Melestarikan Kakaktua yang Hampir Punah di Masalembu

22 Mei 2017 11:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pulau Masalembu (Foto: Instagram/@exploremasalembu)
Bicara Kepulauan Masalembu tak melulu soal perairan angker yang kerap memakan korban. Ternyata di sana juga hidup burung langka yakni kakaktua.
ADVERTISEMENT
Burung ini di tahun 1980-an masih dapat ditemukan puluhan ekor kakaktua di 3 daerah di Kepulauan Masalembu. Tiga daerah tersebut adalah Pulau Masalembu, Pulau Masakambing dan Pulau Karamaian.
Namun seiring berjalannya waktu, populasi kakaktua terus menurun. Bahkan sempat ada kabar berembus di tahun 1999, jumlah kakatua yang hidup di kawasan ini hanya tinggal 5 ekor.
"Saya mulai meneliti kakaktua di sana dari 2008. Informasi awal di tahun 1999, menyebut populasi kakaktua tinggal 5 ekor. Oleh karena itu dari konservasi kakaktua indonesia ingin menghitung ulang. Tapi ternyata di tahun 2008 masih ada ditemukan 10 ekor dan kami coba membuat program kontinu untuk peningkatan populasi," urai Dudi Nandika, peneliti dari Konservasi Kakaktua Indonesia saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Senin (22/5). Ia bekerja sama dengan Indonesia Parrot Project.
ADVERTISEMENT
Dudi menjelaskan, saat ini kakaktua yang tersisa hanya tinggal di Pulau Masakambing. Jumlahnya tercatat ada 22 ekor di tahun 2015.
Burung Kakaktua (Foto: Pixabay)
Untuk itu berbagai program dan upaya mereka lakukan demi terjaganya populasi hewat langka ini.
"Yang kami coba buat itu sosialisasi masyarakat baik itu sosialisasi undang-undang ataupun aturan pemerintah. Kemudian sosialisasi tidak hanya satu segmen tapi meliputi seluruh masyarakat dari kecamatan hingga RT/RW," bebernya.
"Kita tahun 2009 juga ikut membuat kepedulian masyarakat dengan membuat peraturan desa tentang perlidungan kakaktua," imbuh dia.
Dudi menambahkan, banyak di antara masyarakat yang tak tahu kemudian menangkap dan menjual kakatua. Untuk itu Dudi dan kawan-kawan berupaya mensosialisasikan peluang usaha lain di wilayah Masalembu.
ADVERTISEMENT
"Kita juga membuat pelatihan olahan mangrove agar tak lagi menjual kakaktua. Daun jeruji bisa dibuat kerupuk, itu produk juga yang kami kembangkan. Kemudian untuk rehabitalisasi juga kami coba membeli lahan untuk habitat kakaktua. Kita membeli beberapa pohon penting yang dibutuhkan kakaktua," ungkap Dudi.
"Kita buat juga kebun jagung , untuk pangan. Kakaktua di sana kan biaasnya turun ke kebun masyarakat. itu juga sebagai kompensasi hasil jagung kami yang akan diberikan masyarakat," tutupnya.
Pulau Masalembu (Foto: Instagram/@masalembuisland.owner)