Menanamkan Budaya Literasi pada Anak Usia Dini

Wiwi Susanti
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Amikom Purwokerto. Volunteer Rumah Kreatif Wadas Kelir.
Konten dari Pengguna
22 Mei 2021 5:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wiwi Susanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tingkat literasi di Indonesia masih terbilang rendah. Hal tersebut dibuktikan melalui survei UNESCO yang mengatakan bahwa minat baca di Indonesia menempati peringkat terendah di kawasan Asia Tenggara, yaitu 0,001% yang artinya dari 10 orang di Indonesia hanya satu orang yang membaca. Maka dari itu, banyak masyarakat Indonesia yang masih sering termakan berita Hoax. Padahal dengan maraknya berita hoax akan mengakibatkan perpecahan dan acaman bagi keutuhan suatu negara.
ADVERTISEMENT
Rendahnya literasi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah dengan kurangnya penanaman budaya literasi sejak usia dini. Faktor inilah yang membuat anak menjadi asing dan tidak terbiasa dengan literasi. Padahal melalui literasi anak dapat memperoleh wawasan, menjauhkan anak dari gawai dan tentu semakin banyak kemungkinan menjadikan anak lebih berpikir kreatif.
Untuk menanamkan Budaya Literasi pada anak ada empat cara yang bisa orang tua lakukan, yang pertama yakni dengan cara menyediakan berbagai jenis buku di rumah. Hal ini bertujuan untuk membuat anak-anak dapat mencintai buku. Pada saat anak sedang berkenalan dengan buku, orang tua sebaiknya tidak menegur anak ketika mereka merobek, mecoret-coret atau merusak buku. Karena dengan hal tersebut anak-anak bisa merasa trauma untuk bermain bersama buku-buku.
ADVERTISEMENT
Cara yang kedua adalah melalui metode pendongengan buku kepada anak. Metode ini dinilai sangat ampuh. Karena pada saat anak mendengarkan isi cerita dongeng di dalam buku, maka rasa penasaran seorang anak timbul semakin besar. Anak juga akan lebih termotivasi untuk belajar membaca buku.
Cara yang ketiga adalah dengan cara menyiadakan banyak buku yang sesuai dengan selera anak. Hal tersebut tentu saja akan meningkatkan minat literasi pada anak. Karena, pada saat anak menikmati buku sesuai dengan keinginannya maka membaca bukan sesuatu yang berat melainkan sesuatu yang membuat rasa senang.
Cara yang keempat adalah memberikan apresiasi kepada anak ketika ia sudah bisa menyelesaikan buku bacaannya. Bisa dengan mengajaknya menononton film ke bioskop atau hal-hal lain yang membuat anak menjadi bahagia sehingga ingin membaca buku lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Dengan menanamkan empat budaya literasi tersebut maka orang tua akan menciptakan generasi cerdas yang bukan hanya membaca banyak buku, melainkan seorang anak yang terus menerus membaca buku. Menanamkan budaya literasi tentu juga didukung dengan gaya parenting orang tua yang baik dan benar. Menunjukkan afeksi maupun kasih sayang, memberikan kepercayaan pada anak, mengapresiasi, dan tidak lupa memberikan pujian.
Keterampilan membaca bagi anak sangatlah penting, karena dari buku yang sudah dibaca seorang anak bisa mendapatkan informasi, melatih logika dan nalar. Jika sejak usia dini sudah memahami apa yang dibaca maka akan memicu anak untuk bersikap kritis.
Penulis: Wiwi Susanti (Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Amikom Purwokerto)
Sumber cover atau gambar : dokumen pribadi ilustrasi oleh Virgiawan.
Ilustrasi Orang tua menanamkan budaya literasi pada anak usia dini. (sumber: Ilustrator oleh Virgiawan)