news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemenang FIFA Awards 2016: Didominasi Eropa dan Amerika

10 Januari 2017 4:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ranieri, Neid, Lloyd, dan Ronaldo. (Foto: Philipp Schmidli/Stringer)
Hingar bingar perlahan mulai surut dari kota Zurich, Swiss, seiring dengan berakhirnya rangkaian Penghargaan Sepak Bola FIFA 2016, Senin (9/1/2017) malam WIB. Dalam malam penghargaan ini, ada tujuh penghargaan yang diperebutkan, mulai dari pesepak bola terbaik hingga penghargaan untuk para suporter.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah mereka-mereka yang pulang dengan membawa trofi penghargaan:
Penghargaan Fair Play: Atletico Nacional
Atletico Nacional diganjar penghargaan ini setelah mereka merelakan gelar Copa Sudamericana untuk calon lawan mereka yang terkena musibah, Chapecoense. Kedua tim tersebut dijadwalkan untuk melakoni dua leg babak final Copa Sudamericana pada 30 November 2016 di Bogota, Kolombia, dan 7 Desember 2016 di Curitiba, Brasil. Namun, kecelakaan pesawat kemudian menimpa Chapecoense dalam perjalanan mereka menuju Bogota. 19 pemain Chapecoense tewas pada musibah tersebut. Pertandingan final pun kemudian dibatalkan dan Atletico Nacional yang sebelumnya sudah menjadi juara Copa Libertadores merelakan gelar juara ke tangan Chapecoense.
Penghargaan untuk Aksi Suporter Terbaik: Fans Borussia Dortmund dan Liverpool
ADVERTISEMENT
Penghargaan ini diberikan untuk suporter kedua tim yang secara bersama-sama menyanyikan lagu You'll Never Walk Alone untuk mengenang korban Tragedi Hillsborough tahun 1989. Dalam laga leg kedua semifinal Liga Europa musim 2015/16 tanggal 14 April 2016 waktu setempat, suporter Liverpool dan Borussia Dortmund menyingkirkan batas-batas rivalitas untuk bersama-sama menghormati 96 nyawa yang melayang di Hillsborough. Aksi itu mereka lakukan untuk memperingati 27 tahun terjadinya tragedi tersebut 15 April 2016.
Penghargaan untuk Karier yang Luar Biasa: Falcao
Falcao yang ini bukanlah Falcao yang menjadi bagian dari skuat Tele Santana di Piala Dunia 1982. Bukan pula Radamel Falcao, penyerang Kolombia itu. Falcao yang ini adalah Falcao sang legenda futsal.
ADVERTISEMENT
Di usianya yang kini hampir menginjak kepala empat, Falcao masih aktif bermain meski sudah pensiun dari tim nasional (timnas) bulan September 2016 lalu. Selama 18 tahun memperkuat Timnas Brasil, penyerang bertinggi 177 cm itu bermain sebanyak 201 kali dan mencetak 339 gol. Total sudah 60 gelar juara pernah dirasakan Falcao selama berkarier di lapangan futsal, termasuk 2 gelar juara dunia (2008 & 2012). Selain itu, dia juga pernah dinobatkan sebagai Pemain Futsal Terbaik FIFA sebanyak 4 kali (2004, 2006, 2011, & 2012).
Best XI FIFPro
Asosiasi Pesepak Bola Profesional Internasional (FIFPro) juga kebagian hajatan pada event ini. Dari seluruh pesepak bola profesional yang ada di seluruh dunia, 11 yang terbaik adalah: Manuel Neuer (Jerman); Dani Alves (Brasil), Sergio Ramos (Spanyol), Gerard Pique (Spanyol), Marcelo (Brasil); Andres Iniesta (Spanyol), Luka Modric (Kroasia), Toni Kroos (Jerman); Cristiano Ronaldo (Portugal), Lionel Messi (Argentina), dan Luis Suarez (Uruguay).
ADVERTISEMENT
Gol Terbaik (Puskas Award): Mohd Faiz Subri
Ucapan selammat harus kita ucapkan kepada negara tetangga, Malaysia, atas keberhasilan mereka mendapat peghargaan sepak bola di tingkat dunia. Adalah Mohd Faiz Subri, pemain yang berjasa atas capaian itu. Penghargaan tersebut diraih Subri lewat gol tendangan bebas spektakulernya ke gawang Pahang. Uniknya, meski berhasil mendapatkan penghargaan berkelas dunia, gelandang serang Penang itu justru belum pernah sekali pun memperkuat Timnas Malaysia.
Pelatih Wanita Terbaik: Silvia Neid
Silvia Neid berhasil mengalahkan Pia Sundaghe dari Swedia dan Jill Ellis dari Amerika Serikat dalam kategori Pelatih Wanita Terbaik 2016. Mantan pelatih Timnas Wanita Jerman itu diganjar penghargaan ini setelah mampu membawa Dzsenifer Marozsán dkk. meraih medali emas Olimpiade Rio 2016.
ADVERTISEMENT
Pelatih Pria Terbaik: Claudio Ranieri
Dilly ding, dilly dong!
Keberhasilan Claudio Ranieri mempersembahkan salah satu dongeng sepak boa terhebat sepanjang masa membuatnya layak untuk diberi penghargaan sebagai pelatih pria terbaik. Bayangkan saja, Leicester City yang pada musim 2014/15 berkutat di jurang degradasi berhasil dibawanya menjadi juara Premier League pada musim berikutnya. Tidak ada kata lain selain "spesial" untuk Tuan Ranieri.
Pesepak Bola Wanita Terbaik: Carli Lloyd
Untuk kedua kalinya secara berturut-turut, Carli Lloyd dinobatkan menjadi pesepak bola wanita terbaik dunia. Meski tidak ada satu gelar pun untuk Timnas Wanita Amerika Serikat pada tahun 2016 lalu, publik sepak bola masih menganggap bahwa Lloyd masih yang terbaik di kancah persepakbolaan wanita. Dalam penghargaan kali ini, Lloyd berhasil mengungguli Marta (Brasil) dan Melanie Behringer (Jerman).
ADVERTISEMENT
Pesepak Bola Pria Terbaik: Cristiano Ronaldo
Gelar Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub untuk Real Madrid serta trofi Piala Eropa untuk Portugal membuat gelar pesepak bola pria terbaik kembali jatuh ke tangan Cristiano Ronaldo. Gelar ini merupakan gelar pesepak bola pria terbaik keempat untuk pria kelahiran Madeira ini, setelah sebelumnya dia pernah mendapatkannya pada tahun 2008, 2013, dan 2014.