#SaveRohingya Bergema di Kawasan Car Free Day

3 September 2017 11:13 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi untuk Rohingya (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi untuk Rohingya (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Puluhan komunitas menggelar aksi teatrikal bertajuk #SaveRohingya sebagai bentuk keresahan mereka terhadap penindasan etnis Muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar. Menurut salah seorang panitia, Romadiyanto, aksi ini merupakan gambaran keadaan memprihatinkan kehidupan etnis Rohingya di Myanmar.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini adalah gambaran bagaimana kejamnya penindasan di Rohingya, bagaimana saudara-saudara kita mencoba bertahan hidup mesti mendapatkan diskriminasi," ungkap Romadiyanto di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (3/9).
Dalam aksi ini digambarkan bagaimana dunia, termasuk organisasi-organisasi internasional seperti PBB, hanya berdiam diri melihat kekejaman yang dialami etnis Muslim Rohingya di Rakhine. Beberapa orang lainnya berperan menjadi Muslim Rohingya yang tengah terbaring, bersimbah darah, sementara sisanya duduk sambil meratap.
Beberapa pria lainnya tampak memerankan pemerintah Myanmar, mengacungkan senjata. Ada lagi yang berakting sambil berlutut dan bersujud sebagai perwujudan kepasrahan dan ketaklukan mereka terhadap rezim Myanmar.
Acara juga diramaikan dengan orasi anggota DPD Fahira Idris yang menuntut pemerintah Indonesia untuk mengusir duta besar Myanmar dari Indonesia sebagai bentuk tindakan tegas. Dalam orasinya, Fahira juga mengimbau kepada negara-negara ASEAN lainnya untuk ikut melakukan tindakan tegas kepada pemerinyah Myanmar.
ADVERTISEMENT
"Selain itu juga meminta kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi terhadap kejahatan kemanusiaan yang dilakukan terhadap etnis Muslim Rohingya dan mendesak kepada Komisi dan Pengadilan HAM PBB untuk menyeret pemerintah Myanmar untuk diadili Pengadilan HAM PBB terkait kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh pemerintahan Myanmar," ungkap Fahira dalam orasinya.
Ia juga mendesak agar pemerintah segera memutuskan hubungan diplomatik dengan Myanmar. Selain itu, menurutnya, pemberian Nobel Perdamaian untuk pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi juga harus dibatalkan.
Aksi teatrikal di demonstrasi bela Rohingya (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi teatrikal di demonstrasi bela Rohingya (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)