKA, berjalannya program ini kami gandeng sejumlah elemen dari mulai anak, tokoh masyarakat, aparat penegak hukum, serta sektor swasta," katanya.
Ilustrasi kekerasan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan (Foto: Pixabay)
Sementara itu Dr Pribudiarta Nur Sitepu dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bidang Perlindungan Anak menuturkan pentingnya memulai perlindungan anak dari wilayah desa maupun perkotaan sejak dini. Menurutnya, jika tindakan tersebut diprioritaskan kelak akan semakin meningkatkan kewaspadaan masyarakat serta kemampuan masyarakat untuk mendeteksi dini tindak kekerasan dan eksploitasi terhadap anak.
ADVERTISEMENT
"Kami informasikan juga perlindungan anak berbasis desa ini sudah menjadi prioritas di pemerintahan nasional, karena hal itu dianggap efektif untuk bisa meningkatkan kewaspadaan masyarakat, kemampuan bagi anak untuk menghindar, serta kemampuan masyarakat untuk melakukan deteksi dini," kata Pribudiarta.
Lebih jauh, Pri berharap melalui program kerjasama pemerintah dengan sejumlah pihak tersebut, dapat mempersempit ruang bagi sejumlah pihak tak bertanggungjawab untuk melakukan tindak kekerasan dan eksploitasi terhadap anak. Sehingga angka eksploitasi terhadap anak dapat ditekan jumlahnya.
"Kami berharap tindakan tersebut dapat mempersempit praktik kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap anak. Semoga praktik baik ini dapat memberikan inspirasi bagi kita untuk memberikan perlindungan bagi anak dari praktik kekerasan seksual," ujar Pri.
Seminar Down to Zero  (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seminar Down to Zero (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)