REPRESIFITAS: DIAMKAN ATAU LAWAN??

Yohanes Bosco Mawar
Orang biasa dengan mimpi yang luar biasa. Contact me: 0823 3931 0620 (Telf/WA), FB: Yohanes Bosco Mawar, IG: @boscomawar, Twiter: @BoscoMawara31
Konten dari Pengguna
5 Juni 2017 2:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yohanes Bosco Mawar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh
Akhir-akhir ini, fenomena represifitas terhadap mahasiswa, makin menjadi-jadi.
ADVERTISEMENT
Di pusat, aksi Aliansi- BEM SI mendapat represifitas. Ratusan aparat dikerahkan untuk menghalangi massa aksi untuk bertemu presiden. Padahal jelas tujuan dan tuntutan mereka. Mereka membawa akumulasi keresahan yang terangkum dalam Tujuh Gugatan Rakyat (Tugu Rakyat). Dan kajian mereka jelas, 218 halaman jumlahnya.
Terakhir aksi rekan-rekan KAMMI, mendapat perlakuan yang brutal dari aparat kepolisian. Padahal aksi mereka amat damai. Namun, sayang, beberapa rekan-rekan massa aksi bermandikan darah. Miris!!!
Fenomena represifitas terhadap mahasiswa, bukan hanya terjadi di pusat, di beberapa wilayah, bahkan di lingkup terkecil, yakni di kampus pun terjadi demikian.
Di Kota Pelajar, aksi rekan-rekan mahasiswa Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta yang memprotes pemilihan rektor karena dinilai tidak jujur dan manipulatif berujung pada ancaman DO oleh pihak kampus.
ADVERTISEMENT
Dan ironinya, rektor UP 45 Yogyakarta, mengeluarkan surat edaran, dimana 1 poinnya melarang mahasiswa UP 45 untuk rapat, aksi, mengikuti organisasi nonkurikuler, dll. Mirisnya lagi, beliau meminta agar 25 mahasiswa yang menjadi penggerak aski untuk menandatangani surat edaran tersebut, maksimal sampai hari Senin (5 Juni 2017). Jika tidak, maka mereka, termasuk rekan kita M. Junaedy (Presiden Mahasiswa UP'45), secara otomatis di-DO dari kampus. Ini sangat memprihatinkan!!!
Oleh karena itu, sebagai sesama mahasiswa, mari bersatu, lawan berbagai bentuk represifitas ini, di sekitar kita! Sebab, jika tidak, mungkin saja kampus yang lain, termasuk kampus kita masing-masing, akan beramai-ramai memakai metode represifitas serupa untuk membungkam kita.
ADVERTISEMENT
Perjuangan mahasiswi, hendaknya tak mengenal perbedaan, baik itu almamater, ideologi, warna kulit, maupun agama, jika benar itu demi kemaslahatan bersama. Maka, mari buat keputusan untuk tidak diam, LAWAN!!!
"Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan", Soe Hok Gie.
Hidup Mahasiswa....
Hidup Rakyat....
#Mahasiswa
#TolakRepresifitas