Kevin Lasagna dan Satu Malam di Polandia

18 Oktober 2018 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Striker Timnas Italia, Kevin Lasagna, bermain untuk klubnya, Udinese. (Foto: Getty Images/Iguana Press/Mario Carlini)
zoom-in-whitePerbesar
Striker Timnas Italia, Kevin Lasagna, bermain untuk klubnya, Udinese. (Foto: Getty Images/Iguana Press/Mario Carlini)
ADVERTISEMENT
Kevin Lasagna seharusnya tidak pernah sampai ke Polandia. Dalam daftar nama berisikan 28 pemain yang awalnya disusun Roberto Mancini untuk menghadapi laga melawan Ukraina dan Polandia, awalnya hanya ada nama Patrick Cutrone, Gianluca Caprari, Ciro Immobile, dan Simone Zaza untuk mengisi pos penyerang tengah Timnas Italia.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, rencana Mancini tidak berjalan mulus. Dalam rangkaian persiapan menghadapi dua pertandingan tersebut, Zaza dan Cutrone harus menyingkir lebih dulu karena cedera. Dua pemain ini bergabung bersama Alessio Romagnoli dan Danilo D'Ambrosio yang juga kudu kembali ke klub masing-masing karena alasan serupa.
Jadilah Mancini kemudian memutar otak. Empat pemain tumbang dan penggantinya harus dicari. Cristiano Piccini, Lorenzo Tonelli, dan Lasagna akhirnya dipilih. Lasagna sendiri baru dipanggil sehari sebelum pertandingan melawan Ukraina di Genoa dilangsungkan.
Pada pertandingan melawan Ukraina yang berakhir imbang 1-1 itu Lasagna tidak dimainkan. Baru kemudian saat Timnas Italia bertandang ke Chorzow untuk menghadapi tuan rumah Polandia, Lasagna mendapatkan kesempatan. Pemain 26 tahun itu pun tak menyia-nyiakannya.
ADVERTISEMENT
Lasagna masuk ke lapangan Stadion Silesia ketika pertandingan sudah memasuki masa-masa genting, tepatnya di menit ke-81. Pada titik tersebut, Azzurri sebenarnya sudah berusaha menekan sedemikian rupa. Mereka unggul jauh atas Polandia dari segi penguasaan bola dan penciptaan kans. Akan tetapi, bola betul-betul seperti enggan masuk ke gawang Wojciech Szczesny.
Pemain yang digantikan Lasagna kala itu adalah Federico Chiesa, sosok yang digadang-gadang bakal jadi bintang masa depan Italia. Lasagna masuk dan Italia pun kembali bermain dengan penyerang murni. Sebelumnya, Lorenzo Insigne-lah yang didapuk Mancini untuk menghuni posisi sentral penyerangan diapit oleh Chiesa dan Federico Bernardeschi.
Tak banyak perubahan sebenarnya yang disumbangkan oleh Lasagna. Italia yang sebelumnya sudah mengontrol laga itu masih terus melanggengkan dominasinya. Akan tetapi, Lasagna memang tidak masuk lapangan untuk melakukan itu. Dia masuk untuk menciptakan hal-hal tidak terduga.
ADVERTISEMENT
Pertandingan sudah memasuki masa tambahan waktu ketika Italia mendapat sepak pojok. Skor masih imbang tanpa gol dan apabila Italia hanya kembali mendapat hasil imbang, nasib mereka di UEFA Nations League bakal berada di ujung tanduk. Sepak pojok itu pun akhirnya diambil dengan penuh keputusasaan.
Namun, setelah bola tiba di kotak penalti, keputusasaan itu berubah menjadi harapan. Sembari menjatuhkan diri, Lasagna menyambut bola kiriman dari Marco Verratti itu dengan sundulan kepala yang diarahkan ke tiang jauh. Di tiang jauh, sudah berjaga seorang Cristiano Biraghi. Tanpa banyak cingcong, Biraghi kemudian mencocor bola masuk ke gawang Szczesny dengan kaki kirinya.
Italia akhirnya mencetak gol. Mereka pun merayakan gol tersebut dengan suka cita laiknya baru saja memenangi Piala Dunia sembari memberikan penghormatan untuk almarhum Davide Astori. Italia menang dan Polandia pun dipastikan terdegradasi ke Nations League B.
ADVERTISEMENT
"Aku merasakan emosi yang tidak bisa dijelaskan ketika pelatih memanggilku untuk masuk ke lapangan. Bisa berada di skuat saja aku girangnya bukan main. Bermain untuk negara adalah impian setiap bocah dan aku bangga bisa melakukan itu. Ketika Mancini menyuruhku masuk, aku nyaris tidak percaya," tutur Lasagna soal eposnya di Polandia itu kepada Udinese TV.
Enam tahun silam, kala masih berusia 20 tahun, Lasagna sama sekali belum jadi siapa-siapa. Ketika itu dia masih bergelut di Serie D bersama Cerea. Setelah itu, kariernya perlahan menanjak sampai akhirnya mampu membawa Carpi promosi ke Serie A pada musim 2014/15. Sayangnya, Carpi harus langsung terdegradasi lagi pada musim 2015/16.
Lasagna pun, pada musim 2016/17, harus kembali berlaga di Serie B. Namun, itu tidak membuat Udinese kehilangan minat kepadanya. Empat belas golnya pada musim itu mampu mengantarkan Carpi lolos ke play-off promosi Serie A. Carpi memang gagal, tetapi Lasagna tetap berhasil mendapatkan promosi pribadi.
ADVERTISEMENT
Sejak musim 2017/18, Lasagna menjadi andalan Udinese di lini depan. Sampai sejauh ini, dia sudah bermain sebanyak 41 kali untuk Zebrette dan menyumbangkan 15 gol. Catatan itu bisa dibilang impresif, bisa juga tidak. Yang jelas, apa yang dilakukan Lasagna untuk Udinese sudah cukup untuk membuat Mancini terpikat.
Pada pertandingan melawan Polandia itu, seharusnya Lasagna bermain dengan disaksikan kedua orang tuanya. Sayang, mereka akhirnya tidak bisa sampai ke Chorzow karena penerbangannya mengalami penundaan. Lasagna kini berharap dengan kontribusinya di laga melawan Polandia tadi dia bisa kembali dipanggil Mancini untuk menghadapi Portugal di laga terakhir Nations League.
"Ketika aku sedang bermain, mereka tengah berada dalam perjalanan pulang ke Italia. Mereka memang tidak bisa menonton pertandinganku, bahkan dengan streaming sekalipun, tetapi ketika mereka sudah mendarat dan bisa menghidupkan ponsel, mereka mendapat banyak pesan ucapan selamat. Dari situlah mereka tahu apa yang terjadi," katanya.
ADVERTISEMENT
"Aku ingin bisa ambil bagian di laga melawan Portugal yang akan diselenggarakan di Milan. Kuharap orang tuaku bisa menonton langsung. Hanya beberapa bulan lalu bermimpi untuk bermain di Nazionale saja aku tidak berani," tutup Lasagna.