Beli Van Dijk Sekarang Juga, Liverpool

7 Juni 2017 16:42 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Liverpool harus membeli Virgil van Dijk. (Foto: Southampton FC)
"Dalam situasi di mana kau butuh untuk bicara dengan cepat, kami menggunakan bahasa Jerman. Cara itu berhasil, terutama ketika kami sedang menghadapi sepak pojok. Dengan menggunakan bahasa Jerman, lawan-lawan kami pun kebingungan." - Dejan Lovren
ADVERTISEMENT
Setelah mengalami musim dua musim pertama yang sulit, Dejan Lovren akhirnya mampu menjustifikasi harganya yang mahal itu. Didatangkan Liverpool dengan uang mahar 20 juta poundsterling dari Southampton, cap transfer gagal itu perlahan mampu dihapus oleh pria kelahiran Bosnia ini.
Rahasianya sederhana saja. Lovren kini sudah punya tandem sehati dalam diri Joel Matip.
Didatangkan dari Schalke tanpa uang sepeser pun, Matip sebenarnya juga sempat kesulitan. Namun, tak seperti Lovren yang kesulitan karena kesalahannya sendiri, kesulitan Matip ini datang karena cedera. Alhasil, dalam banyak kesempatan, Lovren pun masih harus kerap kehilangan dirinya.
Akan tetapi, ketika Lovren dan Matip bermain bersama, ceritanya lain. Dari 18 laga Premier League yang mereka lalui sebagai tandem di jantung pertahanan, tak satu kali pun Liverpool menelan kekalahan.
ADVERTISEMENT
Sebagai tandem, kedua orang ini memang benar-benar cocok dan saling melengkapi. Matip unggul di udara, Lovren piawai di darat. Selain itu, kemampuan mereka berbicara bahasa Jerman juga menjadi nilai plus.
Matip (tengah) beraksi saat melawan West Ham. (Foto: Reuters/John Sibley)
Namun ternyata, performa Lovren dan Matip ini belum juga memuaskan Juergen Klopp. Ya, bagaimana tidak? Kalau Klopp sudah puas, mana mungkin mereka mengincar tanda tangan Virgil van Dijk?
Ya, Virgil van Dijk. Bek Southampton yang memang jadi incaran banyak klub -- termasuk Manchester City -- itu. Bek asal Belanda yang memang merupakan salah satu bek terbaik Premier League 2016/17 itu.
Kabar yang beredar dalam beberapa hari belakangan mengindikasikan bahwa Van Dijk bakal memilih Liverpool sebagai pelabuhan berikutnya. Namun, untuk mendapatkan eks-pemain Celtic ini, cek senilai 50 juta poundsterling harus dikeluarkan. Harga itu jelas tidak murah karena apabila nantinya Liverpool benar-benar mendatangkan Van Dijk, maka dia akan menjadi bek tengah termahal dunia bersama David Luiz.
ADVERTISEMENT
Rencana transfer ini pun menimbulkan dua pertanyaan. Pertama, apakah Van Dijk pantas dihargai sekian? Kedua, apa yang bisa diberikan pria bertinggi 193 cm itu untuk pertahanan The Reds?
Soal harga Van Dijk yang selangit itu, tentu ada penjelasan logis di baliknya dan kalau mau dirunut, semua ini terjadi karena Pep Guardiola.
Begini. Sejak Guardiola dengan Barcelona-nya membuat build up dari lini belakang menjadi tren yang wajib diikuti, kriteria seorang bek tengah mumpuni memang bertambah. Untuk disebut sebagai bek tengah berkualitas, seorang pemain tidak cukup hanya tangguh dalam bertahan saja. Lebih dari itu, dia harus nyaman dalam menguasai dan mengalirkan bola ke depan.
Itulah mengapa pemain seperti John Stones dihargai sampai 42 juta pounds. Itulah mengapa Leonardo Bonucci sampai saat ini masih dikejar-kejar oleh Guardiola. Itulah mengapa, Virgil van Dijk dibanderol sampai 50 juta pounds.
