Menguliti Rahasia Ketajaman para Cannonieri Serie A

17 Oktober 2018 17:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Topskorer Serie A (Foto: Composite Getty, Reuters, AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Topskorer Serie A (Foto: Composite Getty, Reuters, AFP)
ADVERTISEMENT
Anomali sempat terjadi di jajaran pencetak gol terbanyak Serie A. Sampai pekan ketiga lalu, enam pemain yang musim lalu begitu produktif baru bisa mengemas tiga gol di antara mereka. Imbasnya, daftar marcatori pun diisi oleh nama-nama asing seperti Krzysztof Piatek, Gregoire Defrel, bahkan Marco Benassi yang notabene merupakan seorang pemain tengah.
ADVERTISEMENT
Namun, itu semua sudah di masa lampau. Serie A kini sudah berjalan delapan pekan dan akan memainkan pekan kesembilannya akhir pekan nanti. Saat ini, di tabel pencetak gol terbanyak, nama-nama familiar mulai kelihatan batang hidungnya. Bahkan, Cristiano Ronaldo yang sempat mejan di awal musim kini sudah mulai menunjukkan ketajaman.
Memang benar bahwa tak semua nama asing yang tampak di awal-awal musim tadi sudah sepenuhnya hilang. Benassi akhirnya telah tergusur, tetapi Piatek dan Defrel masih kokoh bertahan. Bahkan, Piatek yang kini sudah mencetak 9 gol untuk Genoa telah unggul 3 gol atas Lorenzo Insigne yang mengekor persis di bawahnya.
Sementara itu, Defrel yang memperkuat Sampdoria saat ini berada di urutan keempat. Sebenarnya, raihan gol striker asal Prancis itu sama dengan Ciro Immobile, yakni 5. Namun, bedanya Immobile sedikit lebih efisien dalam menggunakan menit bermainnya untuk mengumpulkan jumlah gol yang sama.
ADVERTISEMENT
Menutup lima besar, barulah ada Ronaldo. Sebetulnya lagi, raihan gol pemain Portugal ini sama dengan catatan milik Mario Mandzukic, Rodrigo De Paul, serta Gonzalo Higuain. Empat pemain depan itu sama-sama sudah mencetak 4 gol. Bedanya, Ronaldo patut jadi yang terdepan karena dia adalah penyumbang assist terbanyak di antara para koleganya tadi.
Nah, sekarang, kami dari kumparanBOLA berniat untuk menguliti masing-masing penghuni lima besar tersebut. Kami ingin mencari tahu apa yang membuat mereka begitu produktif sejauh ini.
1) Krzysztof Piatek (Genoa)
Krzysztof Piatek dalam sebuah pertandingan untuk Genoa. (Foto: Getty Images/Paolo Bruno)
zoom-in-whitePerbesar
Krzysztof Piatek dalam sebuah pertandingan untuk Genoa. (Foto: Getty Images/Paolo Bruno)
Mantan pelatih Piatek di KS Cravocia, Michal Probierz, menyebutkan bahwa pemain berusia 23 tahun ini 'memiliki gol di dalam darahnya serta penempatan posisi yang fantastis'. Apa yang dikatakan Probierz itu sama sekali tidak salah, tetapi juga tidak cukup untuk mendeskripsikan kehebatan Piatek.
ADVERTISEMENT
Davide Ballardini, eks pelatih Genoa yang belum lama ini dipecat, mengatakan bahwa Piatek merupakan sosok striker komplet dan dia benar. Faktanya, Piatek memang mampu mencetak gol dengan kaki kanan, kaki kiri, maupun kepala. Ini didukung dengan pergerakannya yang lincah, agresivitas yang tinggi, serta keberanian dalam berduel, baik dalam situasi bola darat maupun udara.
Sejauh ini, Piatek adalah salah satu striker paling efisien dalam memanfaatkan peluang di Serie A. Total, dia sudah melepaskan tembakan sebanyak 29 kali dengan 14 di antaranya mengenai bidang sasaran. Dari 14 upaya itu, 9 di antaranya berbuah gol. Ini membuat Piatek hanya butuh 3,2 sepakan atau 70 menit untuk bisa mencetak satu gol.
2) Lorenzo Insigne (Napoli)
ADVERTISEMENT
Lorenzo Insigne usai laga melawan Liverpool di matchday kedua Liga Champions 2018/19. (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
zoom-in-whitePerbesar
Lorenzo Insigne usai laga melawan Liverpool di matchday kedua Liga Champions 2018/19. (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
Sebagai seorang pemain depan, ketajaman sebenarnya tak pernah jauh-jauh dari Insigne. Pada musim 2016/17, misalnya, pemain mungil ini pernah mencetak 18 gol dalam semusim di Serie A. Akan tetapi, pada musim lalu Insigne memang tak setajam dua musim sebelumnya. Dari 37 penampilan, Insigne cuma mampu mengemas 8 gol Serie A.
Sebenarnya, tidak ada penjelasan mengapa Insigne bisa tidak produktif musim lalu selain karena penyelesaian akhirnya buruk. Sebab, musim lalu dia mampu mencatatkan sampai 4,8 tembakan per laga. Musim ini, catatan tembakan per laganya 'hanya' mencapai 4,4, tetapi efektivitasnya meningkat jauh karena dari delapan pekan musim ini saja Insigne sudah mampu menceploskan 6 gol.
Penjelasan paling mudah dari meningkatnya catatan gol Insigne ini adalah perubahan peran yang dia jalani. Musim ini Insigne bermain lebih ke tengah, baik sebagai gelandang serang maupun penyerang lubang. Selain itu, pelatih Napoli, Carlo Ancelotti, juga sudah menegaskan bahwa dia tidak ingin Insigne harus repot-repot bertahan. Intinya, musim 2018/19 ini Insigne sudah begitu dimudahkan dan itu membuat dirinya jadi lebih fokus dalam membobol gawang lawan.
