Derby del Sole: Adu Gengsi Mereka yang Terabaikan

13 Oktober 2017 6:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Totti dan Hamsik berduel pada tahun 2009. (Foto: AFP/Filippo Monteforte)
zoom-in-whitePerbesar
Totti dan Hamsik berduel pada tahun 2009. (Foto: AFP/Filippo Monteforte)
ADVERTISEMENT
Tak ada yang bisa menyanggah kemewahan Derby della Madonnina. Di situ, bertemulah dua kesebelasan yang tidak hanya masyhur di Italia, tetapi juga di seluruh dunia, Internazionale dan Milan. Laga itu sendiri akan menjadi fokus para penggemar calcio akhir pekan nanti.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, laga derby itu bukan satu-satunya yang bakal tersaji. Pasalnya, sehari sebelum Derby della Madonnina, akan lebih dulu diselenggarakan laga Derby del Sole yang mempertemukan Roma dan Napoli.
Sesuai dengan namanya masing-masing, sudah bisa diketahui bahwa Roma dan Napoli memang tidak berasal dari kota yang sama. Akan tetapi, laga ini menjadi sebuah derby karena adanya segregasi Utara-Selatan di Italia, baik itu dalam sepak bola maupun dalam sendi-sendi kehidupan lain.
Napoli memang secara geografis terletak di Italia sebelah selatan dan sah rasanya bagi mereka untuk mendaku sebagai klub selatan. Akan tetapi, Roma, secaara geografis tidak berasal dari Italia Selatan. Kota Roma sendiri berada persis di tengah-tengah Italia dan di situ, terlihat bahwa segregasi Utara-Selatan itu lebih tepat jika disebut sebagai Utara dan Non-Utara.
ADVERTISEMENT
Dari sisi sepak bola, klub-klub Utara memang secara historis amat dominan di persepakbolaan Italia. Dari sana, ada duo Milan dan Juventus yang reputasinya sudah tak perlu lagi dipertanyakan. Namun, selain mereka, dari Utara juga ada klub-klub seperti Genoa, Bologna, serta Torino yang punya sejarah berkilau di calcio.
Di situlah kemudian Roma dan Napoli muncul sebagai pahlawan bagi orang-orang Non-Utara. Secara historis, mereka memang merupakan dua klub Non-Utara paling sukses dengan total 23 gelar domestik dan dua trofi internasional. Dari sini, tak mengherankan jika keduanya lalu memiliki basis massa terbesar di kalangan orang-orang Non-Utara.
Awalnya, relasi kedua klub ini berjalan harmonis. Keberadaan musuh bersama membuat para tifosi kedua klub ini kemudian punya hubungan baik. Ini didasarkan pada sebuah tradisi bernama Gemellagi yang secara harfiah berarti aliansi. Biasanya, apabila dua kelompok punya musuh bersama, maka mereka akan menjalin pertemanan.
ADVERTISEMENT
Namun, hubungan harmonis ini kemudian berakhir pada dekade 1980-an. Kedatangan Diego Armando Maradona adalah titik baliknya. Dengan kedatangan Maradona, Stadion San Paolo menjadi selalu penuh sesak dan ultras Roma pun kehilangan tempat di sana.
Ketika mereka berusaha kembali ke tempat biasanya, ultras Roma itu kemudian terlibat baku hantam dengan para suporter tuan rumah. Hal ini kemudian diperparah dengan keputusan Napoli mendatangkan Bruno Giordano yang notabene merupakan mantan pemain kesayangan Lazio.
Sejak saat itulah relasi kedua klub memburuk dan puncaknya, pada 2014 silam, seorang suporter Napoli, Ciro Esposito, meninggal dunia dalam lawatan ke Olimpico. Padahal, ketika itu Napoli tidak sedang bertanding melawan Roma, melainkan Fiorentina pada ajang Piala Italia. Pelaku pembunuhan itu adalah suporter Roma bernama Daniele De Santis yang kemudian dihukum 26 tahun penjara.
ADVERTISEMENT
Maradona pada laga Piala UEFA 1988. (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Maradona pada laga Piala UEFA 1988. (Foto: AFP)
Pada pertemuan akhir pekan nanti, baik Napoli maupun Roma sama-sama butuh kemenangan. Napoli harus menang demi menjaga jarak dengan Juventus dan Inter yang hanya tertinggal dua poin, sementara Roma harus menang kalau mau terus menjaga persaingan di papan atas, khususnya dengan Lazio.
Adapun, laga Derby del Sole nanti akan menjadi momen spesial bagi kapten Napoli, Marek Hamsik. Pemain asal Slovakia ini tentunya ingin segera meraih hasil positif setelah negaranya dipastikan gagal tampil di Piala Dunia tahun depan.
Namun, motivasi Hamsik bukan cuma itu. Pada pertandingan melawan Roma, pemain 30 tahun ini punya kans untuk menyamai, bahkan melampaui, catatan gol Diego Maradona untuk Napoli.
Saat ini, Hamsik sedang menjalani musim kesebelas bersama Napoli dan dari situ, sudah 114 gol berhasil disarangkan pemain berambut mohawk ini. Dia hanya tertinggal satu gol dari Maradona yang memperkuat Napoli antara 1984 dan 1991.
ADVERTISEMENT
Hamsik sendiri belum bisa membawa Napoli menjadi juara Serie A atau kompetisi kontinental seperti Maradona. Akan tetapi, jika nanti dirinya mampu menyamai atau melampaui rekor El Diego di Derby del Sole, tentunya para tifosi Napoli tak punya pilihan lain selain mengakui bahwa kini, mereka sudah punya raja sepak bola baru di San Paolo.
=====
Derby del Sole atau Derby Matahari antara Roma dan Napoli akan digelar pada Minggu (15/10/2017) pukul 01.45 dini hari WIB di Stadio Olimpico, Roma.