Ketika Sepupu Kabur Ke Malang

Konten dari Pengguna
13 Juli 2018 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yosh Chasez tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Dek-dek, aku mau cari tiket kereta. Enaknya pakai apa ya?” tanya sepupu saat saya main ke rumah Bude. Sepupu saya yang sudah berhari-hari pulang ke rumah Bude hari itu bikin saya sedikit kaget. Katanya harus balik sehari lagi, tapi baru mikirin masalah tiket pulang.
ADVERTISEMENT
“Sudah habis lah Mas! Kalau mepet gini bisanya bus!”
“Bus mahal. Aku mau ngirit. Coba dulu deh Dik, cekin. Enaknya beli pakai apa kalau online? Tolong kamu beliin kalau masih ada. Ntar kuganti cash,” pintanya
Karena terbiasa menggunakan aplikasi tiket.com saya pun mengusulkan untuk mencoba saja aplikasi tersebut. saya mencoba mengecek tiket kereta api dan pesan hotel online melalui aplikasi tiket.com pada tanggal yang diharapkan oleh sepupu saya.
Tapi ternyata sesuai dengan perkiraan saya sebelumnya, tiket kereta sudah habis terjual, tidak tersisa satu pun.
"Ya udah, dek kalau sudah habis, " ujarnya santai.
"Lah. Bukannya kamu harus cepet-cepet balik?"
"Iya sih, tapi daripada mahal buat ongkos balik, mending gua pakai buat main ke Malang aja,"celotehnya. Singkat cerita, sebelumnya, si sepupu sudah mengecek lebih dahulu tarif bus Wonogiri-Jakarta ke PO deket rumah bude. Saat di sana ia mendapati bahwa ternyata tarif bus mengalami kenaikan harga 150%. Makanya sepupu saya ogah kalau harus naik bus VIP/executive dengan harga yang lebih mahal daripada kereta ekonomi yang buatnya lebih nyaman.
ADVERTISEMENT
"Jadi kamu mundur waktu pulangnya? Terus ini mau main ke Malang dulu gitu? "
"Iya"
"Tapi bukannya duit kamu ntar bakal keluar lebih banyak lagi? " saya garuk-garuk kepala tak habis pikir dengan sepupu saya. Bilangnya mau ngirit, ini malah mau ke Malang dulu. Hadeuhh.
Saya sepakat sih, daripada bayar kelebihan buat bus, karena harganya yang tak seperti biasa, mendingan dipakai buat yang lain. Tapi kalau niatnya ngirit, terus memutuskan buat ke Malang, itu bukannya mau ngirit, tapi ngorot! Ongkos kereta Solo - Malang harganya lumayan. Belum baliknya nanti. Belum pula di Malang butuh ongkos makan, ongkos ke sana-kemari, ongkos masuk ke tempat wisata, ongkos ini-itu. Duhh saya kok malah ikut pusing mikirnya.
ADVERTISEMENT
"Terserahlah. Aku bingung sama pemikiranmu Mas," ujar saya akhirnya.
"Haha, santai-santai. Kamu cekin dulu aja, kalau misal aku ke Malang besuknya, terus balik ngreta dari Malang ke Jogja 2 hari lagi, terus habis itu baru balik dari Jogja ke Jakarta sehari setelahanya, tiketnya masing-masing ada nggak itu? "
Saya makin garuk-garuk. Fiuhh, nih orang gimana sih?
Hemm, baiklah. Sepertinya saya ngerti sekarang kenapa dia sebenernya nggak pesen tiket kereta jauh-jauh hari. Pasti pada dasarnya dia sudah merencanakan baliknya ke Wonogiri bakalan 'nggedabyah' seperti ini. Kalau begini kan sepupu saya bisa kasih alasan ke Ibunya yang ada di Jakarta kalau dia kehabisan tiket, makanya pulangnya molor, padahal sejatinya dia emang punya niat buat mampir dulu ke Malang bahkan Jogja.
