Kolaborasi Buku Anak Dengan Ernest Prakasa

Yoris Sebastian
Pemikir Kreatif, Penulis Buku dan Pembicara Publik. Founder OMG Consulting & Co-founder Inspigo Podcast Indonesia.
Konten dari Pengguna
21 November 2020 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yoris Sebastian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mampu bekerja dalam tim, tentu sudah menjadi syarat tersendiri saat kita ingin melamar pekerjaan. Tapi apa kalian tahu, ada yang lebih penting lagi dibanding bekerja dalam tim, yaitu kemampuan berkolaborasi.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi menurut Oxford Dictionary adalah the action of working with someone to produce or create something. Jadi selain bekerja sama dengan orang lain, kita juga harus menciptakan sesuatu.
Beberapa waktu lalu, saya dan sahabat saya, Ernest Prakasa berkolaborasi membuat FYA Book, sebuah buku untuk anak-anak. Spesialnya FYA Book ini karena tokoh utama di ceritanya, namanya bisa dipesan custom dengan nama anak sendiri. Jadi membacakan cerita sebelum tidur untuk anak, bisa sambil memanggil namanya langsung. Demikian juga dengan nama panggilan Ayah maupun Ibu bisa diubah seperti panggilan sehari-hari.
Dalam berkolaborasi membuat FYA Book, semua tulisan adalah hak dan tanggung jawab Ernest sebagai penulis, sehingga setiap ada ide revisi dari semua tim yang terlibat harus diusulkan lewat saya ke Ernest.
ADVERTISEMENT
Di proyek kolaborasi ini saya sebagai produser, sehingga walau saya juga penulis namun saya harus berikan kepercayaan penuh kepada Ernest. Setiap ide yang muncul sifatnya usulan, bukan perintah.
Sama seperti kalau kalian mau berkolaborasi dengan orang lain, dalam bidang apa pun, harus jelas tanggung jawab masing-masing dari setiap orang, dan percayakan tanggung jawab itu kepada kolaborator. Namun tentunya tidak dilepas karena bisa berbahaya untuk karya kolaborasi yang sedang digarap.
Disinilah seninya berkolaborasi. Terlalu banyak masukan atau bahkan perintah berbahaya namun terlalu dilepas juga tidak akan bagus. Saya jadi ingat di sebuah proyek kolaborasi dimana pihak pemberi kerja terlalu banyak kasih perintah, sehingga saya ibaratkan proyeknya jadi gado-gado tidak enak. Untungnya pemilik mendengarkan saya, kemudian hanya memberi 2 hal yang wajib dilakukan selebihnya dibebaskan pada ahlinya yang sudah dibayar mahal untuk proyek tersebut. Hasilnya jadi gado-gado enak lagi.
ADVERTISEMENT
Lalu apakah harus kolaborasi selalu dengan mereka yang terkenal? Tidak juga. Di buku berjudul, “Kenapa Sih Papa Kerja Terus” untuk ilustrasi saya bekerjasama dengan Gabriela Limatan yang merupakan talenta berbakat dan belum punya banyak followers di Instagram.
Yang tersulit adalah bagaimana saya bisa merangkai berbagai keahlian dari kolaborator yang ikut serta. Ernest dan Gaby hanya 2 contoh kontras yang saya tampilkan. Di FYA Book ada banyak kolaborator lainnya, yang masing-masing punya keahlian dan tanggung jawab tertulis yang mereka sandang. Belum lagi buku ini hanya dijual secara online di www.fyagift.com sehingga bertambah lagi kolaboratornya.
Satu hal penting adalah buat kesepakatan tertulis. Belajar dari pengalaman saya sendiri dan juga banyak orang, seringkali kolaborasi berantakan lantaran banyaknya asumsi soal tanggung jawab dari masing-masing orang yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi tidak mudah, namun saya suka sekali karena hasilnya bisa jauh lebih besar dibandingkan kalau kita kerjakan sendiri. Colek saya di Instagram @yorissebastian kalau kalian ada kisah kolaborasi ya.