Ahok Sebut Dua Lawan di Debat Pilgub Sengaja Bangun Opini yang Salah

13 Januari 2017 23:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiga pasangan cagub-cawagub DKI berfoto selfie (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Pasangan calon nomor urut dua menanggapi debat Pilgub yang baru pertama digelar ini. Cagub Basuki Tjahaja Purnama berharap kualitas debat selanjutnya akan lebih bermutu. Menurut dia, dua pasang calon lain tidak melakukan koreksi atas kebijakan yang telah diambil saat memimpin DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Justru, Agus-Sylvi dan Anies-Sandi terkesan membangun opini yang salah. Misalnya, saat berbicara soal Transjakarta.
"Bilang Transjakarta gak ada yang mau naik. Dia gak tahu kita naik 32 persen satu tahun," kata Ahok di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1/). "Jadi 2015 sampai 2016, Transjakarta dari ngangkutnya 8 jutaan, sekarang sudah 11,58 juta," lanjut dia.
Ahok juga menambahkan, saat ini Transjakarta sudah menambah rute baru sebanyak 55 rute.
Mantan bupati Belitung Timur ini juga menyoroti soal angka kemiskinan yang dibahas oleh dua pasangan calon yang menjadi lawannya. "Terus seolah-olah kita tak suka orang miskin, hanya pro orang kaya sehingga perbedaan gini rasio tinggi. Itu kan opini yang salah," ucap Ahok.
Ahok juga heran soal pernyataan calon lain yang akan membantu orang miskin dengan dana Rp 400 ribu sebulan. "Gimana mau nentuin orang miskin untuk bantuan tunai?" tanya Ahok.
ADVERTISEMENT
Pasangan Ahok-Jarot dan Ira Koesno (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Sementara itu menurut Calon Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat, Indeks Pembangunan Manusia di Jakarta saat ini paling tinggi. Djarot menyebut ada 3 indikator utama dari IPM yang tinggi.
"Pertama tingkat harapan hidup, semakin panjang harapan hidup maka dia semakin sejahtera karena tidak gampang sakit," imbuh Djarot.
Kedua, lanjut Djarot, tingkat pendidikan kemudian kehidupan yang layak. Semakin layak kehidupan seorang manusia di sebuah wilayah, maka IPM nya naik. Djarot menegaskan data IPM yang dibawa dalam debat adalah data asli yang berasal dari BPS DKI Jakarta. Sehingga, paparan calon nomor dua ini sudah tepat.
"Ingat, IPM sebagai dampak kegiatan pembangunan di suatu wilayah karena ini data bukan dari kami, dari BPS (Badan Pusat Statistik)," tutur Djarot.
ADVERTISEMENT