ADVERTISEMENT
3) Ciro Immobile (Lazio)
Selebrasi Immobile usai mencetak gol ke gawang Genoa. (Foto: AFP/Tiziana Fabi)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Immobile usai mencetak gol ke gawang Genoa. (Foto: AFP/Tiziana Fabi)
Di antara penyerang-penyerang yang menghuni daftar teratas marcatori Serie A, Immobile adalah penyerang dengan tingkat akurasi sepakan paling tinggi. Sejauh ini, dia sudah melepaskan 20 tembakan dan 11 di antaranya mengenai sasaran. Catatan itu membuat persentase akurasi tembakan eks striker Sevilla ini ada di angka 65%.
Walau begitu, Immobile tetap belum seefisien Insigne maupun Piatek dalam mengonversi peluang yang ada. Sebab, untuk mencetak satu gol, Immobile masih memerlukan waktu 131 menit; bandingkan dengan Piatek (70 menit) dan Insigne (97 menit). Kendati begitu, dengan catatan 5 golnya, Immobile masih menjadi tumpuan utama Lazio, di mana dirinya berkontribusi atas 45% total gol Gli Aquilotti.
Rahasia ketajaman Immobile sebenarnya berada dalam pergerakannya yang agresif tetapi cerdas. Selain itu, kecepatan yang dipunyai alumnus akademi Juventus ini juga sangat membantu dalam melakoni duel dengan para pemain belakang lawan. Plus, status sebagai bomber utama tim membuat dirinya tak pernah kekurangan suplai bola.
ADVERTISEMENT
4) Gregoire Defrel (Sampdoria)
Defrel merayakan gol bersama Fabio Quagliarella. (Foto: AFP/Marco Bertorello)
zoom-in-whitePerbesar
Defrel merayakan gol bersama Fabio Quagliarella. (Foto: AFP/Marco Bertorello)
Setelah mencuat di Sassuolo pada musim 2016/17, Defrel mencoba peruntungan di klub besar bersama Roma pada musim 2017/18. Sayangnya, di Roma pemain asal Prancis ini gagal total, dengan hanya mampu mencetak 1 gol dalam 20 laga. Salah satu alasannya adalah karena di Roma, dia lebih banyak dimainkan di sayap. Padahal, posisi terbaik Defrel sebenarnya adalah penyerang tengah.
Di Sampdoria yang memang tidak menggunakan winger sama sekali, Defrel kembali ke tengah dengan didampingi striker kawakan Fabio Quagliarella. Hasilnya, pemain 27 tahun ini jadi demikian produktif. Total, sudah ada 5 gol yang berhasil dia sarangkan dari delapan penampilan.
Satu hal yang istimewa dari capaian Defrel musim ini adalah bahwa 5 gol tadi dia cetak hanya dari 11 tembakan yang 7 di antaranya mengarah ke gawang. Artinya, mantan pemain Cesena dan Parma ini cuma butuh 2,2 tembakan untuk memasukkan satu gol ke gawang lawan.
ADVERTISEMENT
Kemajuan yang dialami Defrel ini tak bisa dilepaskan dari gaya bermain Sampdoria yang lugas dan doyan menyerang dari tengah. Dengan demikian, Defrel sebagai striker sentral pun jadi lebih mudah mendapatkan bola matang. Hal ini terlihat jelas pada pertandingan pekan pekan kedua manakala Sampdoria menghajar Napoli dengan skor 3-0.
5) Cristiano Ronaldo (Juventus)
Kepada Cristiano Ronaldo-lah Juventus berharap. (Foto: REUTERS/Massimo Pinca)
zoom-in-whitePerbesar
Kepada Cristiano Ronaldo-lah Juventus berharap. (Foto: REUTERS/Massimo Pinca)
Sempat mengalami paceklik gol, Ronaldo akhirnya mulai menunjukkan ketajaman di mulut gawang lawan. Dua gol ke gawang Sassuolo jadi pembuka keran gol CR7 di Serie A. Setelahnya, satu gol ke gawang Frosinone dan satu gol ke gawang Udinese menyusul.
Jika Ronaldo jadi salah satu pemain terproduktif di Serie A, itu bisa dengan mudah dimaklumi. Pasalnya, pemain 33 tahun ini memang merupakan pemain yang paling kerap melepas tembakan. Sejauh ini, berdasarkan data dari BBC, Ronaldo sudah mencatatkan 47 upaya mencetak gol. Akan tetapi, jauhnya perbandingan jumlah upaya dan gol -- dia butuh 11,75 tembakan per gol -- ini juga layak jadi perhatian tersendiri.
ADVERTISEMENT
Walau demikian, buruknya rasio konversi Ronaldo ini -- 8,5 persen -- diimbangi dengan kemampuannya mengrekasi gol bagi rekan-rekannya. Empat assist yang sudah dia bukukan adalah assist terbanyak kedua di Serie A sampai sejauh ini, sama dengan Quagliarella dan hanya kalah dari Suso (6).
Catatan Ronaldo ini juga tidak bisa dipisahkan dari bagaimana pelatih Massimiliano Allegri mengutilisasi dirinya di Juventus. Di atas kertas, Ronaldo memang merupakan penyerang tengah. Akan tetapi, pada praktiknya, pergerakan eks pemain Manchester United ini lebih liar dari penyerang tengah pada umumnya. Dengan daya jelajah yang tinggi dan kemampuan teknikal mumpuni, tak mengherankan jika Ronaldo bisa menjadi sosok yang punya catatan gol dan assist sama banyaknya.