Timnas Darurat Penyerang? Mari Mengingat 4 Raja Gol di Masa Lalu

Youn'd  Dangerous
muda itu iya, berbahaya itu pilihan
Konten dari Pengguna
8 Mei 2018 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Youn'd Dangerous tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Timnas Darurat Penyerang? Mari Mengingat 4 Raja Gol di Masa Lalu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
(Foto : Youtube )
Indonesia darurat penyerang. Begitulah pesan yang tertangkap dari serangkaian uji coba dan turnamen pemanasan dari semua level umur. Masalah yang harus diselesaikan manajemen timnas menjelang dimulainya penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang dan turnamen terbesar sepak bola Asia Tenggara Piala AFF.
ADVERTISEMENT
Beberapa nama pun muncul, namun sebagian besar adalah pemain naturalisasi. Ada apa dengan penyerang lokal?
Berbicara tentang Piala AFF, yang dulu bernama Piala Tiger, Indonesia adalah penyumbang topskor terbanyak di ajang tersebut meskipun tidak pernah menjuarainya.
Berikut, daftar penyerang Indonesia yang pernah menjadi Raja Gol Asia Tenggara :
1. Gendut Doni pada tahun 2000: 5 gol
 Timnas Darurat Penyerang? Mari Mengingat 4 Raja Gol di Masa Lalu (1)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerang asal Persijatim Jakarta Timur itu tampil baik di turnamen ini, dua golnya saat melawan Vietnam mengantarkan Indonesia ke partai final. Namun sayang, di pertandingan terakhir, Indonesia kalah, dan gelar topskor harus dibagi bersama antara Gendut Doni dan Woorawut Srimaka yang pada partai fina mencetak hattrick.
Kecintaannya pada olahraga ini membuatnya merasa memiliki kewajiban untuk memberikan sedikit sumbangan bagi perkembangan sepak bola Indonesia. Di sela-sela kesibukannya sebagai PNS di Tangerang Selatan, dia masih menyempatkan diri untuk membagi pengalaman dengan pemain muda yang belajar di SSB yang didirikannya pada 2010 lalu di Salatiga.
ADVERTISEMENT
2. Bambang Pamungkas pada tahun 2002: 8 gol
 Timnas Darurat Penyerang? Mari Mengingat 4 Raja Gol di Masa Lalu (2)
zoom-in-whitePerbesar
Seperti Gendut Doni, Bambang Pamungkas (BP) juga tidak mencetak gol pada partai pembuka. Namun dia membalasnya dengan mencetak hattrick pada pertandingan kedua. BP yang saat itu baru berusia 21 tahun melaju kokoh sebagai pencetak gol tersubur turnamen setelah pada partai penentuan group menyumbang empat gol untuk membantu Garuda mengalahkan Filipina 13-1
Kali itu adalah salah satu momen terdekat Indonesia untuk menjadi juara. Yang menarik adalah, setiap kali BP mencetak gol di turnamen ini, Indonesia pasti menang. Dan itulah yang tidak terjadi di partai final, BP tak mencetak gol dan Indonesia kalah adu pinalti dari tim Gajah Putih Thailand setelah bermain imbang 2-2.
ADVERTISEMENT
Setelah menyatakan pensiun pada 2013 dengan predikat pencetak gol terbanyak Timnas Indonesia dengan 36 gol dari 77 pertandingan, kini BP hanya mau fokus pada Persija, yang masih mencoba untuk menjadi juara liga Indonesia.
3. Ilham Jaya Kesuma 2004: 7 gol
 Timnas Darurat Penyerang? Mari Mengingat 4 Raja Gol di Masa Lalu (3)
zoom-in-whitePerbesar
Ilham yang kala itu tampil gemilang bersama Persita Tangerang, dipanggil Timnas untuk mengisi pos penyerang utama bersama Boaz yang baru berusia 18 tahun, dan ditambah pemain senior Kurniawan Dwi Julianto.
Kombinasi mereka bertiga adalah yang terbaik di turnamen dengan total 16 gol, hanya dari mereka saja. Walaupun gagal mengantarkan juara, namun penampilan IJK –sapaan akrabnya- pada ajang tersebut sangat menghibur.
Seperti halnya Gendut Doni, Ilham juga menjadi PNS, di Kabupaten Tangerang. Dia memiliki keinginan untuk melatih klub profesional, dan itu sudah dimulai dengan mendapatkan lisensi C kepelatihan AFC. Namun sembari menyelesaikan tugasnya dengan Pemkab Tangerang, dia melatih generasi muda untuk bermain sepak bola.
ADVERTISEMENT
4. Budi Sudarsono pada 2008: 4 gol
 Timnas Darurat Penyerang? Mari Mengingat 4 Raja Gol di Masa Lalu (4)
zoom-in-whitePerbesar
Meski hanya berkiprah sampai semifinal, si Ular Piton, julukan Budi Sudarsono, mampu menjaringkan 4 gol sepanjang turnamen. Salah satunya lewat hattrick saat melibas Kamboja 4 gol tak berbalas. Gelar topskor dibagi bersama dengan Teerasil Dangda (Thailand) dan Agu Casmir (Singapura).
Regulasi memaksanya untuk pensiun tahun kemarin. Saat ini dia bertugas untuk mengangkat kembali Persik Kediri ke kancah terhormat Liga Indonesia. Kali ini dia berperan sebagai asisten pelatih, pengalamannya sebagai salah satu bintang yang mengantarkan Persik juara sangat dibutuhkan.
Mereka berempat adalah pemain utama dan sosok kunci keberhasilan klub masing-masing, hal yang belum bisa diberikan oleh striker-striker Indonesia saat ini. Terlepas dari maraknya penyerang impor, faktor pembinaan yang tidak berkelanjutan juga menjadi sorotan.
ADVERTISEMENT
Semoga keempat tukang gedor lokal di atas bisa menginspirasi anak-anak muda sekarang untuk berprestasi lebih. Masih ada cukup waktu sampai gelaran piala AFF 2018 November mendatang. (Anis Merah)