Ramai dan Tumbuhnya Kota Malang, Siapkah Malang untuk Mengalami Perubahan?

Yasmin Mulia Kurniawan
Mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
3 Desember 2022 16:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yasmin Mulia Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi banjir. Sumber foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi banjir. Sumber foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Kota Malang sempat sepi dikunjungi oleh penduduk dari luar daerah kota tersebut karena pandemi Covid-19 yang terjadi di tahun 2020 hingga saat ini. Pada saat pandemi Covid-19, kondisi Kota Malang yang sebelumnya dipenuhi oleh pendatang menjadi kosong karena adanya peraturan karantina yang dibuat oleh pemerintah pusat untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Oleh karena itu, banyak mahasiswa yang memutuskan untuk kembali ke daerah masing-masing atau bahkan terjebak di Kota Malang karena ada permasalahan pribadi.
ADVERTISEMENT
Kondisi Malang
Pada saat ini, terjadi banyak perubahan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 seperti perubahan gaya hidup dan lingkungan hidup di masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan masker. Awalnya, masker merupakan hal yang tidak wajib untuk dipakai, tetapi saat ini masker menjadi bagian penting dalam beraktivitas. Selain itu, perubahan yang terjadi juga dapat dilihat dari kebijakan perkuliahan.
Sebelumnya, perkuliahan dilakukan secara daring¸ tetapi saat ini sudah mulai dialihkan kembali menjadi perkuliahan tatap muka. Perubahan tersebut tentunya mampu membawa beberapa perubahan yang cukup signifikan pada dinamika masyarakat, termasuk masyarakat Kota Malang. Pada saat ini, sudah banyak masyarakat dari luar Kota Malang yang datang ke kota tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa dari luar Kota Malang yang memutuskan untuk ke Kota Malang karena kebijakan perkuliahan yang sudah kembali dalam bentuk tatap muka.
ADVERTISEMENT
Kebijakan perkuliahan tatap muka menimbulkan beragam perubahan yang terjadi di Kota Malang seperti jumlah kendaraan bermotor, indekos yang mulai dipenuhi oleh mahasiswa rantau, dan toko-toko yang menyediakan kebutuhan sehari-hari kembali buka satu per satu. Oleh karena itu, jalan di Kota Malang kembali macet dan keramaian seakan memenuhi nadi bangunan di Kota Malang.
Pemandangan tersebut tentunya menjadi biasa bagi kalangan mahasiswa dan masyarakat. Melihat keadaan tersebut, muncul beragam pertanyaan terkait kesiapan Kota Malang dalam mengalami keadaan kembali normal seperti kesiapan infrastruktur Kota Malang dalam menerima kedatangan masyarakat dari daerah lain. Selain itu, beragam permasalahan yang akan muncul karena banyaknya masyarakat dari daerah lain yang datang ke Kota Malang juga menjadi pertanyaan.
ADVERTISEMENT
Padatnya Kota Malang
Di Kota Malang, terdapat banyak univeritas baik negeri maupun swasta. Mahasiswa dari universitas yang terdapat di Kota Malang bukan hanya masyarakat Kota Malang saja, melainkan juga masyarakat dari luar Kota Malang. Pada tahun akademik 2022, banyak mahasiswa yang mulai datang ke Kota Malang. Arus puncak kedatangan terjadi pada bulan Agustus hingga September karena banyak universitas yang mulai memasuki masa orientasi mahasiswa baru dan perkuliahan semester baru. Berdasarkan data dari Malang Posco Media, diperkirakan total mahasiswa lama dan mahasiswa baru yang datang ke Kota Malang mencapai 330 ribu mahasiswa (Boom! 330 Ribu Mahasiswa Banjiri Kota Malang | Berita Malang Hari Ini | Malang Posco Media | Berita Malang Raya, n.d.).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kondisi tersebut, muncul pertanyaan terkait kesiapan fasilitas, sarana prasarana, dan infrastruktur yang terdapat di Kota Malang. Di sisi lain, Kota Malang sendiri sudah mengalami pertumbuhan yang pesat selama beberapa tahun terakhir baik secara fasilitas umum maupun infrastruktur. Akan tetapi, beberapa permasalahan terkait fasilitas umum dan infrastruktur masih tetap terlihat seperti kemacetan, banjir, dan saluran drainase yang kurang.
Permasalahan Infrastruktur
Permasalahan fasilitas umum berupa jalan dan drainase di Kota Malang dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat di kota tersebut. Singkatnya, kurangnya drainase dan lahan resapan dapat mengakibatkan air hujan tidak dapat didistribusikan dengan baik. Hal ini mampu mengakibatkan banjir sehingga akan menimbulkan beragam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat seperti diare dan demam berdarah.
ADVERTISEMENT
Melihat pertumbuhan Kota Malang yang amat pesat. Peran drainase dan lahan resapan dalam menjamin kehidupan masyarakat tentu menjadi sebuah aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan dan peletakannya. Akan tetapi, drainase masih menjadi permasalahan dan lahan resapan alami di Kota Malang juga mengalami pengurangan setiap tahunnya. Kondisi pembangunan yang semakin meluas dan semakin lebar menjadi salah penyebab dari munculnya permasalahan tersebut. Dengan begitu, muncul permasalahan utama yaitu terjadi luapan air besar-besaran yang berdampak pada banjir di suatu daerah (Yudhistiro et al., 2021).
