Tidak ada lagi meeting mingguan

Yoris Sebastian
Pemikir Kreatif, Penulis Buku dan Pembicara Publik. Founder OMG Consulting & Co-founder Inspigo Podcast Indonesia.
Konten dari Pengguna
7 Agustus 2020 8:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yoris Sebastian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kantor saya bekerja dari rumah, sejak bulan Maret 2020. Selalu meeting menggunakan zoom dan membuat saya terpikir untuk menjalankan rencana yang sebenarnya sudah ada, bahkan sebelum pandemi.
ADVERTISEMENT
Saya menghilangkan meeting mingguan. Sebagai gantinya saya cukup meminta DWL alias Daily Work List dari setiap karyawan. Daftar pekerjaan mereka setiap hari. Boleh foto dari tulisan tangan dan boleh dari hasil ketik di gawai mereka. Saya bisa memberi masukan secara langsung dan cepat, bukan menunggu seminggu sekali. Untuk karyawan, bisa untuk evaluasi sendiri apakah mereka sudah produktif selama bekerja di rumah saja.
Setiap minggu daftar pekerjaan harian dijadikan daftar tertulis yang kemudian dibagikan ke semua karyawan, dimana tanpa bertemu semua karyawan bisa saling bantu dengan memberikan masukan di dokumen tersebut. Jauh lebih efektif dan efisien.
Yang terpenting kan produktif, bukan berapa jam karyawan bekerja dari rumah. Harus diingat bahwa bekerja dari rumah artinya 24 jam Bersama keluarga. Artinya waktu kerja dan waktu bersama keluarga menyatu, tidak bisa dipisahkan. Sangat tidak enak rasanya kalau sudah bersama di rumah namun kita tetap tidak ada waktu untuk keluarga.
ADVERTISEMENT
Lalu apakah jadwal meeting mingguan saya hilangkan? Tidak juga. Kita perlu bersosialisasi. Jadi setidaknya seminggu sekali kita sema ketemuan. Bisa makan siang bareng (tetap di rumah masing-masing), bisa juga minum teh bareng atau meeting membahas proyek yang butuh masukan dari hampir semua perserta meeting.
Ayo kita hilangkan gaya lama meeting mingguan. Meeting yang menghabiskan waktu hanya untuk bergantian membahas update mingguan yang sebenarnya hanya membaca minutes of meeting. Memangnya karyawan tidak bisa membaca? Belum lagi sering masukan hanya untuk 1 Karyawan namun semua jaryawan harus turut mendengarkan.