Transformasi Pembelajaran Pesantren di Era Digital

Yesinia Yasmin
Mahasiswi Pendidikan Agama Islam (PAI), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 1
Konten dari Pengguna
14 Desember 2020 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yesinia Yasmin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu bahwa keadaan pondok pada masa kolonial sangat berbeda dengan keberadaan pondok sekarang. Ditambah dengan transformasi era yang sangat cepat yang terjadi di dunia, dimana tak terasa yang awalnya kita sangat mengandalkan tenaga manusia namun sekarang kita sangatlah bergantung pada kecanggihan teknologi apalagi di era revolusi industri 4.0 dimana segala sesuatu dilakukan secara digital dan ditambah dengan datangnya pandemi virus corona yang mengharuskan kita berkembang dan beradaptasi lebih cepat dari semestinya, dimana kita tidak boleh berkumpul dalam jumlah yang banyak dalam rangka memutuskan rantai penyebaran virus ini dan akhirnya kita harus menggunakan media digital dalam menjalankan kegiatan di kehidupan sehari-hari seperti belajar, bekerja, dan kegiatan lainnya. Jelas ini sangat mempengaruhi kehidupan manusia sekarang termasuk pada metode pembelajaran yang digunakan ditempat belajar mengajar tak terkecuali di pondok pesantren.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan judul artikel ini sebelum membahas lebih jauh tentang apa itu transformasi pembelajaran di era digital ini alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui secara satu persatu apa itu transformasi, apa itu pembelajaran, apa itu pesantren dan apa itu era digital, oleh karena itu simak lebih lanjut mengenai semua melalui penjelasan berikut ini.
Membahas tentang Transformasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Transformasi adalah suatu perubahan rupa baik itu dari betuknya, sifatnya ataupun fungsinya. Transformasi memiliki arti perubahan struktur dengan cara menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya.Perubahan ini dilakukan tidak langsung, akan tetapi poses perubahan ini secara berangsur-angsur sehingga sampai pada tahap yang terakhir. Perubahan tersebut adalah cara untuk memberi respon terhadap unsur eksternal dan unsur internal.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dalam pengertiannya pembelajaran adalah suatu proses mengajar yang menggukan media dalam pelaksanaannya. Pembelajaran juga berarti kegiatan belajar yang dilakukan oleh pengajar dan pelajar. Tujuan pembelajaran itu sendiri untuk menciptakan lingkungan eksternal menjadi lebih kondusif. Pembelajaran ini akan berhasil dan tercapai pada tujuan apabila siswa itu aktif belajarnya melalui berbagai sumber seperti buku, koran, majalah dan lain-lain.
Dapat diketahui Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang tertua dalam menggali sejarah bangsa Indonesia. Sejak tahun 1596, Pesantren itu sudah hadir untuk mempelajari ajaran islam. Pondok pesantren di Indonesia memiliki peran sangat penting sekali, baik itu untuk kemajuan pendidikan islam sendiri maupun bagi bangsa Indonesia. Tujuannnya tidak lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam Pendidikan, keagamaan dan moral. Pada umumnya dalam pesantren membahas banyak ragam khazanah keilmuan, mulai dari tata bahasa arab seperti nahwu, sharaf, tafsir, qiraat, tauhid, fiqih empat mazhab, juga akhlaq, mantiq, sejarah hingga ilmu tasawwuf. Metode pembelajaran yang diterapkan di pesantren juga beragam yaitu badongan, dimana Kiai membaca kitab lengkap dengan arti dan keterangan, sementara santri mencatat keterangan dari Kiai, Sorogan dimana Santri menghadap kepada Kiai secara individu untuk mempelajari ilmu atau menyetorkan hafalannya.
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi milenial, harus siap berinovasi untuk menyambut dengan adanya era digital 4.0. Revolusi era digital 4.0. ini adalah sebuah gabungan antara teknologi cyber dengan teknologi otomatisasi. Cara bekerjanya yaitu konsep teknologi otomatisasi ini yaitu tanpa adanya bantuan dari tenaga kerja manusia dalam proses kerjanya. Hal ini tentu saja membuat manusia lebih mudah dalam mengerjakan sesuatu apalagi dengan masalah waktu yang tentuny aakan semakin cepat dan tidak menguras banyak waktu. Contohnya yang sudah dirasakan pemanfaatannya teknologi yang mudah diakses oleh siapa saja dan kapan saja yaitu internet. Dari internet kita bisa berkomunikasi dengan siapapun dan dimanapun, bisa mencari informasi yang kita cari dan kita butuhkan, bisa mendalami pengetahuan, juga bisa mencari hiburan dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Peradaban manusia berangsur-angsur telah berubah, setiap zaman atau tempat memilik inilai yang berbeda yang dimana tidak bisa dimiliki oleh zaman atau tempat yang sebelumnya. Begitupun dengan kondisi pesantren pada masa sekarang yaitu di era digital pada saat ini, banyak sekali tantangan yang harus dilalui oleh para santri, Karena kondisinya sekarang yang banyak sekali perubahan dan perkembangan adalah pada lingkungan dan sumber belajar. Pada masa di era digital ini santri dituntut untuk menguasai teknologi informasi, akan tetapi sangat disayangkan dalam lingkungan pesantren itu sendiri para santrinya dilarang untuk menggunakan alat komunikasi seperti ponsel, laptop dan lain-lain.
