Pandemi Berlalu, Suluk Dalang Mengalun Merdu

Wuryanti Sri
Ibu rumah tangga dan pemerhati pendidikan yang gemar menulis
Konten dari Pengguna
24 Agustus 2021 20:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wuryanti Sri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wayang dan Dalang, Sumber : Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Wayang dan Dalang, Sumber : Pexels
ADVERTISEMENT
"Bumi gonjang ganjing langit kelap-kelap
Katon lir kincanging risang maweh gandrung
ADVERTISEMENT
Sabaran kadulu wukir moyag mayig
Saking tyas baliwur. Oooooooo......"
tok tok tok.
Sebuah tembang dari seorang dalang yang sering kita dengar pada pentas atau pertunjukan wayang. Suluk namanya. Yaitu nyanyian atau tembang yang didendangkan ketika akan memulai suatu adegan (babak) dalam pagelaran wayang.
Suluk di atas, berbahasa Kawi yang kurang lebih artinya begini:
"Bumi bergerak langit gelap kilat menyambar
Tampak seperti gerak alis orang yang kasmaran
Semua yang terlihat seperti gunung yang bergoyang
Dari hati yang kacau. Oooooo..."
Ada beberapa suluk yang sudah tentu dikuasai oleh para dalang. Setiap ganti adegan ada suluk tersendiri yang mewakili cerita dari setiap adegan atau babak yang akan dimainkan.
Mendengar suara khas dalang ketika bersuluk yang cenderung bernada bas, terbersit kerinduan yang meronta di hatiku. Rindu masa kecil kala bersama abang-abangku nonton pertunjukan wayang di tetangga saat ada hajatan.
ADVERTISEMENT
Suluk dan dalang merupakan satu paket dalam pagelaran wayang. Dalang adalah sebuah profesi seni yang tidak semua orang bisa menjadi dalang. Dalang dituntut memiliki skill yang mumpuni tentang dunia pewayangan. Bahkan ada dalang yang memang dari sononya sudah berbakat sehingga profesi ini dilakoninya dengan kepiawaian yang nyaris sempurna dan membuatnya misuwur atau terkenal sebagai dalang andal.
Meskipun profesi dalang bisa dipelajari di sebuah lembaga pendidikan pedalangan, namun seperti kebanyakan ilmu-ilmu lain pada umumnya, hasil akhir tentu tidak sama antara orang satu dan lainnya.
Ini bisa dilihat pada saat pertunjukan berlangsung. Dalang yang profesional, selain menguasai cerita wayang dengan detail, dia juga dituntut mampu berimprovisasi saat pertunjukan yang membuat penonton betah dan penasaran ingin menikmati pertunjukan sampai selesai.
ADVERTISEMENT
Sepenting apakah seorang dalang hadir dalam kancah seni dan budaya di Indonesia? Indonesia memiliki ratusan bahkan ribuan cabang seni budaya yang adiluhung. Sudah seharusnya dilestarikan dan dikembangkan demi generasi mendatang. Salah satu seni tersebut adalah seni pewayangan yang dikomandani seorang dalang.
Isi cerita yang disampaikan lebih sering tentang kisah kehidupan kita sehari-hari yang sarat akan nilai-nilai moral dan dikemas apik sehingga menarik bagi pemirsa. Walaupun isi cerita bisa berupa kritikan atau sindiran, namun tetap ada unsur etika dan keteladanan di dalamnya.
Pada pagelaran wayang, peran dalang sangatlah dominan. Kendati pertunjukan seni yang satu ini didukung oleh banyak pihak, dari niyaga atau pengrawit atau penabuh gamelan, sinden atau swarawati dan dalang itu sendiri, namun berhasil tidaknya sebuah pertunjukan wayang sangat bergantung pada siapa dalangnya.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia ada banyak jenis wayang yang sudah menjadi seni dan budaya resmi milik negeri. Salah satunya seni wayang kulit. Yang erat hubungannya dengan seni wayang kulit ini adalah dalang. Ya, keberadaan mereka membuat kita cukup prihatin dengan keadaan negeri selama pandemi yang sudah lebih dari setahun ini.
Hadirnya pandemi telah mengubah banyak tatanan kehidupan masyarakat yang selama ini sudah berjalan dengan lancar dan teratur. Dampak pandemi terhadap keberlangsungan suatu pentas seni sangat besar dan cukup membuat sebagian cabang seni pertunjukan menjadi mati suri.
Seakan hidup segan mati tak mau. Meskipun sempat beberapa bulan menikmati udara segar, karena permohonan izin pentas ke Pemerintah Daerah disetujui beberapa bulan lalu, namun karena pandemi ternyata belum juga beranjak pergi, akhirnya pembatasan pertunjukan itu diberlakukan kembali.
ADVERTISEMENT
Bagi para pekerja seni, keadaan ini merupakan pukulan telak yang terpaksa harus dihadapi. Sejumlah "ilmu kanuragan" lain kemungkinan sangat diperlukan dalam membekali diri agar masih mampu dan kuat untuk bangkit lagi dari pukulan maupun hantaman yang mendera.
Pertunjukan wayang kulit biasanya digelar pada malam hari. Bisa semalam suntuk karena cerita yang dibawakan dalang cukup lengkap hingga tamat dan tidak bersambung. Dengan diberlakukan kembali pembatasan pementasan wayang, para dalang tidak bisa pasrah dan tinggal diam. Di bawah naungan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI), mereka bergerak maju ke pemerintah daerah memohon agar nasib para dalang diperhatikan.
Bersama PEPADI, organisasi yang mewadahi kegiatan seni pedalangan beranggotakan para dalang, pengrawit, swarawati dan pembuat wayang, permohonan ke Pemda akhirnya ditanggapi dengan cukup serius. Kehadiran PEPADI sangat berarti sebagai sarana pengabdian dan peningkatan kualitas hidup para seniman pewayangan dan pedalangan.
ADVERTISEMENT
Seni pewayangan dan pedalangan merupakan milik dari semua golongan, aliran dan seluruh masyarakat Indonesia. Angin segar mulai berembus perlahan bagi para seniman ini. Menurut rencana, bila grafik dampak dari pandemi ini menurun, seni pewayangan dan pedalangan di daerah sudah diizinkan untuk pentas kembali dengan tetap melaksanakan prokes 5M.
Sebagai penyambung lidah atau salah satu jembatan ilmu bagi generasi muda tentang seni dan budaya nusantara, kiprah para dalang sudah seharusnya kita apresiasi keberadaannya. Apa jadinya bila tidak ada dalang? Mampukah generasi muda kita memahami tentang cerita wayang tanpa seorang dalang? Kita semua berharap pandemi segera berlalu agar para dalang bisa melenggang riang dan kembali bersuluk merdu.