Pahlawan yang Ditertawakan

Wuryanti Sri
Ibu rumah tangga dan pemerhati pendidikan yang gemar menulis
Konten dari Pengguna
23 November 2021 21:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wuryanti Sri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proyek perbaikan jalan, Sumber : Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Proyek perbaikan jalan, Sumber : Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Alif berjalan sambil menunduk sedih saat pulang sekolah hari itu. Hari ketika bu guru di kelasnya menerangkan tentang siapa saja yang patut disebut pahlawan. Dia merasa sedih dan ingin segera berjumpa dengan ibunya. Ia bimbang, haruskah bertanya sekali lagi kepada ibunya apa arti pahlawan yang tempo hari telah diceritakan sang ibu kepadanya.
ADVERTISEMENT
Ada keraguan yang masih menyelimuti hatinya atas pernyataan bahwa ayahnya adalah seorang pahlawan. Hal itu diungkapkan sang ibu beberapa hari setelah Indonesia memperingati Hari Pahlawan pada tanggal 10 November lalu. Dalam hati ia bertanya, ayah Alif pahlawan apa? Dia semakin bingung.
Bagi anak seusia Alif yang masih duduk di bangku SD kelas satu, untuk memaknai arti pahlawan yang cukup luas dia belum mampu. Selama ini yang ia tahu, pahlawan adalah orang yang mengangkat senjata berperang demi kemerdekaan bangsa. Titik.
Hanya sedikit yang ia tangkap ketika ibunya bercerita bahwa pahlawan itu banyak. Tidak hanya tentara yang mengangkat senjata untuk perang. Cerita bu guru di sekolah juga sama dengan cerita ibunya di rumah. Barang siapa yang dengan gagah berani dan mau berkorban demi membela kebenaran adalah pahlawan.
ADVERTISEMENT
Pahlawan kemerdekaan yang berperang melawan penjajah; pahlawan kesehatan yang berjuang demi kesehatan seluruh masyarakat; pahlawan tanpa tanda jasa bagi bapak dan ibu guru yang telah membagi ilmu kepada anak didiknya; pahlawan keluarga yaitu ayah dan ibu yang berjuang demi kelangsungan hidup keluarganya dan pahlawan-pahlawan lainnya.
Ayah Alif adalah pahlawan juga. Ini sengaja ditanamkan ibu Alif ke anaknya agar sang anak bangga dan hormat kepada ayah yang telah membanting tulang mencari nafkah demi keluarga. Profesi apa pun layak disebut pahlawan jika dilakukan dengan gagah berani dan berjuang demi kebenaran dan demi kemaslahatan orang banyak.
Alif bangga dengan pekerjaan ayahnya. Karena itu ketika bu guru di sekolah bertanya kepada setiap murid siapa pahlawan yang mereka banggakan, Alif menyebut ayahnya. Di luar dugaan, Alif yang dengan penuh percaya diri saat menyebut sang ayah, tiba-tiba hatinya sedikit perih. Redi, teman sekelas yang terkenal bengal mengejeknya sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
"Ha ha ha, pahlawan kok di jalanan, ha ha. Pahlawanku Spiderman, Super Hero, Superman," ucap Redi dengan bangga sambil tersenyum tipis.
Alif hanya menunduk dan akhirnya bu guru di kelas menerangkan dengan panjang lebar, siapa saja boleh disebut pahlawan termasuk ayah Alif. Penjelasan dari bu guru membuat dadanya terasa lega dan tidak menyebabkan ejekan Redi menjadi sesuatu yang mengurangi rasa bangganya terhadap sang Ayah.
Ayah Alif sehari-hari bekerja sebagai karyawan lapangan di bawah naungan Dinas Perhubungan yang lokasi tempat kerjanya berpindah-pindah. Suatu hari di jalan ini, hari lain di jalan yang lain pula. Ya, dia bekerja di jalan seperti kata Redi teman Alif. Dari pelebaran jalan, pengaspalan hingga perbaikan jalan yang rusak. Semua dilakukan demi kepentingan umum dan demi keselamatan para pengguna jalan.
ADVERTISEMENT
Di mata Alif, sang ayah tetap pahlawan meski ditertawakan. Dia tak perlu bertanya lagi kepada ibunya karena sudah mantap dan bangga dengan pekerjaan sang ayah.