Kondisi resapan di sebuah kota juga ditentukan dengan seberapa banyak sampah yang dihasilkan serta bagaimana pengolahan sampah tersebut. Banyak sekali permasalahan terkait sampah yang dihasilkan oleh masyarakat seperti penimbunan sampah. Penimbunan sampah akan menghambat penyerapan air ke tanah dan menimbulkan permasalahan drainase. Air yang tidak dapat diserap oleh tanah dan masuk ke dalam saluran drainase tentunya akan menimbulkan banjir. Drainase yang tidak baik akan mengakibatkan meluapnya air ke jalan. Dalam beberapa kondisi, luapan air dari drainase tersebut akan menyebabkan kondisi jalan menjadi lebih buruk dan lebih rentan untuk rusak.
ADVERTISEMENT
Genangan air yang timbul karena buruknya drainase dan lahan resapan juga akan menimbulkan malapetaka seperti timbulnya beragam penyakit seperti diare dan demam berdarah. Genangan air yang ada di jalan tentunya mengandung banyak parasit, virus, maupun bakteri yang buruk bagi kesehatan. Beberapa ahli mengatakan bahwa jalan di Kota Malang termasuk dalam kondisi yang cukup bagus seperti Jalan Soekarno Hatta, Jalan Bondowoso, Jalan S Parman, dan masih ada beberapa jalan lainnya. Namun, faktanya jalan tersebut seringkali terjadi banjir.
Padahal, jalan tersebut memiliki kondisi yang cukup baik dibandingkan dengan kondisi jalan lainnya di Kota Malang. Hal tersebut dapat dibuktikan pada Jalan Soekarno Hatta yang sering terjadi banjir saat terjadi hujan. Padahal, Jalan Soekarno Hatta terletak dekat dengan Sungai Brantas seharusnya air hujan yang turun mampu dialirkan ke Sungai Brantas dan terdapat drainase yang mengarah ke perempatan patung pesawat ke Jembatan Suhat (Sungai Brantas). Dengan demikian, terdapat permasalahan terkait bagaimana kondisi drainase yang ada di daerah tersebut (Lima Jalan Jadi Biang Macet Kota Karena Berstatus Tertinggal | Radar Malang Online, n.d.).
ADVERTISEMENT
Kondisi cuaca Kota Malang saat ini sedang mengalami musim hujan yang rawan untuk terjadi banjir. Pada bulan Oktober, seringkali terjadi hujan dan banyak saluran air yang terhambat saat hujan. Hal tersebut dapat dilihat pada Jalan Soekarno Hatta tepatnya di depan Politeknik Negeri Malang setelah Jembatan Soekarno Hatta yang terkadang tergenang air sehingga menyusahkan mobilisasi masyarakat.
Refleksi untuk Kota Malang
Kota Malang terlihat memanjakan dalam hal infrastruktur kotanya, tetapi selalu ada hal yang dapat dievaluasi dari berbagai kondisi infrastruktur kota tersebut. Kondisi jalan dan drainase Kota Malang yang ternyata tidak mendukung tentunya menjadi sebuah permasalahan yang bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat di Kota Malang. Permasalahan tersebut merupakan sebuah masalah yang besar apibila tidak ditangani dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Kondisi Kota Malang yang semakin banyak penduduk juga dapat menjadi sebuah permasalahan. Dengan permasalahan yang terjadi di Kota Malang saat ini, salah satu solusi yang bisa dinyatakan dan yang paling sesuai dengan kondisi kita sebagai mahasiswa yaitu pembuatan policy brief. Dengan adanya policy brief bisa menjadi salah satu solusi utama karena sebuah policy brief tentunya telah didasari oleh pemikiran atau kajian terlebih dahulu terkait sebuah masalah.
Kegiatan policy brief tentunya dapat menjadi ajang untuk menentukan kira-kira kesepakatan apa yang harus diambil untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di sebuah daerah. Dengan demikian, policy brief yang telah disusun dengan baik mampu untuk menjadi sebuah solusi akan permasalahan infrastruktur yang mampu mempengaruhi beberapa bidang.
ADVERTISEMENT
Referensi
Boom! 330 Ribu Mahasiswa Banjiri Kota Malang | Berita Malang Hari Ini | Malang Posco Media | Berita Malang Raya. (n.d.). Retrieved October 18, 2022, from https://malangposcomedia.id/330-ribu-mahasiswa-banjiri-kota-malang/
I Wayan Mundra: Sistem Drainase Alami Kota Malang Aman, Tapi Masih Banjir – ITN Malang | Institut Teknologi Nasional Malang | Smart and Intelligent. (n.d.). Retrieved October 19, 2022, from https://itn.ac.id/2021/01/08/i-wayan-mundra-sistem-drainase-alami-kota-malang-aman-tapi-masih-banjir/
Lima Jalan Jadi Biang Macet Kota karena Berstatus Tertinggal | Radar Malang Online. (n.d.). Retrieved October 19, 2022, from https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/kota-malang/09/03/2022/lima-jalan-jadi-biang-macet-kota-karena-berstatus-tertinggal/
Yudhistiro, K., Kota, E. A., & Baskoro, D. S. (2021). Sistem Informasi Drainase Sebagai Sarana Peningkatan Kesadaran Masyarakat Pada Pentingnya Pemeliharaan Drainase Sekunder Kota Malang.