Korban Tumbal Pesugihan

Yasmin
Kitchen hand helper Pempek Iwak Musi, lulusan UNISBA Bandung.
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2022 12:29 WIB
comment
140
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yasmin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto gambar: Max Kleinen/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Foto gambar: Max Kleinen/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saya belum pernah mengalami cerita ini, tapi ini cerita dari salah satu teman saya, sebut saja Tiara. Saat itu ia diminta oleh sahabatnya untuk menemaninya ke sebuah kota kecil di Jawa Barat. Karena persahabatannya terjalin dengan baik, dia setuju tanpa bertanya apa kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Tibalah hari dimana Tiara pergi ke kota mengendarai mobil yang dikemudikan oleh temannya. Mereka pergi hanya berdua saja, tidak ada yang lain. Hari sudah sore, dan diperkirakan tiba di kota tujuan sekitar jam 9 malam. Dalam perjalanan semuanya berjalan normal sampai tiba di kota tujuan.
Teman Tiara langsung menuju hotel yang sudah dipesannya secara online, sampai disini Tiara masih merasa semuanya berjalan normal. Setelah memasuki kamar, tiba-tiba temannya berpamitan bahwa dia harus menyelesaikan beberapa urusan. Tiara bertanya kenapa harus larut malam, karena waktu sudah menunjukkan pukul 22.15. Mungkin bisa ditunda sampai besok pagi. Kata temannya bisanya hanya malam hari, karena orang yang akan ditemuinya sangat sibuk.
Tiara masih biasa saja dan tidak berpikiran macam-macam. Setelah temannya pergi, Tiara mandi dan mencoba menonton tv sambil menunggu temannya datang. Sampai jam 1 dini hari teman Tiara belum juga datang, Tiara mencoba tidur dulu. Beberapa menit setelah Tiara tertidur dia terbangun karena ada suara seperti pintu dibuka, dia mengira itu adalah temannya. Dipanggil namanya namun tidak ada jawaban. Ah, mungkin itu hanya halusinasi pikir Tiara.
ADVERTISEMENT
Tidak lama kemudian, tercium bau bunga kamboja yang sangat menyengat, dan berubah menjadi bau amis yang sangat menusuk. Tiara mulai sadar bahwa dia tidak sedang berhalusinasi, di ruangan ini tidak ada siapa-siapa selain dirinya sendiri. Pukul 2.15 dini hari akhirnya temannya pulang dan hanya bilang lelah, ingin langsung tidur. Besok pagi dia akan kembali ke Jakarta karena urusannya sudah selesai.
Tiara tidak curiga dan dia juga enggan menceritakan kejadian aneh yang baru saja dialaminya. Seminggu setelah tiba di Jakarta, pada Jumat malam Tiara kembali mencium bau bunga kamboja yang sama dan berganti bau amis yang menyengat seperti di kamar hotel itu. Kali ini bersamaan dengan munculnya sosok tinggi hitam besar menakutkan yang berusaha mencelakainya. Tiara mencoba membaca semua doa yang dia hafal, dalam ketakutan dia masih mencoba untuk berdoa. Makhluk tinggi hitam besar itu tampak marah dan menghilang.
ADVERTISEMENT
Keesokan paginya Tiara memberi tahu ibunya tentang kejadian ini, dan ibunya menyarankan untuk menemui seorang ulama. Tiara menceritakan semuanya kepada ustadz, dan ustadz menanyakan apakah Tiara telah pergi ke luar kota dalam beberapa hari terakhir. Dia menjawab sekali ketika dia menemani temannya. Ulama tersebut mengatakan bahwa Tiara menjadi korban tumbal pesugihan yang dilakukan oleh temannya, karena sejak di hotel Tiara mengalami hal-hal aneh dan menakutkan.
Teman Tiara memang bekerja di dunia hiburan, dan ingin cepat terkenal. Jalan pintas yang ditempuh untuk mewujudkan keinginannya adalah dengan menggunakan pesugihan yang meminta tumbal. Dan teganya lagi, sahabatnya sendiri menjadikan Tiara korban tumbal pesugihan itu.