Ini semua dilakukan karena ditakutkan akan mengganggu proses belajar mereka, tetapi di era digital ini santri harus paham tentang teknologi. Sebab teknologi bisa menjadi bahan untuk menyampaikan nilai-nilai dakwah dan syiar islam. Oleh karena itu pihak pondok pesantren harus bisa menyesuaikan antara era digital ini dan peraturan pesantren yang sudah ditetapkan sejak dahulu karena jika tidak maka pesantren terutama santrinya akan ketinggalan perkembangan zaman yansg semakin kesini perkembangan teknologi semakin canggih. Salahsatu kewajiban seorang santri milenial ini harus bijak dalam penggunaan media sosial, karena tidak semua informasi yang ada dalam internet itu berbentuk positif, namun ada bahkan banyak bentuk informasi yang bersifat negatif contohnya seperti adanya berita hoax. Jadi tantangan seorang santri milenial harus bisa memilah dan memilih mana berita yang benar dan mana berita yang bohong.
ADVERTISEMENT
Santri sebagai produk pesantren haruslah memulai belajar hal-hal baru utamanya teknologi. Karena dapat kita definisikan bahwa, santri hari ini bukan hanya santri yang hanya pandai membaca kitab kuning, namun gagap dalam menggunakan teknologi. Bukan pula mereka yang hanya paham ilmu ulama salaf tanpa tahu ilmu ulama kholaf. Begitulah kurang lebihnya. Santri yang baik, harus sesuai tuntutan sosial. Mereka haruslah paham terhadap kenyataan, mengerti situasi kekinian, dapat menyelesaikan problem sosial dengan sikap arif dan berlandasan hukum yang benar, tanpa terlepas dari tradisi yang dipegang oleh ulama terdahulu.
Oleh karenanya transformasi Pendidikan pesantren dalam era digital ini sangat penting bagi seorang santri agar tidak ada istilah “ketinggalanakan informasi”.Peran santri ini sangat penting karena Santrilah nanti yang akan menyebarkan dakwah dan syiar islam kepada masyarakat dimasa yang akan datang. Dalam hal kepengurusan pesantren, menurut KH. Abdurrahman Wahid, kepengurusan pesantren ada kalanya berbentuk sederhana, di mana kiai memegang pimpinan mutlak dalam segala hal, sedangkan kepemimpinannya itu sering kali diwakilkan kepada seorang ustadz senior. Sedangkan dalam hal lain yaitu dari segi sistem, pesantren kebanyakan menggunakan sistem klasik, yaitu dengan metodologi menyesuaikan dengan metode pengajaran modern, diantaranya metode ceramah, metode kelompok, metode tanya jawab dan diskusi, tak lupa metode demonstrasi, eksperimen, dan metode dramatisasi. Selanjutnya pesantren modern dalam hal pengembangan materi belajar, kurikulumnya tidak hanya mewajibkan santri belajar berdasarkan kitab tertentu sebagaimana pesantren lama, namun sudah mengembangkan materi dalam bentuk kurikulum belajar santri dengan muatan yang tentu lebih komprehensif.
ADVERTISEMENT
Pola kehidupan pesantren terwujud dalam istilah "Panca jiwa" atau sering disebut "lima jiwa" yang dimana itu semua harus diwujudkan dalam proses Modernisasi pendidikan dan pembinaan karakter santri. Kelima jiwa tersebut adalah jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa kemandirian, jiwa ukhuwah islamiyah, dan jiwa kebebasan yang bertanggung jawab.Untuk mencapai orientasi di atas maka pendidikan dalam proses modernisasi akan mengalami perubahan fungsional dan antarsistem. Perubahan-perubahan tersebut pada tingkat konseptual dapat dirumuskan dengan menggunakan pendekatan sistem-sistem dalam hal ini bila dilihat dari kajian-kajian modernisasi menemukan variabelnya yang relevan dengan perubahan pendidikan.