ADVERTISEMENT
Yeahh sudahlah, terserah. Dia kan wiraswasta berduit. Jadi ya santai saja kelihatannya. Bebas tentuin waktu, bebas mau main kemana, karena duit biar dia bilang mau ngirit tapi sebenernya nggak usah ngirit masih ada banyak kok di simpenan. Sepupu saya itu, andaikan bukan karena Ibunya yang over protect mungkin sudah nggak pernah pulang. Melancong kemanapun dia mau.
"Ada semua. Gimana, jadi dipesenin? " tanya saya usai utak-utik HP membuka lagi aplikasi tiket.com
Sekarang ini kerasa bener segalanya jadi mudah. Nggak perlu dateng ke stasiun cuma buat cek tiket kereta. Belum lagi aplikasi tiket.com ini kerap memberikan banyak diskonan untuk para pengguna aplikasinya.
"Jadi dong! Tapi besuk aja nggak papa. Kamu pulang dulu aja," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hari memang sudah malam kala itu. Lagipula sudah sejak siang saya main ke rumah Bude. Jadi saya memang harus segera pulang.
***
" Masmu harusnya sudah sampai Jakarta, tapi belum juga sampai! Kemana coba? Ini pasti mampir-mampir dulu!" bude saya bersuara sedikit murka plus khawatir usai mendapat telefon dari bude saya yang merupakan ibu dari sepupu saya di Jakarta sana.
Hemm, sudah saya duga. Saya menjadi satu-satunya orang yang tau di awal, kemana perginya sepupu saya itu.
"Ohh" saya bereaksi datar.
“Bocah ora nggenah!”
"Biarin lho bude. wong ya cowok udah gedhe lho, "
"Hyo tapi aku yang jadi nggak enak sama budemu!"
Saya hanya tersenyum. Lantas buru-buru pamit. Daripada saya jadi target emosi karna ujungnya nanti saya nggak bisa bohong kalau ditanya. Jadi ya sudah, sebelum ditanya lebih lanjut perihal keberangkatan sepupu saya ke Malang, saya buru-buru pamit pulang.
ADVERTISEMENT
Dua hari berikutnya saya balik lagi ke rumah Bude. Topiknya pun masih membahas tentang sepupu saya.
“Kamu tau, Masmu itu ternyata main Ke Malang! Bocah Ora nggenah!” ujar bude masih emosi. Tapi setidaknya sudah tidak khawatir. Saya tadi padahal berniat mau jujur kalau budhe masih terus khawatir.
“Oohh, jadi tho Bude? Iya sih kemarin sempet bahas Malang gitu,” ujar saya sok bodoh.
Maap bude. Saya sudah tau sejak awal si Mas mau main ke Malang. Hla wong saya ikutan yang mengatur jadwal dan keberangakatan tiketnya lewat tiket kereta api hlo! Hihi. Sudahlah, toh yang penting sepupu saya selamat sampai di Malang dan balik lagi ke Jakarta. Meskipun di ujung kabar saya kembali ngekek mumet dengan berita yang kemudian saya dengar lagi dari si bude.
"Kamu tau, ngapain masmu itu main ke Malang?"
ADVERTISEMENT
"kenapa?" kali ini saya beneran nggak tau.
"ketemu cewek . Ceweknya kenal di facebook. Habis ketemu, terus langsung pulang!"
"Haa? " saya melongo. Sebelum berangkat sepupu saya berkata kalau dia mau main ke Bromo ke tempat temannya. Dia nggak bilang sih kalau temannya itu perempuan.
"Kok sebentar? Nggak mampir kemana gitu? Nggak mampir ke Bromo?"
"Nggak, langsung pulang katanya. Kecewa. Nggak cocok sama perempuannya. Beda sama di facebook," pakde saya ikutan bercerita.
Saya kaget, pengen ngekek, tapi saya tahan, takut kualat. Haha. Duhh pasti ceritanya dia ngarep falling in love dari facebook seperti kejadian sebelumnya yang sudah pernah juga begini. Hihi. Hemm, tampaknya saya harus menanyakan sendiri kabar selengkapnya. Tapi harus bersabar, nunggu HP sepupu saya yang katanya rusak biar diperbaiki. Karena kalau saya langsung telfun bude buat ngomong sama dia, saya pasti dicurhati bude dulu dari A sampai Z.
ADVERTISEMENT