news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Musim Ini, St. Totteringham's Day Dibatalkan

28 April 2017 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Hore, tahun ini tidak ada St. Totteringham's Day! (Foto: Reuters/Matthew Childs)
Akhir musim 2016/17 semakin dekat saja. Hanya tinggal hitungan pekan. Hingga titik ini, sudah ada beberapa kepastian yang didapat beberapa klub di liga-liga top Eropa. RasenBallsport Lepzig, misalnya, sudah pasti bakal lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya sejak dibentuk pada 2009 lalu. Sementara itu, di Serie A, klub asuhan Zdenek Zeman, Pescara, sudah pasti bakal berlaga di Serie B musim depan.
ADVERTISEMENT
Di Inggris, meski Manchester City dan Liverpool sudah dipastikan mengakhiri musim tanpa gelar, pertarungan seru masih terjadi di beberapa front. Di jalur perburuan juara, misalnya, Chelsea yang punya koleksi 78 poin kini hanya memimpin empat angka atas Tottenham Hotspur di peringkat kedua.
Ini adalah untuk kedua kalinya secara berturut-turut Tottenham ikut berburu gelar juara Premier League. Musim lalu, mereka juga sempat berada dalam situasi serupa. Akan tetapi, entah apa yang sebenarnya terjadi, mereka tiba-tiba saja kolaps saat garis akhir sudah di depan mata. Alhasil, Tottenham pun musim lalu harus menjadi finis di urutan ketiga dalam sebuah balapan yang melibatkan dua kuda.
Memang semengenaskan itu nasib The Lilywhites pada akhir musim lalu. Sudah gagal dapat gelar juara, mereka pun kemudian diserobot oleh tetangga mereka, Arsenal, di detik-detik akhir. Pada pekan terakhir, secara mengejutkan Tottenham dihajar Newcastle United 1-5 di St. James' Park dan di saat yang bersamaan, Arsenal menang 4-0 atas Aston Villa. Sebagai catatan, baik Newcastle maupun Villa sama-sama terdegradasi ke Divisi Championship musim lalu.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, setelah sempat diprediksi bakal batal digelar, St. Totteringham' Day pun tetap dirayakan oleh para Gooners. Perayaan itu pun terasa makin manis mengingat keunggulan poin Arsenal saat itu hanya satu. Untuk ke-20 kalinya berturut-turut, London Utara memerah musim lalu.
Namun, musim ini ceritanya lain. Sampai detik ini, Tottenham sudah unggul 14 poin atas Arsenal dan untuk mengharapkan terjadinya kembali St. Totteringham's Day, rasanya tidak masuk akal.
Arsenal memang masih punya tabungan satu pertandingan lagi dan secara matematis mereka masih bisa finis di atas Tottenham dengan keunggulan empat angka. Syaratnya, Arsenal harus menyapu bersih enam pertandingan sementara Tottenham harus kalah di lima pertandingan terakhir.
Relakan saja, Granit. Relakan saja. (Foto: Reuters/John Sibley)
Yang kemudian menjadi masalah adalah di laga-laga sisa ini, baik Arsenal maupun Tottenham bakal menghadapi lawan-lawan berat, dan itu semua bakal diawali dengan North London Derby hari Minggu (30/4) malam nanti. Memprediksi hasil pertandingan kedua klub pun sama sulitnya dengan memprediksi nomor lotere.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Arsenal masih harus menghadapi Manchester United, Southampton, Stoke City, Sunderland, dan Everton. Sedangkan, lawan-lawan yang sudah menanti Spurs adalah West Ham United, Manchester United, Leicester City, dan Hull City.
Mustahil Arsenal bisa menyapu bersih keenam laga tersebut dan agak mustahil juga untuk mengharapkan Tottenham kalah di semua laga itu. Lagipula, keunggulan poin Dele Alli dkk. sudah terlampau jauh. Jika pada North London Derby nanti mereka menang, St. Totteringham's Day bakal dipastikan batal tahun ini karena dengan begitu, mereka bakal punya keunggulan 17 poin, sementara poin maksimal Arsenal berikutnya adalah 15.
Jika pada akhirnya nanti Tottenham mampu mengakhiri musim di atas Arsenal, maka hal ini bakal menjadi keberhasilan pertama mereka sejak musim 1994/95 lalu. Ketika itu, Tottenham finis di urutan ketujuh, sementara Arsenal di peringkat ke-12 klasemen akhir.
ADVERTISEMENT
Saat itu, situasinya memang benar-benar berbeda. Peserta Premier League saja, misalnya, masih 22 klub. Kemudian, ketika itu hanya ada satu klub yang berhak lolos ke Liga Champions karena saat itu, kompetisi megah itu, sesuai namanya, hanya boleh diikuti para jawara saja. Lalu, pada musim tersebut juga masih ada Piala Winners dan dari 22 klub tersebut, ada empat klub yang harus terkena degradasi, alih-alih tiga seperti sekarang.
Singkat cerita, ada dua generasi yang memisahkan keberhasilan Tottenham saat itu dengan potensi keberhasilan musim ini. Sebagai gambaran, musim itu Tottenham masih diperkuat Juergen Klinsmann. Padahal, salah satu pemain termuda yang dilatih Klinsmann di Piala Dunia 2006, Lukas Podolski, saat ini sudah pensiun dari Tim Nasional Jerman.
ADVERTISEMENT
Nah, meski Arsenal kemudian selalu mampu mengakhiri musim di atas Tottenham sejak 1995/96, St. Totteringham's Day sendiri, menurut laporan Mirror, baru mulai dirayakan pada musim 2001/02 lalu. Itu pun hanya berawal dari sebuah ajakan di dunia maya dan kita tahu sendiri bahwa pada tahun-tahun itu, internet belum semaju sekarang.
Arseweb, pencetus St. Totteringham's Day. (Foto: Arseweb)
Adalah situsweb suporter, Arseweb, yang bertanggung jawab atas keberadaan perayaan ini. Setelah berlangsung selama delapan tahun, St. Totteringham's Day baru benar-benar dikenal khalayak luas usai diperkenalkan secara masif oleh media arus utama mulai tahun 2010. Sejak saat itu, barulah perayaan ini menjadi "sesuatu yang penting". Dari dunia maya, ia pun dibesarkan oleh dunia maya.
Sekarang, pertanyaan besarnya bukan apakah Tottenham bakal benar-benar mampu mencegah St. Totteringham's Day terulang musim ini, karena akui saja, mereka bakal mampu. Akan tetapi, apa yang harus dilakukan oleh kubu Arsenal agar setidaknya para fans mereka bisa memiliki satu perayaan rutin seperti sebelumnya.
ADVERTISEMENT