ADVERTISEMENT
Meski penambahan kriteria itu sudah dimulai sejak lama, nyatanya bek seperti ini masih cukup langka. Kalau sekadar bisa, ya, pasti banyak yang bisa. Namun, yang dicari di sini adalah kepiawaian dan kenyamanan. Selain itu, kemampuan melepas umpan panjang sebagai sumber alternatif serangan juga diutamakan.
Nah, perkara umpan panjang inilah yang menjadi keunggulan utama Van Dijk dibanding bek-bek Liverpool saat ini. Pada musim 2016/17, akurasi umpan panjang Van Dijk menurut catatan Adam Bate dari SkySports, mencapai angka 62,6% (97 dari 155). Sementara itu, Matip hanya 51,4% (93 dari 181), Lovren 46,5% (140 dari 301), dan Ragnar Klavan 45,8% (49 dari 107).
Pada musim lalu, Liverpool seringkali kesulitan ketika menghadapi tim-tim yang bermain dengan blok pertahanan rendah seperti Southampton. Untuk membongkar pertahanan tim-tim macam itu, memang dibutuhkan improvisasi dan dengan kemampuannya itu, Van Dijk sudah membuktikan bahwa dia memang punya nilai plus.
ADVERTISEMENT
Lovren (kiri) nyaman bersama Matip. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Dari aspek defensif, Van Dijk pun benar-benar tangguh. Dengan postur yang tinggi menjulang, dia tidak akan kesulitan untuk melakukan duel-duel udara dengan penyerang sebesar apapun.
Istimewanya lagi, postur yang besar itu tak membuat Virgil van Dijk kikuk dalam menghadapi bola-bola daerah. Pasalnya, pemain 25 tahun ini juga punya kecepatan. Tubuhnya memang cukup ramping dan dengan kaki-kaki yang panjang, dia tidak kesulitan untuk mengejar pemain-pemain yang lebih cepat. Jika Matip unggul di udara dan Lovren unggul di darat, maka Van Dijk unggul di darat dan udara.
Kelebihan lain Van Dijk adalah ketenangannya dalam situasi-situasi genting dan tak heran jika ban kapten kerap pula melingkar di lengannya. Dia mampu menjadi pemimpin di lini belakang dan dengan kelebihan yang satu ini, diharapkan lini belakang Liverpool yang keropos (musim lalu mereka kebobolan 44 gol; terbanyak di antara tim-tim empat besar) untuk ukuran tim papan atas itu bisa ditambal. Seandainya Liverpool nantinya memilih untuk tidak mendatangkan kiper dan bek kiri baru, setidaknya ada rasa aman lebih yang mereka miliki.
ADVERTISEMENT
Kemudian, apabila Van Dijk bergabung, bagaimana dengan Lovren dan Matip? Nah, ini yang bakal menjadi pekerjaan rumah penting bagi Klopp. Di satu sisi, tandem Matip-Lovren sudah memberi bukti. Di sisi lain, secara individual, kualitas Van Dijk jelas di atas mereka berdua dan bakal menjadi tambahan yang mumpuni.
Meski begitu, kalaupun nanti salah satu dari Matip atau Lovren tergusur ke bangku cadangan, hal itu sebenarnya merupakan hal positif bagi Liverpool. Sebabnya, dengan begitu artinya Liverpool bakal memiliki kedalaman skuat yang apik.
Alternatif lainnya, Liverpool barangkali bisa juga memainkan formasi tiga bek. Keberhasilan Chelsea dan Arsenal menjuarai Premier League dan Piala FA dengan tiga bek tentu tidak bisa dinafikan begitu saja. Mungkin -- ingat, ini cuma mungkin --, apabila Liverpool nantinya benar-benar bermain dengan cara demikian, gelar Premier League musim depan bisa menjadi milik mereka.
ADVERTISEMENT
Mungkin.