Akhirnya, Mudik untuk Pertama Kalinya Sepanjang Hidup

Konten dari Pengguna
22 April 2019 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yohanna Deony tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lahir dan besar di Jakarta, dengan seluruh keluarga besar tinggal di Jakarta, membuat saya tidak pernah punya pengalaman berlebaran di luar Jakarta. Mudik, mereka menyebutnya. Saya tidak pernah mengenal apa itu mudik. Lebaran, bagi saya sejak dulu, ya merayakannya di ibukota (lebih tepatnya, di pinggiran ibukota, hehe!), dan menikmati jalanan Jakarta yang benar-benar lowong selama beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Paling banter, pergi ke Ancol. Itupun bisa dihitung jari. Ancol di hari libur Lebaran sama saja seperti Ancol di libur-libur lainnya. Sangat ramai. Mungkin karena memang cuma ini andalan utama wisata Jakarta.
Tapi semuanya berubah setelah saya menikah. Suami saya memang pendatang di Jakarta. Tak tanggung-tanggung, ia punya dua tempat yang bisa ia sebut “kampung”-nya: Bandar Lampung dan Sleman. Sepanjang hidupnya, ia telah mencicipi Lebaran di dua kota tersebut. Bahkan pernah juga di Bandung karena ibunya dari sana. Saya dan suami seperti punya dua latar belakang yang berbeda.
Lebaran 2018 lalu pun jadi punya arti penting buat saya. Lebaran inilah kali pertama saya Sholat Ied di luar Jakarta. Pada Lebaran pertama kami sebagai suami dan istri ini, suami memang mengajak saya mudik ke Lampung, memanfaatkan promo tiket pesawat murah dari tiket.com.
ADVERTISEMENT
Kami memang langsung kembali ke Jakarta di hari kedua Lebaran (kami seminggu di Lampung, tapi lima harinya adalah di hari-hari terakhir Ramadan). Mungkin, pengalaman Lebaran-nya pun jadi kurang lengkap. Tapi setidaknya, melakukan Sholat Ied di tempat yang berbeda, makan ketupat dari racikan ibu mertua, plus bertemu dengan tetangga-tetangga di sana, memberikan saya pengalaman yang benar-benar baru.
Sebetulnya, ada lagi pengalaman yang ingin saya coba: naik bus dan kapal laut menyeberang Selat Sunda. Pasalnya, suamiku sering bercerita tentang ramainya Merak dan Bakauheni ketika periode mudik tiba. Dulu, ia memang hampir selalu mudik dengan kendaraan pribadi atau bus, yang membuatnya harus menyeberangi laut dengan kapal dari Merak menuju Bakauheni. Dulu, itulah cara termurah untuk bisa mudik ke Lampung. Maklum, dulu tiket pesawat belum semurah sekarang, dan juga tidak begitu mudah didapatkan sebelum kehadiran https://www.tiket.com/.
ADVERTISEMENT
Aku ingin merasakan pengalaman itu, tapi suamiku menolaknya. Alasannya, mudik dengan bus dan kapal laut bukanlah pilihan terbaik karena begitu ramainya pelabuhan dan kapal di periode Lebaran. Lebih baik naik pesawat saja, katanya. Tahun inipun, kami sudah mendapatkan tiket pesawat untuk pulang ke Lampung menjelang Lebaran 2019 nanti. Dengan harga yang cukup murah, dan tentu saja berkat #tiketwonderfulIndonesia. Saya curiga, dengan berbagai kemudahan dan murahnya harga tiket pesawat sekarang ini, suami tidak akan pernah lagi mudik dengan kapal laut!