Mengapa Jasa Airport Helper Masih Ada di Indonesia?

14 September 2017 16:23 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masyarakat Indonesia memang terkenal memiliki budaya santun. Di samping itu, masyarakat Indonesia juga memiliki budaya senang dilayani, khususnya mereka yang memiliki strata sosial tertentu.
ADVERTISEMENT
Mungkin sebagian orang menganggap budaya ini merupakan suatu penyakit bangsa, yang telah terjadi turun-temurun dari nenek moyang pada saat zaman kerajaan di Indonesia, yang memperkenalkan kelas bangsawan dan kelas pekerja atau abdi dalem bagi mereka yang bekerja di kerajaan.
Selain itu, budaya memerintah untuk mendapatkan layanan terbaik juga terjadi pada saat zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Masyarakat bawah Indonesia menjadi pelayan para penjajah pada saat itu.
Dari dulu hingga sekarang masyarakat yang memiliki jabatan dan uang pasti memiliki kendali terhadap orang lain, seperti memerintah untuk mendapatkan kepuasan dari pemberian layanan terbaik. Terlebih saat ini, pesatnya teknologi semakin mempermudah masyarakat Indonesia mendapatkan berbagai jasa layanan.
Airport Helper di Bandara Soekarno Hatta (Foto: Resnu Andika/kumparan)
Jasa layanan di bandara juga tak luput dari budaya masyarakat Indonesia yang senang dilayani, seperti jasa layanan porter. Kini jasa layanan porter telah diubah menjadi airport helper dan pengguna jasa bandara dapat menggunakan jasa layanan tersebut secara gratis.
ADVERTISEMENT
"Orang Indonesia ini kan mempunyai budaya, ada yang suka dilayani, kalau yang punya duit merasa puas kalau dilayani, kalau saya bisa bayar kenapa tidak mendapatkan layanan," ujar Head of Corporate Secretary Angkasa Pura (AP) II, Agus Haryadi, di Kantor Pusat Angkasa Pura II, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Senin (11/9).
Menurut Agus hal inilah yang menyebabkan porter selama ini menjamur di Bandara Soekarno-Hatta. Namun, jasa layanan ini dirasa kurang maksimal, karena dalam pelaksanaannya para porter meminta imbalan berupa upah dengan tarif yang cukup mahal dari masyarakat yang menggunakan jasa mereka.
Oleh karena itu, kini pihak AP II telah mengganti porter berbayar dengan airport helper yang gratis. Meskipun demikian Agus mengatakan agar pengguna jasa bandara bijak dalam menggunakan jasa layanan airport helper, karena jasa layanan ini sejatinya diperuntukkan untuk wanita hamil dan membawa anak, lansia, orang sakit, dan yang membawa bagasi cukup banyak.
ADVERTISEMENT
"Keberadaan aiport helper utamanya adalah untuk membantu penumpang yang memerlukan eksistensi selama di bandara. Siapa itu? Misalnya wanita hamil, kemudian lansia, sakit, atau penumpang-penumpang yang membawa bagasi yang cukup banyak sehingga mereka kesulitan untuk melakukannya sendiri," pungkas Agus.